Masalah Konflik Rempang yang berlarut -larut belakangan ini, tentu menjadi topik bahasan warganet di media sosial.
Salah satunya ialah pada Twitter atau X, yang mana pergerakannya dipantau dan diunkap oleh Drone Emprit.
Drone Emprit adalah alat yang memantau percakapan warganet di media sosial, yang hasilnya ialah analisis salah satunya dalam bentuk peta.
2 Kubu Terdeteksi Drone Emprit Terkait Konflik Rempang
Dalam kasus Konflik Rempang, Drone Emprit memetakan adanya 2 kubu.
2 kubu tersebut berdasarkan peta yang diungga lewat akun Ismail Fahmi, selaku founder Drone Emprit, ialah yang kontra dan pro.
Kubu kontra antara lain kelompok kontra pemerintah, aktivis, dan kelompok publik.
Sedangkan kubu pro antara lain kelompok pro pemerintah dan beberapa media online.
Beragamnya Narasi Masing-Masing Kubu Dalam Pantauan Drone Emprit
Masing-masing kubu terpantau oleh Drone Emprit memberikan narasi yang beragam terkait Konflik Rempang.
Pada kubu kontra, khusus kelompok kontra pemerintah cenderung negatif, berupa kritik terhadap aksi aparat pada warga Rempang yang berdemo serta tindakan pemerintah terkait konflik ini.
Lalu khusus dari kelompok aktivis dan publik, selain negatif berupa kritik, ada yang cenderung netral, berupa meminta pemerintah berdialog dengan warga.
Sedangkan pada kubu pro, khusus kelompok pro pemerintah, mengungkap bahwa warga pertahankan yang bukan haknya dan menilai adanya upaya provokasi pada konflik ini.
Sementara kubu media online walaupun ada narasi yang cenderung netral dan negatif, tetapi ada yang cenderung positif, berupa berita janji Presiden Jokowi terhadap warga.
Perbandingan Kekuatan Masing-Masing Kubu Tak Imbang
Meskipun sama-sama beragam, kekuatan narasi terkait konflik Rempang dari masing-masing kubu ternyata beda jauh.
Menurut pantauan Drone Emprit, kubu kontra dengan narasinya lebih dominan dengan persentase sebesar 53 persen.
Narasinya ialah kritik aparat yang mengancam demo warga, desak Pemerintah hentikan PSN REC, kritik konflik agraria di Indonesia, dan seruan aksi solidaritas untuk warga.
Sedangkan dari kubu pro kalah jumlah, dengan hanya mendapatkan persentase sebesar 13 persen.
Narasinya ialah warga pertahankan yang bukan haknya ungkapan konflik bukan pelanggaran HAM berat, warga dapat ganti rugi besar, dan menilai adanya upaya provokasi.
