Menjadi Manajer Berkarakter Bela Negara, Apakah Mungkin?

Artikel Bela Negara Pancasila

Globalisasi adalah suatu keadaan yang mempengaruhi masyarakat di seluruh dunia, dimana batas-batas ruang dan waktu tidak lagi menjadi penghalang.

Globalisasi yang terjadi sangat mempengaruhi dan mengubah cara hidup masyarakat karena globalisasi didorong oleh perkembangan teknologi yang sangat signifikan dibandingkan dengan era sebelumnya.

Globalisasi dapat berdampak negatif jika masyarakat tidak mampu menyaring dan berkembang untuk menghadapi tantangan zaman global.

Sementara itu, dampak positif era globalisasi dapat dirasakan jika masyarakat dapat beradaptasi menjadi bagian dari masyarakat modern, mampu memanfaatkan setiap teknologi yang ada untuk kemajuan bangsa, dan mampu melestarikan nilai-nilai dasar bangsa. yang telah tertanam sedemikian rupa sehingga tidak mudah terpengaruh oleh nilai-nilai asing yang tidak sesuai.

Dalam menyikapi globalisasi yang ada, tentunya kita sebagai warga Indonesia harus menyikapi dengan bijak salah satunya penanaman moral Bela Negara dari individu masing-masing agar kita bisa beradaptasi dengan baik tanpa adanya menyalahgunakan teknologi untuk berbuat negatif.

Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Hal ini sudah diatur dalam berbagai pasal yang ada seperti

  1. 27 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945. “Bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara,”
  2. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
  3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 ayat (2)

(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:

  1. pendidikan kewarganegaraan;
  2. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
  3. pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib;
  4. pengabdian sesuai dengan profesi

Unsur Dasar dalam Bela Negara seperti Cinta Tanah Air, memiliki Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara dan terakhir memiliki kemampuan awal bela negara.

Sikap Menghadapi Globalisasi

Setelah kita mengetahui apa itu Bela Negara, ada beberapa poin penting tidak hanya mewujudkan Manajer berwawasan bela negara dan global saja, namun mewujudkan masyarakat Indonesia yang berwawasan global dan berkarakter Bela Negara.

Kita harus menyadari bahwa globalisasi berkembang begitu cepat dan mengharuskan khususnya generasi bangsa untuk berperspektif Global dengan memiliki sikap untuk menghindari dampak negatif seperti :

  1. Nasionalisme

Dengan rasa Nasionalisme yang tinggi, kita bisa menghindari hal negatif dari perkembangan teknologi yang pesat ini, nasionalisme identik dengan rasa atau semangat kesadaran bersama bahwa kita berbagi nilai-nilai bersama yang harus dilestarikan.

  1. Norma dan Agama

Norma dan agama adalah pilar utama untuk menangkal pengaruh negatif seiring dengan gelombang globalisasi.

  1. Nilai Budaya Bangsa

Bangsa kita memiliki nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan pilar dan filter terhadap berbagai pengaruh yang negatif, serta sebagai pendukung bagi nilai dan pengaruh, yang membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Langkah Antisipasi Arus Globalisasi

Ketika kita sudah memiliki sikap yang sudah disebutkan, maka hal selanjutnya kita harus memiliki Wawasan dalam melihat perkembangan Globalisasi ini salah satunya melalui Pendidikan karena ini merupakan cara yang paling efektif dalam meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan global.

Ada beberapa poin yang diperlukan dan kemampuan untuk dikembangkan seperti Kemampuan Mengantisipasi, Mengerti dan Mengatasi Situasi. Salah satu pengatisipasiannya seperti :

  1. pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi karena hal ini mengambil peran yang cukup besar dalam perkembangan globalisasi
  2. Penguasaan informasi dalam berbagai bidang, kita harus mampu mengolah informasi dari segala sisi dalam dunia internet khususnya dan kita harus bisa menyeleksi apa yang baik dan yang buruk dari informasi yang ada.
  3. memanfaatkan pertemuan ilmiah seminar, diskusi dan sebagainya untuk memahami informasi yang berkembang. seperti contohnya mahasiswa yang mengikuti webinar Bela Negara untuk meningkatkan rasa Nasionalisme.

Di era globalisasi sekarang ini, tidak ada nilai-nilai suatu bangsa yang benar-benar homogen dan statis. Setiap bangsa berkembang dengan berinteraksi dengan bangsa lain.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa kemajuan yang dicapai negara Indonesia juga merupakan hasil dari interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka dengan dunia luar, tetapi kita harus tetap mengakar kuat pada nilai-nilai budaya kita.

Dari beberapa poin diatas sudah menjelaskan bagaimana kita melihat dan mendapatkan wawasan Global serta berkarakter Bela Negara (untuk manajer) yang harus kita tanamkan sedini mungkin agar tidak adanya kasus yang merugikan diri sendiri, masyarakat hingga negara kita sendiri.

