Review Film Ultraman Rising, Ketika Ultraman Menjadi Pengasuh Bayi

Pernah lihat Ultraman mengasuh bayi monster? Itulah yang diangkat dalam Ultraman Rising, sebuah kisah baru dari seri Ultraman

Review Film Ultraman Rising, Ketika Ultraman Menjadi Pengasuh Bayi

Ting tong ting tong Color timer Ultraman berbunyi, pertanda waktu bertarungnya nyaris melewati batas. Mengalahkan monster, lalu pergi.

Ultraman Rising baru saja rilis di Netflix setelah menghadirkan trailer yang epik dan mengharukan.

Film animasi yang berdurasi 1 jam 57 menit tersebut disutradarai oleh Shannon Tindle.

Mengisahkan tentang Ken Sato, pemain baseball yang terkenal sekaligus merupakan sosok Ultraman yang dihadapkan dengan masalah dengan karir kehidupannya dan sebagai pahlawan.

Suatu ketika monster Gigatron menyerang stadion Baseball saat Ken tengah bertanding. Namun, saat monster tersebut telah tewas akibat KDF (Kaiju Defense Force), Gigatron meninggalkan sebuah bola yang merupakan telur.

Telur tersebut menetas dan menjadi bayi monster yang menggemaskan. Rupanya bayi monster yang bernama Emi itu tengah diincar oleh KDF. Kini kehidupan Ken sebagai Ultraman yang harus mengasuh bayi pun dimulai.

Dari premis yang dibawakan tersebut, tentunya sangat berbeda dari film atau serial Ultraman pendahulunya.

Seperti apa review Netflix Ultraman Rising? Yuk kita simak selengkapnya!

Wajah Baru Bagi Seri Ultraman

Review Film Ultraman Rising, Ketika Ultraman Menjadi Pengasuh Bayi
Ultraman tak lagi melawan monster, tapi mengasuh bayi | FOTO: X (@Screenweek)/Netflix

Tentunya kebanyakan dari pembaca pastinya menganggap bahwa tugas Ultraman adalah melawan monster dan melindungi manusia.

Namun, kali ini tema yang diangkat dalam film Ultraman Rising adalah bagaimana jika Ultraman menjadi pengasuh bayi.

Mau dikatakan fresh sepertinya tidak juga, terlebih pada era Heisei awal, pernah ada Ultraman yang ramah anak-anak yakni Ultraman Cosmos.

Mungkin saja film tersebut terinspirasi dari kisah Cosmos, sosok pelindung atau penjinak monster.

Terlebih sosok Ken Sato terinspirasi dari tokoh Asuka (Ultraman Dyna). Asuka dalam seri Ultraman Dyna memang suka bermain baseball.

Sosoknya yang menyukai baseball semakin diperkuat dalam film layar lebar Super 8 Ultra Brother.

Akan tetapi, kalau dilihat secara umum bisa dikatakan film tersebut merupakan wajah baru dari sosok Ultraman.

Mengingat tak semua orang tahu tentang Ultraman dan kalau tahu pun pasti menganggap tugas Ultraman adalah melindungi manusia dari marabahaya monster.

Jika dilihat dari alur cerita, bagi penulis (yang juga penggemar Ultraman), Ultraman Rising menghadirkan kisah yang fresh dengan mengangkat soal keluarga.

Dalam cerita, hubungan Ken dengan sosok ayahnya memang sedang berantakan ditambah juga Ken yang masih egois karena sering mengabaikan tugasnya sebagai pelindung bumi.

Tak hanya itu, hubungan keluarga pun terjadi antara Ken dengan bayi monster yang dibawa untuk dilindungi. Semula Ken sulit mengasuh bayi, akhirnya ia terbiasa mengasuh sang monster bayi.

Cerita yang dihadirkan pun menunjukkan bahwa tugas Ultraman bukan hanya membunuh monster untuk melindungi manusia, melainkan melindungi siapa saja yang memerlukan bantuan.

Selain itu, lawan atau peran antagonis yang hadir dalam Ultraman Rising yakni sosok manusia. Hal tersebut menjadi menarik karena jarang seri Ultraman yang menjadikan musuh sebagai antagonis.

