Comifuro Perlu Banyak Berbenah Sebelum Mengadakan Acara Online Lagi

Selama dua hari, gelaran pasar kreatif Comic Frontier terlaksana secara sukses secara online. Meski demikian, penyelenggara Comifuro perlu cepat berbenah mengatasi berbagai polemik yang ada dalam gelaran tersebut.

Acara Comivuro Itu Menarik! Tetapi…

Gelaran perdana Comic Frontier yang menggunakan sistem daring ini sangat menarik perhatian saya sebagai orang yang suka menghadiri event budaya pop, terutama pop Jepang.

Kerinduan saya akan gelaran budaya pop dan pasar kreatif tidak bisa dibendung lagi. Terutama saat pandemi COVID-19 yang masih belum dapat dikendalikan di Indonesia.

Sayangnya, experience yang saya dapatkan dari acara tersebut terasa berbeda dan benar-benar minim, meskipun penyelenggara telah menyebut bahwa acara tersebut dapat ‘memberi sedikit pengalaman layaknya berada dalam perhelatan luring.’

Selama dua hari menghadiri acara berbasis daring tersebut, terdapat sejumlah kekurangan yang harus ditambal oleh penyelenggara Comifuro.

YouTube is Nice! But How’s Discord?

Seperti yang kita ketahui, gelaran Comivuro menggunakan dua platform yang berbeda saat gelaran diadakan. Acara tersebut menggunakan Discord dan YouTube.

Youtube digunakan sebagai ‘main stage’, layaknya panggung utama disaat luring, dan Discord sebagai penjembatan marketplace antara calon pembeli dan juga lingkarya yang berpartisipasi.

Sayangnya, penggunaan platform Discord minim sekali manfaatnya. Ini dapat terlihat dari bentuk dan jumlah channel yang disediakan oleh pihak penyelenggara. Interaksi yang masif dan menarik dari pengunjung dan lingkarya yang ada justru tidak terlihat ramai, cenderung sepi.

Lebih disayangkan lagi, masing-masing blok lingkarya di Comivuro terlihat terkotak-kotak. Ini dapat dilihat dari banyaknya server yang harus dikunjungi oleh pengunjung untuk dapat melakukan window shopping.

Ini tentunya tidak efisien, dan kurang maksimal apabila melihat dari fungsionalitas platform chatting yang awalnya dikhususkan untuk gamers tersebut.

Penyelenggara Comic Frontier perlu memaksimalkan kembali fungsionalitas platform Discord, terutama dalam urusan ‘blok’ lingkarya yang ada.

Mengapa urusan ‘blok’ lingkarya dalam platform Discord penting? Melihat situasi kondisi yang terjadi selama dua hari berjalannya Comivuro, hanya sebagian blok lingkarya yang aktif.

Bahkan dalam hitungan jari, terdapat blok lingkarya yang benar-benar pasif. Padahal, jumlah user dalam server Discord Comic Frontier Square lebih dari sepuluh ribu orang.

Semestinya, jumlah tersebut dapat meramaikan seluruh blok yang ada, sehingga tidak membuat blok lingkarya lain merasa terpinggirkan, atau menjadi iri dengan blok lingkarya lainnya yang ramai dikunjungi.

Dengan demikian, penyelenggara perlu memastikan bahwa platform yang digunakan dapat dengan mudah diakses, terintegrasi, dan diadaptasi oleh para pengunjung yang ada. Server Discord yang terlalu kaku akan membuahkan hasil yang sebaliknya negatif.

Pengotakan blok lingkarya dalam server yang berbeda-beda juga perlu diperhatikan. Lantaran penggunaannya yang sementara, semestinya penyelenggara dapat menggunakan server Discord Comic Frontier Square untuk menggabungkan seluruh blok lingkarya tersebut. Pengaturan-pengaturan dalam server juga perlu diperhatikan agar tidak ada notifikasi dari server yang tidak dibutuhkan oleh pengunjung.

Minim Konten yang Menjawab Kebutuhan di Lingkup Budaya Pop

Hal yang patut diapresiasi oleh penyelenggara Comic Frontier dalam gelaran daring pertama ini ialah kehadiran bintang tamu yang kebanyakan merupakan Virtual Youtuber dari Hololive, Nijisanji Indonesia, Evelyn dan lainnya.

Tak hanya itu, ada pula Japanese Class bersama Ikuzo, panel diskusi, serta acara COMIVURO DJ NIGHT dari OTA GROOVE. Dari sekian banyak acara yang disajikan, kita perlu berfokus pada dua poin, yakni Virtual Youtuber dan panel diskusi.

