Sebagai film ber-genre Drama yang juga disertakan dalam Japanese Film Festival Online 2022, nampaknya film Oz Land (2018) garapan sutradara Hatano Takafumi perlu masuk dalam daftar tonton kamu.
Jika kamu membayangkan bahwa Drama kali ini akan bernuansa sedih atau muram, nyatanya dalam Oz Land sendiri lebih menonjolkan nuansa yang berlawanan. Nuansa itu adalah ‘kebahagiaan’.
Berikut adalah review film Drama Oz Land versi Nawala Karsa!
Apa Itu Oz Land?
Mengacu pada katalog JFF Online 2022, Oz Land merupakan film drama hasil karya sutradara Hatano Takafumi yang dirilis di tahun 2018.
Film berdurasi total 105 menit tersebut menceritakan tentang Kurumi, yang mendapatkan pekerjaan di sebuah hotel kelas satu. Namun suatu ketika, ia ditugaskan ke sebuah taman bermain yang berafiliasi dengan hotel tersebut di Kumamoto, yang jauh di sebelah Barat Tokyo.
Kurumi disambut dengan sukacita oleh bosnya, yang kerap dijuluki sebagai “Sang Penyihir” karena kemampuannya yang luar biasa, dan oleh rekan kerja barunya yang bersemangat.
Tetapi, Kurumi hanya ditugaskan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan serabutan. Meski ia telah menyarankan sejumlah proyek baru, tidak ada yang menganggapnya serius sehingga ia mulai mengeluh dan ingin kembali ke Tokyo.
Menyadari bahwa ia bisa kembali ke Tokyo jika meraih nominasi Pegawai Terbaik Tahun ini, ia pun menjadi sangat termotivasi hingga sesuatu membuatnya tersadar akan suatu hal.
Membuka Kisah dengan Keputusasaan
Seperti dalam pengantar yang tertulis diatas, karakter Kurumi dalam film Oz Land langsung merasakan kekecewaan dalam bekerja dalam divisi perencanaan di hotel tersebut. Ia ditugaskan ke Kumamoto dan harus terpisah dengan apa yang telah ia miliki di Tokyo.
Karakter Kurumi yang kerap mengeluh memberikan sedikit gambaran pada kita bahwa acap kali, manusia dapat merencanakan namun belum tentu dapat terealisasikan.
Namun semangatnya yang membara dalam memulai pekerjaan di tempat baru tersebut langsung dipertanyakan pada awal film. Ia merasa seakan-akan dipermainkan di taman bermain itu. Sangat clueless akan apa tujuannya disana.
Aturan dasar yang diterapkan di taman bermain itu juga terasa tidak masuk akal pada awalnya bagi Kurumi. Membuatnya semakin lama kebingungan, meremehkan, dan mengeluh akan kondisinya.
Senyum! Itulah Mantra yang Tepat Untuk Dirapalkan
Salah satu aturan dasar itu adalah tersenyum dalam kondisi apapun. Baginya, itu hanyalah remeh-temeh belaka. Namun, lewat scene —yang bagi saya berisikan komedi yang berlapis-lapis— ia mulai mempertanyakan apa benefit dari tersenyum.
Nyatanya, tak lama itu ia berhasil mendapatkan jawaban. Senyuman adalah langkah menuju kebahagiaan. Namun kebahagiaan siapa?
Di satu sisi, ia diminta untuk mengerjakan tugas-tugas serabutan yang membuatnya merasa direndahkan, mengingat asalnya dan almamater-nya. Meskipun demikian, seluruh tugas yang tak terduga akan berakhir dihargai dengan beragam makna yang tak terduga.
Dibalik Operasional Suatu Taman Bermain…
Dalam film Oz Land sendiri juga, kita dapat menemukan sejumlah gambaran yang berkaitan dengan operasional taman bermain itu sendiri (meskipun tidak terlalu spesifik dari yang kita duga).
Operasional taman bermain yang baik, turut didorong dengan pemberian ‘hadiah’ bagi para pekerjanya dan juga mendorong adanya situasi operasional yang menyenangkan dan positif. Layaknya siklus, situasi operasional yang positif dapat membuat operasional taman bermain menjadi lancar dan baik-baik saja.
Pada akhirnya, para pekerja termasuk Kurumi akan membahagiakan banyak orang selama bekerja di taman bermain.
Dan di tahap ini, Kurumi mulai menyadari hal tersebut dan mulai bergerak maju mengubah dirinya menjadi lebih baik lagi untuk dapat bekerja dengan baik di taman bermain itu.
Menghadapi Realita Itu Sulit, Tetapi…
Tentunya, dalam film Oz Land sendiri kita tak hanya disuguhkan dengan momentum yang bahagia. Ada sejumlah scene yang sangat membuat hati kita terkoyak habis. Layaknya buah manis dan sepah dibuang.
Menghadapi realita kehidupan pada saat mengejar tujuan kita untuk membahagiakan banyak orang akan membuat diri bimbang dan harus memperkuat kuda-kuda komitmen. Dan itupula yang dirasakan oleh karakter utama dalam film Oz Land, Kurumi.
Pada akhirnya, ia mengukuhkan tekadnya untuk membahagiakan banyak orang dibandingkan harus kembali ke Tokyo. Tujuannya telah berubah, dan ia pun telah mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.
“Bayangkan (dalam pikiranmu) seseorang tersenyum. Siapakah (orang) yang kamu bayangkan?”
Visualisasi Penuh Harapan dan Skrip yang Sesuai Berhasil Buat Oz Land Semakin Menarik!
Sutradara Hatano Takafumi nampaknya berhasil menggarap film Oz Land menjadi film Drama penuh makna sekaligus harapan.
Ia berhasil menangkap visualisasi yang ciamik dan dibumbui dengan skrip antar tokoh yang juga nge-pas banget dengan visualisasi yang ia tangkap selama produksi.
Selama menyaksikan film Oz Land untuk review, saya sangat terpukau dan geleng-geleng memikirkan bagaimana chemistry ini berhasil digabungkan menjadi satu bentuk yang benar-benar memukau para penonton.
Komposisi musik yang mengiringi hasil daripada chemistry tersebut juga mendorong adanya rasa harapan yang baru dalam sanubari saya saat menyaksikan film ini.
Akhir kata, senyuman itu adalah mantra yang terbaik untuk dirapalkan untuk membuat banyak orang bahagia. Dan suatu saat dapat kita wariskan kepada penerus kita, seperti yang telah diwariskan bos “Penyihir” itu kepada Kurumi.
Itulah review dari film Oz Land (2018) garapan Hatano Takafumi. Film ini tersedia sampai tanggal 27 Februari 2022 di situs JFF Online 2022 (di wilayah Indonesia).
Kalian juga bisa menyimak ulasan Japanese Film Festival Online 2022 lainnya seperti Ito hingga Patema Inverted di Nawala Karsa.