Bagaimana rasa Nasionalisme yang harus ditanamkan sedini mungkin untuk mengatasi arus globalisasi yang ada. Contohnya kita harus memilah mana budaya yang baik atau buruk contohnya yang paling simple budaya disiplin waktu dari masyarakat Jepang, kita boleh meniru karena kedisiplinannya dan menghargai waktu karena kebanyakan pekerja hingga Manajer yang ada di Indonesia terkadang tidak disiplin dan kurang menghargai waktu.

Latar Belakang Kepemimpinan dan Era Digital

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat telah membawa dunia memasuki era digital. Memasuki era digital, media massa turut berkembang dengan dinamika masyarakat yang modern. Masyarakat semakin kompleks dengan kebutuhan informasi yang semakin meningkat.

Pemberitaan melalui media online kini dianggap lebih cepat dibandingkan dengan media cetak atau penyiaran. Pada saat ini kita sedang berada di Era Digital Revolusi Industru 4.0. Revolusi industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali di Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital.

Revolusi industri ini merupakan suatu proses industri yang terhubung secara digital yang mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik yang diyakini 2 mampu meningkatkan produktivitas. Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan lini usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.

Namun pada saat yang sama ada pula lini usaha yang terancam, profesi dan lapangan kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot. Era revolusi industri 4.0 juga dikenal dengan istilah revolusi digital dan era disrupsi. Di era disrupsi ini terjadi perubahan yang mendasar karena terjadi perubahan yang masif pada masyarakat dibidang teknologi di setiap aspek kehidupan masyarakat.

Banyak aktivitas yang sudah berubah di era digital ini, seperti pembayaran menggunakan e-wallet, pekerjaan yang mulai digantikan oleh teknologi dan internet, cara belanja sistem online, tersedianya transportasi umum dengan aplikasi online baik untuk mengangkut manusia maupun barang atau makanan, mulainya pembelajaran dengan buku digital, contoh-contoh tersebut memberikan bukti bahwa Internet of Thing dapat berguna memberikan rasa aman.

Revolusi industri 4.0 ini juga melahirkan pekerjaan-pekerjaan baru yang banyak bersentuhan dengan dunia digital. Dengan adanya revolusi ini, SDM juga harus mengikuti perkembangan. Dalam menghadapi kesiapan di era digital para pemimpin dari berbagai perusahaan atau organisasi di seluruh dunia dituntut untuk memiliki kemampuan digital dan leadership (kepemimpinan). Kenapa kepemimpinan (leadership) di era digital itu sangat penting?

Digital dan leadership merupakan komponen penting bagi individu dalam menghadapi berbagai tantangan di era digital. Setiap orang pasti memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, namun tidak semua orang mampu mengembangkan potensi kepemimpinan.

Dengan adanya kepemimpinan manajer dengan unsur bela negara dalam diri seorang dapat mempermudah pekerjaan yang sedang dihadapinya, terlebih para pemimpin dan pengusaha-pengusaha yang berhadapan dengan revolusi digital ini.

Tantangan di Era Digital

Dunia digital tidak hanya menawarkan peluang dan manfaat besar bagi publik dan kepentingan bisnis. Namun juga memberikan tantangan terhadap segala bidang kehidupan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam kehidupan.

Penggunaan bermacam teknologi memang sangat memudahkan kehidupan, namun gaya hidup digital pun akan semakin bergantung pada penggunaan ponsel dan komputer. Dalam bidang sosial budaya, era digital juga memiliki pengaruh positif dan dampak negatif yang menjadikan tantangan untuk memperbaikinya.

Kemerosotan moral di kalangan masyarakat khususnya remaja dan pelajar menjadi salah satu tantangan sosial budaya yang serius. Lalu dengan adanya inovasi teknologi baru menjadikan tantangan untuk setiap SDM agar dapat berpikir dengan cepat, kreatif, komunikatif, dan inovasi.

Kepemimpinan di Era Digital, tantangan dan kriteria yang dibutuhkan

Di era digital, muncul berbagai dinamika dan permasalahan yang berbeda dari era-era sebelumnya. Salah satunya, dinamika perkembangan teknologi informasi, dinamika saat ini tidak hanya meningkat dan mengancam institusi nasional, namun juga rasa tujuan bersama. Permasalahan di era digital saat ini yaitu maraknya hoax dan hiperbola yang merugikan, transparansi dan kredibilitas sebuah informasi, dan berkurangnya kepekaan sosial.

Kepemimpinan manajer berbasis bela negara di era digital menjadi sebuah tantangan baru dengan bagaimana agar dapat bertahan dan mampu menghadapi dinamika perkembangan teknologi dan hubungan sosial yang terjadi. Berikut adalah kriteria dan tantangan kepemimpinan di era digital.

  1. Memahami teknologi
  2. Visioner
  3. Memiliki goals
  4. Mampu merealisasikan transformasi digital untuk seluruh pegawai
  5. Tidak semata-mata menggunakan otoritas, namun membangun komitmen yang kuat
  6. Mampu mengatasi kompleksitas hubungan
  7. Mampu membangun kepemimpinan berbasis hukuman dalam ekosistem digital

Itulah artikel Bela Negara dari Dicky Friardani Dkk., mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur. Ingin artikel kamu masuk dalam media elektronik Nawala Karsa? Lihat caranya di Instagram kami!


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.