Pada Kamis (6/1) lalu, melansir kantor berita Reuters, Korea Utara meluncurkan rudal balistik hipersonik, tes pertama dari mereka untuk awal tahun 2022.
Media berita negara Korea Utara yaitu KCNA melaporkan bahwa kesuksesan dari peluncuran rudal balistik hipersonik tersebut memiliki pengaruh yang penting. Terutama terhadap percepatan modernisasi kekuatan nasional.
Peluncuran ini tentunya mendapat kecaman dari para tetangga yaitu Korea Selatan dan Jepang. Penjaga Pantai Jepang menyatakan bahwa rudal jatuh ke laut di lepas pantai timur Semenanjung Korea.
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan menyampaikan kekhawatiran mereka atas peluncuran rudal Korea Utara yang dapat mengancam dialog antara kedua Korea.
Menurut mereka harus dimulainya kembali diskusi dengan Korea Utara untuk meredakan ketegangan dalam hubungan.
Sementara itu, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk menanggapi upaya untuk mencapai perdamaian dan kerja sama melalui dialog.
Ada apa Dengan Korea Utara?
Pada saat terjadinya perang dingin, persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet mengakar ke semenanjung Korea.
Korea pun akhirnya terbagi menjadi dua bagian yaitu Korea bagian utara yang berpaham komunis dan Korea bagian selatan yang berpaham liberal.
Walaupun perang dingin telah berakhir, kesepakatan damai tidak pernah terbentuk antara kedua Korea sehingga pertikaian masih berlangsung sampai sekarang.
Sebagai bentuk pertahanan terhadap Korea Selatan dan juga sekutunya seperti Amerika Serikat, maka Korea Utara mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal balistik sejak tahun 1980-an.
Pada tahun 2017, Korea Utara melakukan tes peluncuran Hwasong-15. Sebuah rudal yang mampu meraih area Pulau Guam milik Amerika Serikat.
Pemerintah Amerika Serikat mengecam peluncuran rudal yang dilakukan oleh Korea Utara. Mengatakan bahwa peluncuran tersebut bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan bahwa mereka akan menggunakan diplomasi untuk mencapai tujuan denuklirisasi penuh Korea Utara namun tidak mencara kesepakatan besar dengan Kim Jong-un.