Kembali Bareng Nikahan, Begini Liputan Kami Tentang Day 1 Comic Frontier 17!

Lagi-lagi 'lebaran' wibu tiba Desember ini, kembali diadakan di ICE BSD tentunya!

day-1 comic frontier 17
Comic Frontier digelar kembali untuk ketujuhbelas kalinya, dan menjadi penutup event-event pop kultur jejepangan pada 2023 ini. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Setelah penantian setidaknya 177 hari sejak Comic Frontier (Comifuro) terakhir dilaksanakan, akhirnya gelaran event pasar komik terbesar di Indonesia kembali lagi.

Masih di venue yang sama, Comifuro 17 tetap digelar di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai (ICE BSD), setelah dua kalinya digelar di tempat serupa pasca pandemi.

Untuk pertama kalinya pasca relokasi dari Balai Kartini ke ICE BSD, Comifuro 17 kali ini berbeda dan lebih luas dari sebelumnya, yang kini mencakup setidaknya lebih dari 1.000 kreator dan circle meramaikan pasar komik independen terbesar tersebut.

Nawala Karsa kali ini berkesempatan kembali mengunjungi perhelatan wibu terbesar di Indonesia ini dalam day-1 Comic Frontier 17, yang digelar pada Sabtu (16/12) lalu.

Akses ke ICE BSD Pakai Armada Lorena

bis transjabodetabek
Comifuro bekerja sama dengan perusahaan bis Lorena untuk mengakomodasikan transportasi menuju dan balik dari ICE BSD. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Untuk akses ke Comifuro sendiri, seperti yang dialami pada dua CF sebelumnya. Penulis dapat mengakses ICE BSD dengan bis intermoda yang disediakan manajemen BSD City.

Namun, panitia Comifuro telah bekerja sama dengan armada bis Lorena untuk kemudahan pengunjung agar bisa langsung ke venue.

Sebelumnya, penulis berangkat dari Stasiun Pasar Minggu Baru pada pukul 06:00 dan tiba di Stasiun Cisauk pada pukul 07:30, melalui tiga trayek KRL Commuter Line yaitu Lin Bogor-Jakarta Kota, kemudian Lin Kampung Bandan, dan terakhir Lin Tanah Abang-Rangkasbitung.

Membutuhkan lima menit secara rata-rata untuk mencapai Terminal Bis Intermoda Cisauk dari stasiun lewat jembatan pedestrian sepanjang 880 meter, dan menunggu sekitar 15 menit untuk dapat menaiki bis Lorena tersebut.

Bis ini lebih sering bolak balik rute ICE BSD – Terminal Intermoda Cisauk setiap 10-15 menit, dan dilengkapi dengan 30 tempat duduk tiap unitnya, meskipun dalam perjalanan penumpang dimintai dana kebersihan oleh kernet.

Namun, terkadang penulis mungkin merasa kurang nyaman saat ingin duduk dan keluar dari bis dikarenakan jarak antar kursi lebih sempit, hanya saja ini berlaku bagi beberapa bis.

Meski demikian, perjalanan dengan bis ini sejauh ini cukup lancar, dengan waktu tempuh ke tujuan sekitar 5 menit jika lalu lintas lancar.

Situasi Antrian CF Pada Pukul 08:00 WIB

day-1 comic frontier 17
Antrian Comifuro 17 yang dibentuk sebanyak delapan barisan. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Penulis tiba di area ICE BSD pada pukul 08:00 WIB dan langsung disambut oleh antrian panjang yang memadati depan loket penukaran tiket.

Pantauan menunjukkan bahwa antrian pengunjung mencapai hampir 1000 orang pada pagi hari.

Menurut panitia bekerja shift malam hari yang ditemui Nawala Karsa, mereka telah menjual sekitar 42.000 tiket secara keseluruhan via platform Ticket2u.

Namun, hingga saat ini belum ada angka pasti mengenai jumlah pengunjung yang masuk pada day 1 Comic Frontier 17.

