Review Film Rashomon, Drama Misteri Tak Lekang Dimakan Waktu

Film Rashomon Japanese Film Festival
RASHOMON ©KADOKAWA CORPORATION 1950

Rashomon (羅生門) adalah film keluaran tahun 1950 yang merupakan garapan dari sutradara paling berpengaruh di masanya, Akira Kurosawa.

Film ini mengambil adaptasi dari novel karya Ryounosuke Akutagawa dengan judul yang sama. Film Rashomon sendiri pernah mendapatkan penghargaan sekelas oscar dengan nominasi film “berbahasa asing terbaik”.

Review Rashomon: Film Paling Berpengaruh di Jepang!

Namun tidak itu saja, penghargaan di festival film Venice juga film ini raih pada 1951. Hal ini yang jadi salah satu penyebab naiknya popularitas film Akira Kurosawa di mata dunia.

Bahkan saking tenar dan besarnya pengaruh film Rashomon ini sendiri, sampai ada film adaptasinya yang berjudul “The Outrage” keluaran 1964.

Sebelum masuk ke dalam review Rashomon, adapun catatan yang perlu kami beritahukan di awal. Karena Rashomon film tahun 1950-an, kami akan banyak melakukan toleransi, mengingat teknologi kamera dan komputasi di masa itu juga terbatas. Salah satunya seperti, visual yang masih hitam putih, dan kamera yang kurang stabil. 

SPOILER ALERT!

Sebuah Dosa yang Membuat Manusia Begitu Rapuh

Review film Rashomon akan kami mulai dari segi cerita, karena film ini bergenre misteri dan aksi. NawaReaders tahu film seperti “Vantage Point” atau “Gone Girl“?

Nah, Rashomon ini adalah salah satu pioner yang mempengaruhi kedua film tersebut. Rashomon hadir dengan konsep yang sangat segar pada masa itu yaitu Multiperspectivity / polyperspectivity atau memiliki banyak perspektif di dalamnya.

Cerita bermula di sebuah gerbang bernama “Rashomon” dengan latar yang penuh hujan. 3 orang berkumpul, di mana dua dari mereka begitu bingung dengan kejadian yang mereka alami.

Dari sini penonton akan mendengar sebuah kilas balik mengenai persidangan yang dua orang itu alami, yaitu tentang sebuah pembunuhan. Dari titik ini penonton akan berkenalan dengan 4 tokoh, Penebang kayu, Pendeta / Biksu, Janda yang suaminya terbunuh, dan Penjahat terkenal.

Keempat tokoh ini punya cerita versinya masing-masing atas kematian suami si janda. Namun, alih-alih menemukan titik terang, justru malah terjadi jalan buntu, di mana semua cerita saling bertabrakan.

Dari segi pembangunan cerita misteri hal ini cukup baik, terlihat dari awal permasalah hingga klimaks bisa tersampaikan kepada penonton sangat jelas. Untuk plotnya sendiri awalnya, kami kira akan ada twist yang membuat kepala begitu pusing, tetapi tidak demikian.

Ini bukanlah hal buruk, mengingat tidak sedikit film yang terlalu mengandalkan plot twist yang berujung gagal. Maksud dari twist yang gagal sendiri, seperti semua informasi jatuh di satu scene secara mendadak tanpa ada pembangunan yang jelas.

Di mana, pemberian informasi di film Rashomon sangat tepat sehingga di klimaks begitu jelas kenapa banyak kejanggalan di setiap ceritanya.

Intinya ini semua mengenai dosa manusia yang saling main aman, egois, ketidakpedulian, terjebak dalam fantasi sendiri, dan menjaga harga diri. Penonton tentunya akan diajak berefleksi diri di film ini. Namun yang menjadi keanehan adalah di mana adanya hal supranatural yang ada di film tersebut, tetapi mungkin ini juga adanya keterkaitan budaya di masa tersebut. 

Suasana dan Akting yang Selaras

Film misteri tidak akan lengkap tanpa adanya dukungan suasana dan akting dari pemainnya yang baik, dan kami merasa film Rashomon dalam review ini sangatlah apik.

Salah satunya adalah bagaimana ekspresi yang pemainnya perankan. Favorit kami adalah ekspresi si janda yang Machiko Kyo perankan. Bagaimana ekspresi si janda, ketakutan, sedih, hingga pasrah begitu tergambar dengan baik.

Begitupun dengan sang suami, yang sang janda gambarkan melihat dirinya dengan penuh kebencian, namun yang tergambar malah tatapan kosong.

Hal ini bagi kami justru merupakan detail kecil seolah menggambarkan kejadian yang terjadi tidak seperti itu, ekspresinya justru seperti memandang rendah si janda. ini sangatlah menarik bagi kami.

Selanjutnya suasana yang terbangun karena musik yang tepat, dengan ala-ala lagu orkestra klasik di masa tersebut. Juga dengan penggunaan keheningan yang bagi kami tepat untuk menggambarkan suasana tegang.

Begitu pula dengan adegan pertarungan, perlu kami beritahu untuk tidak berekspetasi pertempuran duel seperti di anime. Justru hal ini yang menarik pertarungan duel yang sangat terpaksa sebab bertaruh nyawa apalagi dengan kedua petarung yang secara psikologi saling goyah.

Pertarungan yang penuh ketegangan karena pikiran yang tidak lurus dan kacau, membuat nampak sangat natural dan seolah memang terjadi demikian.

Kami sangat berterima kasih kepada tim Japanese Film Festival 2022, karena memperkenankan kami menikmati film klasik yang awalnya kami remehkan karena jadul.

Namun kenyataannya, film Rashomon bisa memberikan daya tariknya tersendiri dan memberikan pengalaman yang baru yang tentunya sangat segar di masanya. Kami sangat merekomendasikan NawaReaders untuk menonton film Rashomon ini, selagi sempat. Untuk yang tertarik bisa mengikuti pranala berikut ini.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.