Review Until The Break of Dawn (2012): Memahami Kematian, Penyesalan, Dan Hidup Setelah Mati

until the break of dawn review
©2012 “TSUNAGU” Film Partners

Kematian seorang manusia tidak mudah mereka  tebak, dan pastinya semuanya akan mati tanpa tersadari. Setiap orang pasti mati, tapi entah kemana mereka akan berada nantinya, apakah di alam lain ataukah sebaliknya. Setidaknya ini yang terpikirkan oleh Ayumi (MATSUZAKA Torii) dalam film Until The Break of Dawn, yang kini tayang di Japanese Film Festival 2022.

Tsunagu, atau Until The Break of Dawn yang kami review kali ini merupakan sebuah film drama yang disutradarai oleh Hirakawa Yuichiro. Film yang rilis tahun 2012 ini berdasarkan sebuah novel dari Tsujimura Mizuki, kemudian teradaptasi ke format film oleh sutradara Hirakawa.

Tsunagu, Penjembatan Insan Hidup dan Mati

Seorang anak SMA yatim piatu yang bernama Ayumi tinggal bersama neneknya (KIKI Kilin). Kematian misterius kedua orang tuanya membuat Ayumi terpaksa hidup berdampingan dengan nenek terdekatnya.

Anak tersebut mempunyai rahasia yang tidak diketahui semua orang: Ia adalah seorang “Tsunagu”, kemampuan yang memanggil orang yang sudah meninggal dan membuat mereka bertemu dengan orang yang masih hidup.

Kekuatan Penghubung-nya Ia dapat dari sang nenek yang juga merupakan Penghubung, meskipun belum sepenuhnya menurunkan ilmu penuh kepada cucunya.

Sebagai Penghubung, Ayumi membantu neneknya sebagai seorang murid, dan berinteraksi dengan pengunjung yang ingin bertemu kembali dengan orang yang sudah meninggal. Jasanya yang Ia tawarkan secara cuma-cuma, tak jarang seringkali mendapat hasil yang emosional.

Tentang tata cara untuk menggunakan jasa Penghubung adalah:

  1. Penghubung akan menghubungi mendiang dan mengatur pertemuan;
  2. Yang masih hidup hanya akan bisa bertemu mendiang sekali seumur hidup, begitu juga sebaliknya kepada mendiang;
  3. Masing-masing pihak akan mendapatkan keempatan hanya satu kali;
  4. Jika mendiang menolak klien, klien tersebut akan kehilangan satu kesempatannya;
  5. Jadwal akan diatur sesuai fase bulan dan maksimal durasi pertemuan hingga matahari terbit.

Kekuatan Memaafkan Diri Sendiri Dan Penyesalan

Film ini mengungkapkan bagaimana lumrahnya manusia untuk ingin bertemu dengan yang tertinggalkan lantaran penyesalan akan hutang budi yang belum terbayarkan semasa hidup.

Keseluruhan plot ceritanya mengajarkan bahwa hubungan manusia itu adalah yang paling erat yang mana harus saling mengerti satu sama lain. Apabila seorang tersebut meninggalkannya secara tiba-tiba, pastilah ada rasa sesal dalam hati tentang beberapa hal yang ingin terungkapkan maupun mengalami kejadian tak pantas pada masa hidupnya.

Mengajarkan pula, Tsunagu menekankan bahwa setiap manusia memiliki jalan takdir sendiri. Bisa jadi beban mental maupun fisik yang Ia terima selama hidupnya pun menjadi faktor mengapa penyesalan itu suka datang terlambat.

Meski yang kita cintai sewaktu-waktu meninggalkan kita, film ini juga memotivasi agar kita terus tetap semangat menjalani hidup seberat apapun cobaaannya.

Ada sebuah anekdot dalam film yang dinarasikan sendiri oleh aktris senior Kiki Kilin, yang sebenarnya sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari:

Apa tugas terpenting dalam hidup? Untuk menjadi tua dengan hati cerita, untuk tetap tenang saat aku ingin aktif, untuk tetap diam saat aku ingin berbicara. Untuk tetap punya harapan saat frustrasi. Dengan kerendahan hati dan hati yang terang untuk membawa salibku. Untuk mengesampingkan iri saat melihat pemuda sehat berjalan di jalan Tuhan. Untuk menerima dengan rendah hati demi orang lain saat aku lebih memilih untuk membantu.

Saat Aku tak berguna lagi bagi yang lain karena kerapuhan, aku harus menerima dengan lembut dan rendah hati beban berat usia tua sebagai hadiah dari Tuhan.

Memoles hari tua untuk terakhir kali agar bisa kembali ke rumah sejatiku.

Tetap Semangat Menjalani Hidup

©2012 “TSUNAGU” Film Partners

Tsunagu merupakan film drama yang terkemas apik serta sinematografi yang tersusun rapi. Sutradra Hirakawa mengemas satu film berdurasi dua jam lebih dengan sempurna, meskipun demikian temanya yang begitu sensitif sangat tertata dengan baik.

Terlebih, budaya Jepang yang sangat erat dengan tema kematian seringkali menghias sejumlah karya pop kultur lainnya.

Peran dari aktor Matsuzaka sebagai protagonis dalam filmnya bisa terbawakan dengan baik. Dalam pembawaan emosi dari awal hingga klimaks filmnya, tokoh Ayumi yang Ia perankan terbilang memuaskan penontonnya.

Nah, film Until The Break of Dawn yang kami review ini juga merupakan salah satu film yang sedang tayang selama Japanese Film Festival 2022 secara daring. Film ini juga merupakan salah satu tema yang terbilang berat, di antara beberapa judul bergenre serupa.

Sampai Minggu (27/2) nanti, Kamu berkesempatan menonton film bertema drama seperti Rashomon, ReLIFE, OZLAND, dan lain sebagainya. Selama masa penayangan masih ada, Kamu bisa langsung daftar dan nonton ke situs resmi JFF 2022 lewat pranala ini!


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.