Empat Hall Terokupasi, Termasuk Area Luar di Belakang Hall

event wibu
Hall 8 dan 9 merupakan zona pasar komik dari lingkar karya independen tanah air. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Pengamatan pada Day 1 Comic Frontier 17 kali ini, event tersebut menggunakan lahan ICE BSD yang mencakup empat hall, yaitu Hall 7 hingga 10, untuk mengakomodasi lonjakan pengunjung.

Main stage ditempatkan di Hall 7, sementara berbagai jenis makanan tersedia di Hall 8.

Area pasar lingkarya atau circle artists menempati dua hall, yaitu Hall 8 dan 9, kemudian dibagi menjadi setidaknya 12 baris dengan berkisar 51 meja setiap barisnya.

Bagi lingkarya yang lebih mampu untuk membuka stan lebih besar juga disediakan di area antara Hall 10 dan Hall 9, dimana booth sirkel Estavia by Regnbue, Eastwood Guns, Ghosty’s Comic, Hai Halo Epel, dan lain sebagainya, menempati area ini.

Sedangkan area booth korporat dan brand, maid café, dan TCG ditempatkan di Hall 10, dimana sejumlah game besar dipamerkan ke publik termasuk NIKKE: Goddess of Victory, Tower of Fantasy, beberapa IP dari Toge Production, dan lain sebagainya.

Toko-toko hobi termasuk Kyou Hobby Shop turut hadir memenuhi wishlist khilafan para pengunjung, begitu juga dengan Lichtshein Hobby Store, Extalia, dan lain sebagainya.

Kemudian pengunjung juga dapat berjalan menuju area di belakang hall, yang digunakan untuk cosplayer, penitipan barang, musala, toilet umum, dan outdoor stage. Pengunjung yang ingin henshin atau ber-cosplay bisa memanfaatkan ruang ganti yang disediakan panitia, tepatnya di Hall 8 dan area luar belakang Hall 9.

Senam dan Utattemita di Outdoor Stage

day-1 comic frontier 17
Pengunjung juga berkesempatan untuk mengikuti senam pagi sekaligus anime dance club, atau Anikura, sebelum berburu merch. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Senam pagi (dan senam sore di day 2) di Outdoor Stage merupakan inisiatif yang diambil oleh komunitas anikura dengan panitia.

Untuk pertama kalinya, kegiatan ini diadakan di CF dengan tujuan untuk menyehatkan para wibu. Kegiatan ini dimulai dengan sesi senam yang energetik, diikuti oleh sesi anikura, atau anime club dengan sesi dance yang meriah.

Utattemita menjadi menu utama dalam kegiatan ini, menarik perhatian banyak pengunjung. Para penampil utattemita menunjukkan bakat dan keterampilan mereka, menciptakan suasana yang meriah antar pecinta musik anime.

Namun, sayangnya, satu penampil outdoor stage tidak dapat tampil karena ada kendala teknis. Tidak disebutkan alasan dari kendala tersebut secara rinci, meskipun dirinya janji akan tampil kembali di hari berikutnya.

Meskipun ada kendala, kegiatan ini tetap berjalan dengan lancar dan berhasil membuat para wibu senang. Kegiatan ini menunjukkan bahwa komunitas ini selalu berusaha menciptakan lingkungan yang positif dan sehat.

Area Circle Market Sudah Ditandai, Lebih Mudah Temukan Lingkarya

Comifuro 17 kali ini menginisiatif memasang penanda rambu baris booth untuk dimanfaatkan sebagai penunjuk baik kepada pengunjung maupun partisipan pasar. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Area Pasar Komik dan Pernak Pernik atau Circle Market dengan jumlah lebih dari 1.000 seperti diklaim panitia Comic Frontier, kini lebih luas dan jumlah pengunjungnya pun semakin banyak. Meskipun keramaian tak terhindarkan, lalu lintas pengunjung tetap lancar.

Area ini terbagi menjadi 12 baris dengan layout peletakan meja eksibisi yang unik, layaknya ‘klaster pulau’.

