Rilis Ucapan “Pamit”, Toko Buku Legendaris Gunung Agung akan Tutup Semua Gerai Akhir 2023

Gunung Agung Tutup
Toko buku Gunung Agung Margo City (kiri) dan unggahan terbaru sosial media toko buku Gunung Agung (kanan) | FOTO: @Twitter / TokoGunungAgung | EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Toko buku legendaris Indonesia, toko buku Gunung Agung, akan menutup seluruh toko atau outlet-nya per 2023.

Kabar penutupan itu disampaikan oleh Direksi PT Gunung Agung Tiga Belas selaku pengelola toko buku Gunung Agung dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (21/05).

Outlet toko buku Gunung Agung pun tidak tutup secara serentak melainkan secara bertahap.

Direksi PT Gunung Agung Tiga Belas pun mengklaim pelaksanaan penutupan tersebut berpedoman pada peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Kerugian Operasional, Penyebab Gunung Agung Tutup

Toko buku Gunung Agung di Boxies 123 Mall, Bogor | FOTO: @ Instagram / boxies123mall | EDIT: Fida Zalfa L.Y

Dikutip dari BBC Indonesia, Direksi PT Gunung Agung menyatakan, “Keputusan ini harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar.”

Sejak 2013, toko buku Gunung Agung telah melakukan efisiensi untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Namun, toko ini mengalami peristiwa tidak sebandingnya pencapaian penjualan usaha mereka setiap tahun yang kian diperburuk dengan pandemi Covid-19.

Untuk mengatasi kerugian selama pandemi, toko Gunung Agung tutup sejumlah tokonya sebagaimana yang disampaikan manajemen dikutip dari kumparan.

“PT GA Tiga Belas atau Toko Buku Gunung Agung sejak era pandemi Covid-19, pada tahun 2020, memang telah melakukan langkah efisiensi dengan menutup beberapa toko/outlet yang tersebar di beberapa kota seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.”

Pada akhirnya, penutupan sejumlah outlet pada 2020 tersebut bukanlah penutupan outlet toko buku Gunung Agung yang terakhir, sebab,

“… pada akhir tahun 2023 ini kami berencana menutup toko/outlet milik kami yang masih tersisa.”

Terkuak Akibat Kabar PHK Sepihak

Seorang pengguna Instagram @ddalgipages dalam obral buku toko buku Gunung Agung pada Desember 2013 silam | FOTO: @ Instagram / ddalgipages | EDIT: Fida Zalfa L.Y

Berita tutupnya seluruh gerai Gunung Agung muncul melalui pernyataan Direksi PT Gunung Agung Tiga Belas mengenai kabar PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sepihak karyawan Gunung Agung

Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia yang merupakan induk organisasi dari Serikat Pekerja PT GA Tiga Belas mengungkapkan bahwa ratusan karyawan toko buku Gunung Agung di-PHK secara sepihak.

Kabar tutup semua gerai ini pun viral di media sosial sehingga manajemen toko buku Gunung Agung angkat suara.

Salah satu penyampaian tersebut berkaitan dengan penutupan total toko buku Gunung Agung yang berimbas pada ratusan karyawan terkena PHK.

Manajemen menyatakan terdapat 16 pekerja Gunung Agung yang menyampaikan tuntutan melalui ASPEK Indonesia dengan kontrak kerja telah berakhir pada 2022.

“Dengan demikian, maka terkait pemberitaan yang beredar, di mana toko buku Gunung Agung seolah-olah dianggap telah melakukan PHK massal sebanyak 350 orang secara sepihak dan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan adalah tidak benar, karena kami selalu mengikuti pelaksanaan proses efisiensi dan efektivitas usaha sesuai dengan koridor hukum yang berlaku,” papar Direksi PT Gunung Agung.

Rilis Ucapan Pamit

Gunung Agung Tutup
Tangkapan layar mengenai unggahan terbaru akun Instagram resmi toko buku Gunung Agung | FOTO & EDIT: Fida Zalfa L.Y

Dua hari setelah pernyataan Direksi PT Gunung Agung Tiga Belas, yakni pada Rabu (23/05), sosial media Gunung Agung serentak mengunggah ucapan “pamit”.

