Shin-Masked Rider Review, Sisi Humanis Kamen Rider Ala Anno Hideaki

shin-masked rider indonesia
FOTO: Shin Kamen Rider Film Partners via Moxienotion | EDIT: Seno Triadi

Sepanjang sejarah waralaba Kamen Rider, Hongo Takeshi selalu dikenang banyak orang sebagai Kamen Rider.

Namun, Hongo sendiri terus membantah gelar tersebut ketika ia ingin memiliki kekuatan untuk membantu sesamanya di masa kesulitan.

Malah setelah mendapatkan kekuatan tersebut, Hongo terpaksa beradaptasi menjadi sosok bukan manusia sejak dioperasi paksa oleh organisasi gelap bernama SHOCKER.

Hidup Hongo Takeshi pasca-operasi pun harus hadapi aral rintang mengancam nyawanya setiap saat, karena SHOCKER menandainya sebagai pengkhianat organisasi dan harus dilenyapkan apapun caranya.

Bagaimana Hongo Takeshi hadapi dilema hidupnya setelah menjadi Augmented dalam film Shin-Masked Rider ini?

Cara Anno Hideaki Ceritakan Kamen Rider

Hideaki Anno
Anno dan karyanya. Shin Godzilla (TOHO) dan Shin Kamen Rider (Toei) | FOTO: Istimewa | EDIT: Nawala Karsa

Shin-Masked Rider merupakan karya film live action selanjutnya dari punggawa Neon Genesis Evangelion, sekaligus pemrakarsa Shin Japan Heroes Unlimited, Anno Hideaki.

Berbeda dengan film-film sebelumnya, bumbu sinematografi dari Anno lebih seimbang dipakai dalam penceriteraan keseluruhan filmnya ini.

Dalam film Kamen Rider versi Anno Hideaki ini, ceritanya lebih mendalami intrik dengan konsep yang terbilang kompleks, meskipun sudah menggunakan referensi dari serial televisi aslinya.

Konsep tersebut jelas berbeda dengan film-film produksi Kamen Rider oleh Toei selama ini, di samping masa syuting yang harus berkutat dengan pandemi Covid-19.

Skripnya sendiri pun digarap selama Jepang menghadapi krisis kesehatan berat hingga September 2021 lalu, seperti disebutkan media sosial resminya.

Lebih Banyak Porsi Drama

shin-masked rider indonesia
Ikematsu Sousuke sebagai Hongo Takeshi perankan sisi humanis dari Kamen Rider. | FOTO: Shin Kamen Rider Film Partners via Moxienotion | EDIT: Seno Triadi

Dalam film Shin-Masked Rider ini ditampilkan banyak porsi screentime baik para pelakon maupun monsternya.

Tampilan setiap karakternya lebih mendalami sisi manusiawi dari para Kamen Rider, yang ditulis sendiri oleh Anno Hideaki.

Seperti contoh, Hongo Takeshi yang dibawakan Ikematsu Sousuke dalam versi baru ini digambarkan seperti lelaki mahasiswa pascasarjana berprestasi namun dirundung oleh rasa penyesalan mendalam.

Lebih lagi setelah ia harus mengemban tanggung jawab besar kala dia diubah paksa oleh SHOCKER menjadi Grasshopper-Aug (atau Batta-Aug dalam bahasa Jepang), alih-alih membelot ketika rasa kemanusiaannya belum sirna.

Lain halnya dengan tokoh Ichimonji Hayato, diperankan oleh Emoto Tasuku, yang pada karakterisasinya pun memiliki nasib yang kurang lebih sama dengan karakter orisinalnya, meski ditulis Anno lebih kelam.

Namun, kedua Rider ini tak bisa menjadi Rider seutuhnya tanpa bantuan Midorikawa Ruriko, digambarkan dalam film ini sebagai anak peneliti SHOCKER.

Penampilan Hamabe Minami Sebagai Ruriko

Hamabe Minami sebagai Midorikawa Ruriko merupakan versi modern dari karakter aslinya. | FOTO: Shin Kamen Rider Film Partners via Moxienotion | EDIT: Seno Triadi

Shin-Masked Rider menitikberatkan tokoh Midorikawa Ruriko, dilakoni Hamabe Minami, sebagai plot device keseluruhan cerita.

Perannya sebagai pendamping Hongo Takeshi dalam cerita filmnya membawa makna berarti dalam membangun karakter Kamen Rider Ichigo.