Seluruh hall dipasang tanda booth yang lebih besar dengan lettering yang lebih jelas, memudahkan pengunjung dan peserta pasar komik untuk menjual merchandise mereka.

Kendali kerumunan atau crowd control secara keseluruhan sudah baik, harus diakui bahwa kondisi Comifuro yang panas dalam outdoor stage di pemuncak siangnya membuat mayoritas pengunjung terpaksa mencari tempat berteduh di dalam hall.

Meski demikian, suasana tetap terkendali dan penuh antusiasme di ranah pengunjung maupun penjual merch selama day 1 Comic Frontier 17 berlangsung.

Susah Sinyal di Tengah Venue

day-1 comic frontier 17
Saat ingin mengunggah informasi pada pukul 10:15 WIB, penulis kewalahan dalam mendapatkan sinyal untuk memposting ke media sosial. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Sepanjang day 1 Comic Frontier 17 kali ini sayangnya terdapat beberapa kendala yang dihadapi di tengah venue.

Salah satu masalah utama adalah komunikasi, termasuk akses internet kurang memadai khas ICE BSD yang tidak dapat dipakai sejak pukul 10:00 hingga 14:00. Hal ini tentunya menjadi momok dalam koordinasi dan operasional tim Nawala Karsa di lapangan.

Selain itu, jaringan Smartfren yang dipakai penulis juga mengalami gangguan sehingga tidak dapat digunakan, padahal di gelaran Comifuro 16 tak ditemukan masalah. Tercatat, kecepatan saat memposting untuk diunggah sebagai update info terkini sangat lambat, padahal kecepatan rata-rata layanan yang dipakai berkisar 25 KBps, namun tak ada respons yang diterima dari penyedia layanan seluler tersebut.

Belum lagi, keluhan terhadap ISP lain seperti Telkomsel masih terus berdatangan, meskipun pihak Comifuro sudah hadirkan mobile BTS sebagai penguat sinyal, berdasarkan penemuan penulis dan kolega lainnya. Hal ini diduga dikarenakan adanya peningkatan volume pengunjung pada siang hari yang membuat jaringan menjadi overload.

Dengan demikian, perlu ada penanganan dan solusi yang tepat dari pihak manajemen ICE BSD untuk mengatasi kendala ini agar keadaan komunikasi selama event di venue dapat berjalan dengan lancar.

Cosplayer Kesulitan Beraksi Tanpa Prop?

cosplayer benda berbahaya
Petugas keamanan venue ICE BSD melakukan prosedur keamanan sebelum membolehkan pengunjung masuk Comifuro, diantaranya memastikan pengunjung berkostum tidak membawa barang-barang yang membahayakan pengunjung lainnya. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Sempat viral di media sosial semasa Day 1 Comic Frontier 17 berlangsung adalah puluhan alat peraga atau pembantu cosplay, atau props, yang terpaksa ‘dititipkan’ sebelum masuk.

Sejumlah cosplayer mengalami kesulitan beraksi tanpa prop mereka. Alat pembantu cosplay mereka terpaksa disita karena dinilai oleh petugas keamanan berpotensi membahayakan banyak pengunjung sekitar.

Meskipun beberapa alat sebenarnya tidak membahayakan, namun dikarenakan keketatan peraturan yang berlaku selama event CF 17, alat-alat tersebut tetap disita.

Oleh karena itu, disarankan untuk cosplayer agar memeriksa kembali peraturan cosplay yang sudah diterbitkan oleh panitia CF beberapa hari sebelumnya.

Cuaca Tak Terduga Menyebabkan Area Cosplay Sulit Digunakan

luar hall bsd
Mayoritas pengunjung tengah beristirahat pada sore hari, seketika cuaca lebih kondusif di area luar belakang Hall venue. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Tak cuma props, pengunjung yang ingin mengabadikan bersama pengunjung berkostum pun tampak kesulitan beberapa jam setelah gate open Comifuro 17.