Alur Cerita Klise, Tetapi Penuh Makna

Review Film Ultraman Rising, Ketika Ultraman Menjadi Pengasuh Bayi
Ken Sato aka Ultraman yang berusaha menghibur bayi monster | FOTO: X (@Screenweek)/Netflix

Kalau boleh jujur, Ultraman Rising memiliki alur kisah yang cukup klise yang mana tokoh utama menolak jadi Ultraman lalu di akhir cerita menyadari kewajibannya.

Tampaknya film tersebut memang tak hanya ditujukan untuk penggemar melainkan untuk semua khalayak umum. Oleh karena itu, tak salah bila film tersebut seperti berusaha cari aman untuk alur cerita.

Meski klise seperti kebanyakan cerita animasi pahlawan super, film Ultraman Rising tetap menghadirkan kisah yang penuh makna salah satunya adalah keluarga.

Belakangan memang sedang marak film animasi pahlawan super yang mengangkat tema keluarga, seperti Spider-Man: Across The Spider-verse salah satunya.

Terkadang tema tersebut cocok untuk ditujukan kepada semua kalangan untuk memahami pentingnya sebuah keluarga.

Keluarga yang dimaksud bukan sekadar kasih sayang anak kepada orang tua atau sebaliknya, melainkan bisa berupa sahabat sampai dianggap saudara kandung atau bahkan pengasuh bayi seperti Ultraman.

Oleh karena itu, pendefinisian keluarga dalam Ultraman Rising jauh lebih luas dari apa yang dibayangkan.

Visual yang Memanjakan Mata

Review Film Ultraman Rising, Ketika Ultraman Menjadi Pengasuh Bayi
Adegan Ken yang melihat ayahnya menjadi Ultraman | FOTO: X (@Screenweek)/Netflix

Salah satu hal yang unggul dari Ultraman Rising adalah visual yang memanjakan mata. Visual tersebut menghadirkan berbagai warna sehingga tampak bahagia.

Kebanyakan adegan dalam film tersebut berlatarkan pada malam hari. Mungkin karena memang tubuh Ultraman pada bagian mata dan color timer bakal lebih bercahaya saat di malam hari.

Warna-warna yang ditampilkan pun bervariasi dan indah dengan setiap perpaduan. Hal tersebut menjadi daya tarik sendiri.

Asal-Usul Ultraman Masih Belum Diketahui

Ultraman dan bayi monster | FOTO: X (@Screenweek)/Netflix

Salah satu yang menjadi tanda tanya dalam film Ultraman Rising adalah dari mana asal-usulnya.

Kalau kita tarik ke belakang dengan seri-seri Ultraman pendahulu, sosok raksasa tersebut berasal dari mana saja.

Seperti Ultraman era Showa yang diceritakan berasal dari M78 atau Planet Ultra. Adapun Ultraman Gaia yang diceritakan dari Bumi, Ultraman Dyna merupakan sosok ayah Asuka, dll.

Namun, untuk Ultraman Rising asal-usulnya masih belum diketahui. Apakah akan ada kelanjutannya?

Meski belum diketahui, kelihatannya kalian sudah mengetahui kalau Ultraman itu berasal dari planet M78.

Kesimpulan Review Ultraman Rising

Ken Sato bermain dengan bayi monster | FOTO: X (@Screenweek)/Netflix

Kesimpulan review film animasi Netflix Ultraman Rising memang dari segi cerita cukup klise, tetapi film tersebut berhasil membangun nostalgia penggemar Ultraman.

Tak hanya itu, film tersebut tak hanya menargetkan pasar untuk penggemar Ultraman melainkan untuk seluruh kalangan.

Terlebih mereka mengusung tema keluarga yang semakin membuat film tersebut bisa ditonton siapa saja.

Selain itu, penulis enjoy dengan cerita yang dibawakan. Banyak easter egg yang bertebaran seperti miniatur Gomora, plat nomor mobil Ayah Ken yang berangka M78. Hal tersebut merujuk pada planet Ultra M78.

Tertarik untuk nonton Ultraman Rising? Film tersebut kini dapat kalian saksikan sendiri maupun bersama keluarga untuk mengisi akhir pekan di Netflix!


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.