Sukses di Jakarta, Pameran NINGYŌ Jepang Segera Hadir di Surabaya!

pameran ningyo surabaya
Boneka Taisho sebagai hadiah di antara keluarga anggota kerajaan di zaman Edo 1603-1868. | FOTO: Japan Foundation | EDIT: Nawala Karsa

Sebanyak 10.972 pengunjung telah mengunjungi pameran “NINGYŌ: Art and Beauty of Japanese dolls” yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation, Jakarta di Galeri Nasional Indonesia selama periode 5-24 Juli 2023 lalu. Kini, setelah merampungkan pameran di Jakarta, boneka-boneka tersebut akan melanjutkan perjalanan mereka untuk singgah di kota Surabaya.

Pameran “NINGYŌ: Art and Beauty of Japanese dolls” menghadirkan 67 karya boneka tradisional dan modern, disertai penjelasan sejarah, fungsi, dan penyebarannya dalam kebudayaan mayarakat Jepang. 

Pameran NINGYŌ Jepang ini akan berlangsung dari tanggal 23 Agustus hingga 12 September 2023 di R.109, Departemen Desain Produk, Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Diadakan di ITS Surabaya

pameran ningyo surabaya
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Mr. Kanasugi Kenji bersama Istri mengamati karya. | FOTO: Japan Foundation | EDIT: Nawala Karsa

Pembukaan pameran NINGYŌ Jepang di Surabaya akan dilakukan pada hari Rabu, 23 Agustus 2023 pukul 08:00 WIB di Departemen Desain Produk, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Perwakilan JF Jakarta, Konsul Jenderal Jepang di Surabaya, dan Rektor ITS akan hadir untuk meresmikan pameran.

Selain pameran, terdapat juga sesi pemutaran film Jepang yang dapat dinikmati oleh pengunjung pameran, serta acara-acara lain yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya dan para mahasiswa Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Esensi Budaya Boneka Lintas Generasi di Kebudayaan Jepang

pameran ningyo surabaya
Jajaran boneka Kokeshi dari berbagai wilayah di Jepang. | FOTO: Japan Foundation | EDIT: Nawala Karsa

Terminologi Ningyō (人形), yang dalam bahasa Jepang berarti Boneka, sejatinya berasal dari huruf (hito, dibaca nin) yang berarti manusia, dan (katachi, dibaca gyō) yang berarti bentuk.

Maka secara harfiah, Ningyō berarti suatu benda yang berbentuk seperti manusia. Pameran ini memaparkan macam-macam jenis boneka Jepang melalui empat babak: (1) Boneka sebagai doa bagi kesehatan anak; (2) Boneka sebagai sebuah karya seni; (3) Boneka sebagai bagian dari kesenian masyarakat; dan (4) Penyebaran kebudayaan Boneka di Jepang.

Budaya boneka di Jepang bermula dari ritual-ritual pengusiran roh jahat yang telah dilakukan secara turun-temurun.

Dari sanalah muncul boneka-boneka yang digunakan untuk mendoakan pertumbuhan anak agar sehat saat menjelang pergantian musim, atau disebut Sekku Ningyō, yang salah satu contohnya adalah Hina Ningyō.

Kemudian pada abad ke-17, bersamaan dengan berkembangnya teknik kerajinan, boneka dengan pengerjaan yang lebih rumit mulai dinikmati sebagai karya seni.

Selain itu, muncul kebudayaan boneka berdasarkan iklim dan cerita rakyat pada tiap-tiap daerah, yang mencerminkan kekhasan daerah tersebut, seperti Kokeshi dan Daruma.

Boneka-boneka menjadi cinderamata dan hadiah, serta digemari masyarakat secara luas. Hingga saat ini, berbagai boneka Jepang disukai oleh masyarakat luas secara global, contohnya seperti Jooruri yang digunakan dalam seni pertunjukan, boneka dress-up yang dimainkan anak kecil, hingga figur karakter anime atau manga. 

Tentang Pameran Ningyō

pameran ningyo surabaya
Suasana pembukaan pameran Ningyo di Gedung D Galeri Nasional Indonesia. | FOTO: Japan Foundation | EDIT: Nawala Karsa

Pameran “NINGYŌ: Art and Beauty of Japanese dolls” merupakan bagian dari program Pameran Keliling yang diinisiasi oleh The Japan Foundation di Tokyo, Jepang.

Melalui program tersebut, kantor The Japan Foundation, Jakarta setiap tahunnya menghadirkan pameran yang berbeda-beda terkait budaya, seni rupa, dan kerajinan tangan Jepang.

Kehadiran pameran “NINGYŌ: Art and Beauty of Japanese dolls” di Indonesia kali ini sekaligus merayakan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Jepang dan diharapkan dapat membawa sejarah dan daya tarik budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia.

Pameran ini turut didukung oleh Kedutaan Besar Jepang di Indonesia dan bekerja sama dengan Museum dan Cagar Budaya, Galeri Nasional Indonesia, Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Cush Cush Gallery, dan Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.