Termasuk pada Sabtu (16/12) lalu, suhu di luar ruangan mencapai 34°C pada pukul 11:00 WIB, yang mana kurang kondusif untuk melakukan photosession bersama.

Kondisi ini bertahan hingga sore hari pada pukul 15:00 WIB, dimana situasi mulai lebih cair dengan berkerumuman para cosplayer di area belakang hall Comifuro.

Berakhir Lebih Dini, Ada Kawinan Pejabat di Hall Sebelah?

day-1 comic frontier 17
Pukul 18:00, area Hall 7-10 ICE BSD disterilkan sesuai jadwal, namun tanpa diduga meningkatnya pengunjung yang memilih kembali ke Stasiun Cisauk malah meningkat, menyebabkan panjangnya antrian yang terjadi sampai malam hari. | FOTO: Seno Triadi (Infinix 12 Hot Play NFC, dimutakhirkan untuk kejelasan) | EDIT: Nawala Karsa

Sayangnya, beda dengan Comifuro 16 yang selesai pada 18:30, gelaran yang Comic Frontier 17 ini selesai satu jam lebih awal.

Hal ini dikarenakan area harus disterilkan sebelum waktu Maghrib, pada saat itu ada kemungkinan besar karena ada pernikahan di hall sebelah. Pengalihan arus kendaraan pribadi telah memperlambat waktu keluar di loket exit ICE BSD.

Pengunjung yang berniat menaiki bis gratis ke intermoda terkena imbasnya. Akibat keterbatasan armada yang disediakan Lorena, pengunjung harus menunggu bis lebih lama. Mereka harus menunggu selama satu jam ditambah 4 menit, dari pukul 18:25 hingga 19:29.

Berdasarkan informasi pengunjung yang beredar di media sosial, acara Comifuro disterilkan lebih awal diduga sebagai bentuk penghormatan kepada penyelenggara acara pernikahan pejabat polisi yang digelar di Nusantara Hall, ICE BSD.

Day 1 Comic Frontier 17, Sudah Lebih Teratur Meski Ada yang Perlu Diperhatikan

koridor ICE BSD
Seantero koridor Hall 7-9 ICE BSD selama Comifuro dipenuhi pengunjung dan cosplayer. | FOTO: Seno Triadi | EDIT: Nawala Karsa

Comic Frontier 17 tentunya jadi sebuah hajatan para wibu pegandrung pop kultur yang paling ditunggu setiap generasinya.

Bagi setiap pengunjung yang mungkin pertama kali maupun sudah sepuh telah berkali-kali menapak kakinya menuju event ini, Comifuro tetap menjadi media utama sosialisasi antar pelaku atau pecinta pop kultur jejepangan, Barat, dan lokal pada umumnya.

Tentunya, faktor-faktor eksternal tak terduga seperti acara hajatan, kealpaan pengunjung dalam menaati peraturan event, serta cuaca panas tersebut menjadi aspek-aspek yang sekiranya tidak bisa kita cegah, melainkan mencoba kembali strategi dari panitia event untuk menyiasati agar hal tersebut bisa diminimalisir.

Manajemen tempat acara ICE BSD juga perlu perhatikan kembali terhadap media komunikasi pengunjung, sekiranya insiden ‘susah sinyal’ kembali terjadi pada mayoritas pengunjung.

Pada akhirnya, day 1 Comic Frontier 17 di Tangerang, Indonesia ini menjadi sebuah ‘lebaran’ wibu yang benar-benar dekat dengan makna lebaran sungguhan: ramai akan masyarakat pecinta anime, ramai dengan sahabat yang sudah dianggap saudara sendiri, dan tentunya ramai dengan pembeli yang memberi untung kepada kreator.

Semoga saja Comifuro selanjutnya bisa dipertahankan apa saja yang baik dari CF17 ini, dan dapat memperbaiki sejumlah hal berikut crowd control dan penanggulangan darurat untuk meminimalisir imbas insiden tak terduga lainnya.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.