PROFIL – Entah itu dalam seri Evangelion, Gunbuster, atau project Shin, nama Hideaki Anno sering terdengar oleh pegiat kultur popular Jepang.
Anno Hideaki yang sudah populer sejak menciptakan Evangelion, masih aktif dalam berbagai project film serta animasi.
Shin Ultraman terbaru miliknya, malah berhasil mencapai milestone satu juta penonton!
Nah, tepat pada hari minggu (22/5) ini, Hideaki Anno baru saja merayakan ulang tahunnya dengan umur yang ke-62!
Walau sudah lewat paruh baya, beliau masih belum menunjukan tanda-tanda kalau dia akan pensiun. Setidaknya, tidak dalam waktu dekat.
Selama 30 tahun tersebut, Anno telah mensutradarai berbagai judul film dan animasi. Apa saja itu? Yuk kita mengenal lebih dekat sosok Hideaki Anno!
Kenal Dekat Dengan Hayao Miyazaki
Seperti magnet yang saling menarik, Anno Hideaki punya hubungan dekat dengan animator legenda lain: Hayao Miyazaki dari Ghibli.
Anno memulai karirnya sebagai salah satu staff dalam film Nausicaa of the Valley of the Wind. Secara spesifik, dia menganimasikan sosok God Warrior yang muncul pada akhir film.
Saking dekatnya hubungan Anno dan Miyazaki, dirinya tidak segan untuk memanggil mantan atasannya tersebut ‘pak tua’.
Miyazaki sendiri, sebagai seorang yang sangat kritis terhadap animator Jepang lain perah beberapa kali memuji Anno. Bahkan hingga muncul rumor reboot kisah Nausicaa yang terbukti tidak benar.
Setelah berhasil dengan pekerjaan bersama Studio Ghibli, Anno menjadi co-founder GAINAX pada pertengahan tahun 80-an.
Setelah menjadi direktor animasi, ia dipercaya untuk memimpin pembuatan Gunbuster, dan Nadia: The Secret of Blue Water.
Hingga akhirnya Anno menciptakan magnum opus-nya: Neon Genesis Evangelion.
Hideaki Anno, dan Jalan Karirnya yang Berbatu
Walau memiki bakat dan kemampuan untuk menghasilkan karya-karya terbaiknya, bukan berarti kehidupan professional Hideaki Anno berjalan mulus.
Sebelum pertemuannya dengan Miyazaki, Hideaki Anno merupakan mahasiswa dengan umur yang masih muda dari Universitas Osaka.
Proyeknya bersama teman-teman saat itu adalah membuat animasi pembuka untuk sebuah event fiksi ilmiah.
Proses pembuatan DAICON III dan DAICON IV terbilang mahal, membuat banyak referensi dalam video ini mereka lakukan tanpa sepengetahuan pemegang hak cipta.
Pada akhirnya, Anno sendiri harus memutus kuliah, bukan karena masalah hak cipta, tapi karena uangnya habis untuk project kelompok pribadinya ini.
Selang beberapa tahun kemudian, dalam produksi serial anime Kareshi Kanojo no Jijo (Kare Kano) Anno mengungkapkan keberatannya pada aturan baru TV Tokyo.
Aturan itu sendiri diterapkan setelah adanya insiden ‘pokemon seizure‘. Baginya peraturan ini sangat berpengaruh pada keputusan kreatifnya.
Di sisi lain, perbedaan visi antara penulis manga original, serta skrip buatan Anno juga menjadi masalah tersendiri dalam produksi animenya.
Karena hal ini, Anno tidak pernah lagi memimpin produksi serial animasi televisi.
Pada akhirnya, sebagai catatan dalam profil ini, Hideaki Anno meninggalkan GAINAX pada 2007, dan menciptakan studio baru bernama Studio Khara.
Perpisahan Anno tidak bisa dikatakan akrab, karena banyak masalah yang membuat hubungan dua studio tersebut semakin renggang.
Kesuksesan Pasca 2020, Project Shin, dan Akhir Dari Evangelion
Namun terlepas dari semua masalah tersebut, karya-karya Hideaki Anno terbukti tetap menarik perhatian masyarakat Jepang, bahkan seluruh dunia.
Pada umur yang cukup tua tersebut, Hideaki Anno tetap bersikeras dan berjalan mengerjakan proyek-proyek yang telah lama ia inginkan.
Proyek Rebuild of Evangelion yang sudah berjalan sekitar satu setengah dekade akhirnya berakhir di Evangelion 3.0 +1.0 Thrice Upon A Time.
Walau terhalang resiko pandemi COVID-19, penayangan perdana film tersebut mampu meraup miliaran Rupiah pada penayangan perdananya.
Seperti mimpi yang jadi nyata, Hideaki Anno juga mendapat kepercayaan dari berbagai studio untuk menciptakan reboot dari tontonan masa kecilnya; Godzilla, Ultraman, dan Kamen Rider.
Shin Godzilla yang rilis tahun 2016 mendapat respon positif dari para penonton. Anno menggabungkan berbagai referensi dari bencana gempa Fukushima, dengan kritik terkait birokrasi Jepang yang tidak tanggap dalam merespon bencana.
Hasilnya adalah sebuah film yang hyper-realistis tentang Jepang melawan kaiju.
Desain Godzilla yang menyeramkan serta musik latar yang berisi paduan suara membuat suasana mencekam dalam film ini benar-benar terasa.
Bahkan sekarang, film Shin Ultraman yang baru saja tayang telah meraup untung sekitar lebih dari satu miliar Yen di Jepang.
Kini, kita tinggal menunggu Shin Kamen Rider, yang rencananya akan tayang pada Maret 2023 nanti.
Informasi tersebut menutup fitur profil dari sosok Anno Hideaki, pria yang berperan besar dalam lingkup animasi dan perfilman di Jepang itu.