Unity, perusahaan yang memproduksi gim engine belakangan mengalami backlash baik dari kalngan gamer maupun gamedev. Mereka kemudian menyalahkan CEO Unity John Riccitiello atas usulan ini, siapa John Riccitiello tersebut?
John Riccitiello yang merupakan ex-CEO dari EA dan (kini) Unity, adalah seseorang yang sering menunjukan perspektif ‘profit first’ kepada kalangan gamer.
Selama jabatannya sebagai CEO EA Games, ia memberikan berbagai statement yang tidak disukai oleh gamer. Begitu pula dalam rilisan EA Games, yang dihujani dengan transaksi mikro.
Repurtasi negatif John Riccitiello cukup terkenal hingga menenggelamkan nama EA sebagai publisher rakus, begitu pula dengan Unity saat ini. Sosoknya bisa dibilang sebagai CEO paling dibenci oleh para gamer.
Latar Belakang dan Blunder John Riccitiello di EA

John Riccitiello adalah seorang lulusan bisnis sains di Sekolah Bisnis Haas, Universitas California pada tahun 1981.
Pekerjaan pertamanya adalah sebagai direktur manager di Clorox dan Pepsi, sementara kali pertama ia menjadi CEO adalah di perusahaan Wilson Sporting Goods pada tahun 1993.
John bergabung dengan Electronic Arts (EA) pada tahun 1997, ia sempat keluar namun bergabung lagi pada tahun 2007 sebagai dewan direksi.
Sementara, jabatannya di Unity dimulai pada tahun 2014, hingga Oktober (09/10) 2023 lalu, ketika Unity mengumumkan penurunan John dari jabatan CEO.
John terkenal dengan berbagai pernyataannya terkait industri gim yang banyak ditentang oleh para gamer.
Pada pertemuan pemegang saham EA tahun 2011, John menyampaikan model ‘play now, pay later’ dimana pemain Battlefield yang sudah bermain selama lebih dari 6 jam akan membayar untuk melakukan reload, karena ia sudah terlanjur menginvestasikan waktu dan kesenangannya di sana.
Rekaman dari kata-kata John ini kemudian beredar luas di Internet, semakin menjatuhkan reputasi EA sebagai publisher rakus.
Blunder John di Unity

Dalam wawancaranya dengan pocketgamer.biz (13/07/22) tentang merger antara Unity dan IronSource, John mengungkapkan bahwa para gamedev yang masih menerapkan metode monetisasi lama, adalah orang yang brilian namun idiot.
Ia percaya kalau bentuk monetisasi gamedev sebelumnya tidak bisa menjadi penentu apakah sebuah judul gim sukses atau tidak.
Baginya, gamedev kini perlu langkah monetisasi yang cepat melalui transaksi mikro. Dengan begitu, Unity juga akan lebih cepat menerima profit dari hasil transaksi mikro. Pada akhirnya, John menyampaikan permohonan maaf melalui akun X (Twitter)-nya.

Sementara, kasusnya yang paling baru saat ini adalah wacana perubahan cara monetisasi yang akan dilakukan Unity pada tahun 2024.
Walaupun wacana ini sudah direvisi dan mengubah poin-poin yang bermasalah, kepercayaan gamedev terhadap Unity, sepertinya tidak bisa sembuh dalam waktu singkat.
Turun Jabatan dan Memutuskan Pensiun

Dua minggu setelah revisi sistem monetisasi baru Unity, muncul pengumuman turunnya John Riccitiello dari jabatan CEO serta anggota dewan direktur.
Posisinya kemudian digantikan oleh James Whitehurst, mantan CEO dari perusahaan hardware komputer IBM.
Dilansir dari Wired, melalui rilis pers-nya John berpesan bahwa sebuah kehormatan baginya untuk bisa bekerja bersama Unity selama lebih dari sepuluh tahun.
Sementara itu, respon gamedev maupun gamer, masih belum bisa mengembalikan kepercayaan mereka kepada Unity. Kini, para pengembang mulai berpikir untuk mempelajari engine lain, seperti Unreal, Godot, Defold, dan masih banyak lagi.