Kasus Omicron Meningkat, Pemerintah Jepang Pilih Kurangi Masa Isolasi

kasus omicron jepang header
Foto: © Kyodo News

Beberapa hari terakhir, terjadi peningkatan jumlah kasus COVID-19 di pelbagai belahan dunia. Hadirnya varian baru bernama Omicron menjadi dalang dari peningkatan kasus yang terjadi. Terkait peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron ini, Pemerintah Jepang sempat menyampaikan bahwa mereka siap untuk melaksanakan tindakan anti COVID-19. Tindakan tersebut adalah dengan memberikan booster vaksin lebih awal kepada masyarakat.

Selain itu, Pemerintah Jepang juga memutuskan hal lain. Saat ini Pemerintah Jepang mempersingkat masa isolasi orang-orang yang berkontak dekat dengan penderita COVID-19 varian Omicron.

Minimalisir Gangguan Sosial

Terkait keputusan pemerintah Jepang untuk mempersingkat masa isolasi, hal ini dipengaruhi masa inkubasi virus yang lebih singkat. Pada COVID-19 biasa, masa inkubasi virus adalah sekitar lima hari.

Namun, untuk varian Omicron, masa inkubasinya adalah tiga hari. Kondisi ini menjadi salah satu pertimbangan dari pemerintah Jepang.

Kebijakan ini juga menimbang bahwa dengan masa isolasi lebih singkat, dapat meminimalisir terjadinya gangguan sosial.

Sebab, dengan masa isolasi yang cukup lama, hal tersebut tentunya berpengaruh pada pelbagai sektor sosial.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, juga menyampaikan bahwa kebijakan dari pemerintah Jepang tersebut agar mereka dapat mempertahankan fungsi sosial dan mereka berusaha untuk sefleksibel mungkin dalam merespon segala kebutuhan.

pelaku industri hiburan jepang covid-19 header
Suasana persimpangan Shibuya, Tokyo, April 2020 lalu. Foto: Yuichi Mori (https://medium.com/yuichi-mori-journal/tokyo-covid-19-pandemic-cbb12695f842)

Untuk masa isolasinya, saat ini rencananya akan menjadi 10 hari saja. Jumlah ini tentu lebih singkat jika dibandingkan dengan isolasi pada kasus COVID-19 yang mencapai 14 hari.

Mengenai gangguan sosial yang dapat terjadi, dapat terlihat dari kasus yang terjadi di Prefekur Okinawa, yang mengalami kekurangan tenaga medis.

Kondisi tersebut terjadi akibat banyak tenaga medis yang berkontak dekat dengan penderita COVID-19. Hal ini tentunya cukup melumpuhkan layanan medis di Prefektur Okinawa.

Peningkatan Kasus COVID-19 Varian Omicron di Jepang

Mengenai peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di Jepang, pada Rabu (12/1), jumlah kasus COVID-19 di Jepang mencapai 13.000.

Jumlah ini menjadi kasus COVID-19 harian terbanyak di Jepang selama 4 bulan terakhir.

Selain itu, untuk wilayah Osaka, kasus baru pada hari Kamis (13/1) mencapai kurang lebih 2.400 kasus. Hal ini juga menjadi pertama kalinya sejak September lalu, jumlah kasus yang melebihi 2.000.

Untuk wilayah Tokyo, jumlah kasus yang terjadi berada pada kisaran 9.500 kasus baru dalam satu minggu terakhir.

Bukan Negara Pertama yang Mengurangi Masa Isolasi

Tingginya penyebaran Omicron pada pelbagai belahan dunia, menyebabkan banyak negara yang lebih dulu memutuskan mempersingkat masa isolasi.

Saat ini, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat sudah memutuskan untuk mengurangi masa isolasi.

Kondisi yang menjadi pertimbangan terkait hal ini adalah Omicron memiliki kemungkinan lebih rendah untuk menyebabkan gejala yang parah.

Meskipun begitu, varian ini juga lebih menular apabila dibandingkan dengan varian lainnya, termasuk COVID-19 yang asli.

Negara lain dengan sigap mengatasi varian Omicron yang hadir, lantas bagaimana ya kondisi di negara kita tercinta?


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.