Adalah hal yang tepat bagi penyelenggara Comic Frontier untuk menghadirkan talenta virtual dalam acara daring perdananya, mengingat pamor lingkup Virtual Youtuber meningkat di masa pandemi COVID-19.

Comic Frontier Virtual
Jadwal Comivuro | FOTO: Comifuro

Sayangnya, banyaknya keterlibatan Virtual Youtuber dalam konten malah memberikan kesan bahwa Comic Frontier Virtual ini hanya semacam ‘crossover collaborations’ antara dua agensi Virtual Youtuber terbesar di Indonesia.

Terdapat tujuh acara yang menggunakan Virtual Youtuber, sementara hanya enam acara yang hanya menggunakan manusia dalam interaksinya.

Ini tentunya tidak bisa dibandingkan dengan mudah begitu saja, tetapi selain alasan yang telah disebutkan diatas, Comic Frontier Virtual semestinya juga dapat menjadi wadah bagi komunitas budaya pop kultur lainnya di luar sana untuk dapat dikenal.

Panel Diskusi Comivuro Perlu Diperbaiki!

Penyelenggara Comic Frontier juga harus berbenah dalam hal panel diskusi. Sebagai bentuk komparasi, acara Comic Frontier 14 tahun 2020 lalu menghadirkan seorang sebagai panelis, audiens masih dapat menyalurkan pertanyaan secara langsung tanpa barrier waktu dan platform.

Sang panelis dapat menjawab secara langsung, memberikan sanggahan dan pendapatnya kepada audiens yang bertanya tanpa masalah berarti. (Meski demikian, terjadi satu permasalahan terkait topik yang diangkat oleh panelis dan menjadi polemik panas di sosial media. Untuk memahami situasi kondisi pada saat itu, dapat anda baca melalui pranala berikut)

Namun dalam ajang Comic Frontier Virtual, barrier tersebut muncul dan membuat panelis seakan-akan boasting tanpa memberikan esensi yang penting dalam panel tersebut.

Tak hanya itu, banyak pendapat dari audiens yang merasa bahwa panelis hanya memilih pertanyaan audiens yang cocok atau sejalan dengan pendapatnya sebagai panelis, dan mengabaikan pertanyaan yang berlawanan dengan apa yang disampaikan.

Penyelenggara Comifuro perlu berbenah, dalam acara berbasis daring maupun luring, dalam beberapa hal sebelum panel tersebut dapat berjalan dengan ciamik, dan menghindari masalah serupa layaknya dulu.

Misalnya adalah pemilihan topik panel yang benar-benar diperlukan oleh penggemar budaya pop di Indonesia saat ini, atau isu yang benar-benar perlu diangkat dengan latar belakang urgensi. Dengan demikian, audiens dapat benar-benar teredukasi (setidaknya terkait topik yang diangkat) dengan baik.

Selain itu pula, penyelenggara Comic Frontier juga perlu membentuk ruang diskusi yang tepat guna kegiatan panel diskusi. Sebab, panel diskusi pada gelaran kali ini hanya terlihat one-sided, dan seakan-akan hanya dibuat sekadar talk show.

Perlu adanya pertukaran pendapat yang riil antara panelis dan audiens, serta kehadiran moderator yang capable untuk menghadirkan panel yang baik dan benar.

Tak hanya itu, agar panel diskusi dapat lebih berbobot, perlu ada dorongan terhadap panelis untuk menyajikan data-data yang lebih relevan dan mendetail agar meminimalisir adanya materi yang minim data.

Panelis juga harus dapat bersikap akademis dalam panel tersebut, dan berani bertukaran pendapat dengan audiens yang ada tanpa memandang pernyataannya berlawanan atau tidak.

Audiens juga perlu diberikan waktu yang mencukupi agar dapat mengutarakan pendapatnya terhadap apa yang disampaikan panelis, baik pernyataan pro maupun kontra-topik.

Terakhir, penyelenggara Comifuro perlu berbenah, dengan membuat sebuah guideline untuk panel diskusi kepada panelis serta audiens agar tidak ada konflik, baik dalam maupun diluar acara, dan memberikan benefit kepada berbagai pihak secara positif, serta netral dari campur tangan banyak pihak.

Menurut saya pribadi, penyelenggara Comifuro perlu berbenah pada poin-poin tersebut. Meski demikian, masih banyak feedback lain dari pihak lainnya yang lebih detil dari saya.

Semoga Comic Frontier Virtual pada bulan Desember mendatang akan berjalan dengan sukses, dan masalah-masalah yang ada dapat teratasi dengan baik.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.