Dilema China Tanggapi Invasi Rusia, Mendukung atau Tidak?

China Menanggapi Invasi Rusia
Gambar: Getty Images

Penyerangan militer Rusia terhadap Ukraina tentu telah membawa banyak sakit kepala bagi banyak negara. China pun juga merupakan salah satu negara tersebut.

Mengutip dari CNBC, Asisten Menteri Luar Negeri China, Hua Chunying mendapatkan pertanyaan dari para wartawan pada hari Kamis (24/2) lalu.

Pertanyaan tersebut adalah tentang apakah China akan menganggap serangan Rusia terhadap Ukraina sebagai sebuah invasi.

Namun Hua secara berulang kali menghindari memberikan jawaban iya atau tidak. Dia pun menjawab salah satu pertanyaan dengan menyalahkan Amerika Serikat.

“Amerika Serikat secara terus menerus membesarkan dan mengipasi api, bagaimana mereka ingin memadamkan api?” Ujarnya dalam sebuah konferensi pers.

Hua pun menambahkan bahwa Rusia merupakan “negara besar yang independen” yang dapat bertanggungjawab terhadap aksi yang mereka buat.

Pada hari itu juga, terdapat kabar bahwa Menteri Luar Negeri China, Wang Yi melakukan panggilan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

Wang Yi mengatakan bahwa China selalu menghormati kedaulatan dari masing-masing negara. Dan mengatakan bahwa masalah Ukraina merupakan suatu isu yang kompleks.

Komplikasi Kebijakan Luar Negeri China

China Rusia
Gambar: AFP

Melalui pernyataan resmi yang pemerintahan Beijing keluarkan mengenai invasi Rusia terhadap Ukraina, terdapat sebuah gambaran bahwa China mendukung kebijakan dari Rusia.

Dengan begitu banyaknya demonstrasi serta kecaman dari banyak negara terhadap Rusia, tentu pemerintahan Presiden Xi Jinping ingin menghindari untuk masuk ke dalam lingkaran tersebut.

Terutama dengan kebijakan dasar luar negeri China yaitu menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara, maka China memiliki tugas yang besar dalam memperbaiki posisi mereka.

Pada saat ini, juga terdapat kekhawatiran dengan bagaimana China memberikan pernyataan terhadap invasi Rusia ke Ukraina, menggambarkan pandangan mereka terhadap sebuah invasi ke Taiwan.

Taiwan merupakan sebuah wilayah yang memiliki sejarah yang cukup rumit. Pemerintahan Presiden Xi Jinping menyatakan bahwa hanya ada ‘Satu China’ dan berjanji untuk mengembalikan wilayah Taiwan.


Artikel ini merupakan bagian dari Laporan Spesial “Invasi Rusia di Ukraina” garapan redaksi Nawala Karsa.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.