Selamat Tinggal Independen Eijkman, Bagaimana Nasib Para Peneliti?

lembaga eijkman pintu
Gerbang utama Lembaga Eijkman, Kompleks Rumah Sakit Pusat Cipto Mangunkusumo. Gambar: Tirto.id

Langkah pemerintah untuk menggabungkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menjadi bagian dari BRIN meraih banyak kritik dari kalangan masyarakat. Hal ini karena dampak dari penggabungan tersebut adalah terjadinya pemecatan dari kurang lebih 120 peneliti dan staf yang berada di Lembaga Eijkman.

Adapun beberapa institusi lainnya yang juga ikut tergabung ke dalam BRIN, seperti LIPI, BATAN, BPPT, dan LAPAN.

Beberapa ahli menyatakan bahwa kebijakan tersebut merupakan bentuk ketidakjelasan dari visi pemerintah dalam membangun riset dan ilmu pengetahuan.

Dewan Penasehat KIKA, Herlambang Wiratraman mengatakan kepada CNN Indonesia bahwa ini sedang krisis dalam kepemimpinan dalam visi keilmuan.

Ia menilai bahwa fokus pada penyeragaman dan birokratisasi lembaga penelitian akan membunuh pengembangan ilmu pengetahuan.

Herlambang menambahkan bahwa, “Fenomena ini mengulang dari masa lampau. Dimana ilmuwan kita yang dapat bersaing dengan dunia internasional tiba-tiba bisa hilang hanya karena pendekatan birokrasi.”

Ketua AIPI, Satryo Soemantri Brodjonegoro juga mengatakan bahwa peleburan lembaga riset ke dalam BRIN merupakan wujud kaburnya visi pemerintah dalam bidang ilmu pengetahuan.

Dia mengatakan, “Menurut saya, pemerintah belum punya visi yang betul mengenai riset dan ilmu pengetahuan dan teknologi.”

Satryo berpendapat seharusnya BRIN hanya berperan sebagai lembaga pendana riset. Sementara lembaga-lembaga penelitian seperti LIPI, LBM Eijkman, BPPT tetap beroperasi secara independen.

“Semua lembaga yang sudah terlebur itu, kembali seperti semula sesuai tupoksi masing-masing.” Tambahnya

Tanggapan Dari Pemerintah

tjahjo kumolo sesi rapat DPR
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia, Tjahjo Kumolo. Gambar: Kompas

Menteri Pan-RB, Tjahjo Kumolo menyatakan bahwa cepat atau lambat, penataan organisasi dan sumber daya manusia di lembaga Eijkman memang akan terjadi.

“Terlepas dari ada integrasi atau tidak, cepat atau lambat, penataan organisasi atau SDM di Lembaga Eijkman memang harus dilakukan.” katanya kepada Kompas pada Senin (3/1) lalu.

Menteri Tjahjo mengatakan bahwa peleburan manajemen dan pengelolaan LBM Eijkman menjadi bagian dari BRIN merupakan bentuk penguatan organisasi.

Jadi, bagaimana pendapat kalian soal kewenangan pemerintah di atas? Apakah mungkin masa depan penelitian sains dalam negeri akan tersentralisasi nantinya?

Yang terpenting pula, bagaimanakah nasib sejumlah peneliti dari Lembaga Eijkman menurutmu? Jangan lupa untuk berikan pendapatmu di media sosial kita, ya!


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.