Hi Sahabat Gunung Agung, terima kasih banyak atas dukungannya!🙏🏻❤️

Semua dukungan, cerita, dan saran dari Sahabat Gunung Agung sangat berarti bagi kami agar tetap dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk seluruh Sahabat Gunung Agung🫶🏻😉

Bagi Sahabat Gunung Agung yang belum sempat berkunjung ke toko/outlet Gunung Agung, kalian dapat mengunjungi official store Gunung Agung berikut ini:
💛Shopee: shopee.co.id/tokogunungagung
💚Tokopedia: tokopedia.com/gunung-agung

Sahabat Gunung Agung, mari kita terus mencerdaskan generasi penerus Bangsa Indonesia dengan melestarikan budaya membaca!

Dalam unggahan Instagram-nya, terlihat beberapa netizen turut menyampaikan terima kasihnya kepada toko buku Gunung Agung.

Toko buku Gunung Agung juga menyatakan melalui kolom komentar bahwa pengunjung dapat mendatangi toko terdekat untuk mengecek promo yang ada.

Bukan Karena Minat Baca Rendah?

Ilustrasi seseorang sedang membaca buku | FOTO: Pixabay / sasint | EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Kabar toko buku Agung tutup secara permanen disebut-sebut lantaran rendahnya minat baca Indonesia.

Namun, menurut pegiat literasi Wien Muldian seperti yang dikutip melalui BBC Indonesia, hal itu bukan karena minat baca rendah.

Melainkan, karena toko buku Gunung Agung tidak berhasil menyesuaikan strategi bisnis dengan perilaku konsumen di era digital

“Faktanya zaman berubah, pengelola toko buku juga harus mengubah cara dia mengelola dan juga pola pikirnya,” penggagas gerakan literasi dan toko buku indie partjarmerah, Windy Ariestanty, berpendapat serupa.

“Kalau kita hanya punya bangunan dan berpikir dengan memajang buku orang-orang lantas akan datang, ya tentu ini tidak akan terjadi,” ucap Windy lagi.

Wien Muldian juga menyatakan akan selalu ada pasar bagi buku-buku fisik di tengah gempuran digital.

Pernyataan tersebut sekaligus membantah anggapan bahwa toko buku Gunung Agung dikalahkan oleh buku digital.

Selain itu, beberapa toko buku terbukti masih bertahan, seperti Gramedia yang aktif melakukan promosi di Instagram dan memiliki toko online-nya sendiri.

Toko Buku Gunung Agung: Dulu dan Kini

Gunung Agung Tutup
Toko buku Gunung Agung di Jalan Gunung Sahari pada sekitar tahun 1954 dari buku Pekan Buku Indonesia 1954 oleh penerbit Gunung Agung Djakarta | FOTO: Wikimedia Commons | EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Toko buku Gunung Agung didirikan oleh Tjio Wie Tay (nantinya dikenal sebagai Haji Masagung) pada 1953.

Sebelum mendirikan toko buku, Tjio Wie Tay adalah pengusaha kongsi dagang penjual rokok bernama Thay San Kongsie .

Pascakemerdekaan, penerbit-penerbit Belanda hengkang dari Indonesia yang menyebabkan permintaan buku sangatlah tinggi.

Hal ini dipandang Thay San Kongsie sebagai peluang sehingga mendirikan kios sederhana yang menjual majalah, koran, serta buku di Jakarta Pusat.

Keuntungan menjual buku bahkan lebih tinggi dibandingkan penjualan rokok dan bir sehingga Thay San Kongsie memutuskan beralih fokus menjadi toko buku.

Bisnis yang berkembang membuat Tjio Wie Tay mendirikan Firma Gunung Agung pada 1953 yang bergerak dalam bidang penerbitan dan pengimporan buku.

Sejak itu, perusahaan terus berkembang hingga mampu menghelat pameran 10.000 buku, menerbitkan buku bersejarah, serta memperluas lini produk.

Namun, pelopor upaya pembuka mata bangsa melalui buku ini telah kehilangan masa kejayaannya.

Kini, hanya lima outlet toko buku Gunung Agung yang tersisa. Namun, koleksinya pun tidak sebanyak dulu baik buku maupun alat tulis.

Kelima toko buku tersebut adalah:

– Gunung Agung Kwitang 38
– Gunung Agung Senayan City
– Gunung Agung Univ. Trisakti
– Gunung Agung Margo City
– Gunung Agung AEON Sentul

Toko online resmi Gunung Agung juga masih dapat diakses melalui akun Shopee dan Tokopedia-nya.

Terima kasih atas segala kenangan dan sejarah yang telah diberikan.

Walaupun, tak dapat dimungkiri bahwa berita toko buku Gunung Agung tutup membuat masyarakat Indonesia terlebih pencinta buku merasa kehilangan.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.