Hamabe merupakan aktris serba bisa, seringkali berperan sebagai heroine yang menggerakkan plot utama dan menjadi motivasi lawan karakter mainnya agar tidak patah arang dan berani move on dari masa lalu.

Maka tidaklah heran bahwa pemilihan Hamabe menjadi Ruriko sebenarnya sudah tepat untuk mendampingi Hongo Takeshi.

Hidupkan Semangat Tokusatsu Ala Iwasaki Taku

shin-masked rider indonesia
Emoto Tasuku menjadi lawan main Ikematsu Sousuke, sebagai Ichimonji Hayato. | FOTO: Shin Kamen Rider Film Partners via Moxienotion | EDIT: Seno Triadi

Musik latar yang dimainkan sepanjang 121 menit film Shin-Masked Rider digarap sepenuhnya oleh komposer anime Iwasaki Taku.

Beberapa aransemen yang digubahnya mayoritas berasal dari beberapa track yang pernah digunakan di serial televisi Kamen Rider sendiri, termasuk lagu Let’s Go! Rider Kick.

Tema Let’s Go! Rider Kick dibumbui jadi dua versi untuk mewarnai perjuangan Hongo melumatkan monster buatan SHOCKER, terlebih diberi nuansa heroik nan suspense.

Komposer yang juga merupakan penggubah musik anime Bungo Stray Dogs dan Noragami tersebut memberi musik dari tokusatsu ternama itu sebuah gaya lebih modern, yang mungkin bagi pendengarnya akan dibawa nostalgia bersamanya.

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Tonton Filmnya!

Salah satu teknik sinematografi yang sering diaplikasikan sutradara Anno. | FOTO: Shin Kamen Rider Film Partners via Moxienotion | EDIT: Seno Triadi

Dikarenakan film garapan Anno terakhir dari Shin Japan Heroes Unlimited ini tayang di Indonesia, ada beberapa hal yang mesti penonton perhatikan.

Pertama, film ini merupakan sebuah remake atau reimagine dari serial televisi aslinya, dengan bobot cerita yang belum pantas untuk dicerna penonton di bawah umur.

Kedua, aksi kekerasan yang tentu saja akan kurang begitu berkenan di benak penonton, meskipun sudah disensor sebelumnya oleh Lembaga Sensor Film.

Toei sendiri telah merilis potongan klip awal berdurasi tiga menit Shin Kamen Rider ini sebagai gambaran tentang film tersebut.

Kemudian, gaya sinematografi dari Anno Hideaki bisa saja membuat bingung penontonnya karena banyak shot dari beberapa sudut pandang karakternya.

Oleh karena itu, penulis menyarankan agar dapat menonton beberapa karya film Anno sebelumnya, termasuk bahkan anime Neon Genesis Evangelion ini.

Shin-Masked Rider, Memanusiakan Kamen Rider

Film garapan kolaborasi Toei Company dengan Cine Bazar tak hanya menjadi ajang selebrasi 50 tahun Kamen Rider.

Shin-Masked Rider sesungguhnya menjadi sudut pandang modern yang diangkat Anno Hideaki, sekaligus menjadi “surat cinta” kepada seri aksi kesayangannya tersebut.

Terlepas dari sisi cerita yang lumayan berbobot, Shin-Masked Rider menunjukkan sisi humanis dari Kamen Rider sendiri, dimana seyogyanya Kamen Rider juga manusia dengan talenta dan kekuatan yang lebih dari manusia biasa.

Anno Hideaki sendiri mengaku bahwa film ini adalah sebuah ungkapan “surat cinta” yang ia buat, sebagai sebuah pembayaran karena telah menghiburnya semasa dirinya kecil.

Penulis juga menganggap, bahwa film Shin Kamen Rider sebetulnya bisa jadi standar baru film-film tokusatsu yang bisa diproduksi untuk memanjakan audiens dewasa, tak melulu dibuat eksklusif di platform legal seperti Kamen Rider Amazons atau Kamen Rider Black Sunyang keduanya tersedia di Amazon Prime Video.

Film ini bisa ditonton mulai Jumat (30/06) di sejumlah bioskop Indonesia oleh Moxienotion, yang tempat-tempat resminya bisa disimak di media sosialnya melalui pranala ini.

Beberapa bioskop telah melakukan sneak preview di jam-jam tertentu, jadi jangan lewatkan kesempatan ini, ya!


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.