Hadapi Ancaman Siber, Spentera Bantu Penguatan Keamanan Siber di Indonesia

Ancaman siber kini merajalela, khususnya pada sektor keuangan. Spentera siap membantu untuk menanggulangi serangan siber.

Hadapi Ancaman Siber, Spentera Bantu Penguatan Keamanan Siber di Indonesia

NawalaKarsa.id – Ancaman kejahatan siber telah menjadi masalah serius di Indonesia baik yang menyerang individu atau institusi.

Dampak dari serangan siber tersebut sangat berdampak fatal, bahkan dapat merugikan lembaga-lembaga, khususnya lembaga keuangan.

Oleh karena itu, Spentera membantu untuk menguatkan keamanan siber dalam melindungi informasi yang vital.

Bagaimana bentuk kerja sama mereka? Yuk kita simak!

Keuangan Merupakan Sektor Paling Vital

Kejahatan siber di Indonesia merupakan masalah yang serius, hal tersebut diungkap oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Terjadi peningkatan kasus kejahatan siber secara signifikan di seluruh dunia yang semula 40 persen di tahun 2019, menjadi 77 persen di tahun 2023.

Salah satu yang paling rentan terhadap serangan siber adalah sekto keuangan. Hal tersebut terjadi karena keuangan memiliki data sensitif dan jumlah transaksi yang ditangani.

Global Finansial Stability Report, mengungkapkan hampir 20 persen sektor keuangan menjadi salah satu sektor yang memiliki risiko serangan siber paling besar.

Ancaman tersebut mencakup serangan seperti phising, ransomware, serangan DdoS (Denial of Service), dan pencurian data sensitif.

Oleh karena itu, dampak dari serangan siber tidak bisa dianggap enteng.

Juda Agung, Deputi Gurbenur Bank Indonesia mengungkap serangan siber memiliki dampak yang signifikan. Terutama pada sistem stabilitas keuangan.

Hal tersebut dapat mengganggu layanan keuangan yang diberikan lembaga keuangan, sehingga dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadapat lembaga keuangan serta dapat membuat lembaga keuangan dan nasabah rugi jika terjadi pencurian dana.

Spentera Membantu Menguatkan Layanan Keamanan Siber

Hadapi Ancaman Siber, Spentera Bantu Penguatan Keamanan Siber di Indonesia
Royke Tobing, direktur cyber intelligence Spentera, berharap seminar keamanan siber dapat meningkatkan kesadaran ancaman siber yang meningkat kian hari. | FOTO: Spentera | EDIT: Nawala Karsa

Pada (25/4), di Hotel Westin, Jakarta, perusahaan penyedia layanan keamanan siber yakni Spentera mengadakan seminar dengan tema  “Cyberwolves Con, Latest Threat Intelligence Brief in Indonesia”.

Tujuan dari seminar tersebut adalah membahas strategi penguatan keamanan siber yang diterapkan oleh industri perbankan.

Royke Tobing, Direktur Cyber Intelligence PT Spentera mengungkapkan, “Tingginya eksposur ancaman siber membuat pihak bank harus menerapkan upaya penguatan siber yang efektif.”

Menurutnya Spentera dapat menjadi mitra dari industri bank dalam memberikan fasilitas perlindungan terbaik dari ancaman siber, sesuai dengan aturan yang berlaku.

Empat dari sepuluh bank terkemuka di Indonesia telah menaruh kepercayaan pada Spentera.

“Tak hanya untuk mencegah insiden siber, tapi juga mendeteksi saat insiden berlangsung dan memulihkan setelah insiden terjadi,” tutur Royke.

Aplikasi banking menjadi topik sorotan dalam seminar tersebut. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam hal keamanan, internet banking atau mobile banking terus mengalami tantangan seiring berkembangnya digital.

Terdapat kerentanan yang ditemukan oleh Spentera di antaranya yakni pertama transfer, pembayaran, dan penarikan menggunakan akun lain. Kedua permintaan pengiriman uang atau permintaan membagi tagihan menggunakan akun lain. Ketiga mengurangi jumlah pembayaran dan biaya admin dari fitur isi ulang dan penagihan, keempat memodifikasi data penting tanpa persetujuan supervisor.

Selain itu, referensi objek langsung yang tidak aman adalah melihat saldo dan riwayat dari akun lain dan melihat informasi detail dari akun lain.

Melalui Surat Edaran OJK Republik Indonesia nomor 29/SEOJK.03/2022 mengenai ketahanan dan keamanan siber bagi bank umum.

Dalam surat edaran tersebut, terdapat panduan secara detail mengenai kebijakan komprehensif yang harus dilaksanakan oleh bank komersial, mencakup penilaian dan manajemen risiko, perlindungan data, perencanaan respon atas insiden, dan kapasitas karyawanan termasuk penunjukan divisi khusus keamanan siber.

Selain itu, setiap bank harus melakukan pengujuan dalam keamanan siber secara berkala. Terdapat dua jenis yaitu berdasarkan kerentananan dan berdasarkan skenairo untuk menanggulangi dan memulihkan setelah insiden siber.

Pihak bank diberi kebebasan dalam melakukan pengujian yang dapat dilakukan secara mandiri atau pihak ketiga yang kompeten.

Marie Muhammad, Director of External Operation Spentera mengatakan, “Layanan Penetration Testing merupakan salah satu Spentera dalam pengujian keamanan siber, dilakukan oleh tim yang terdiri dari orang-orang yang unggul dan berpengalam di bidang ini.”

Selama 12 tahun, Spentera telah menjadi kepercayaan berbagai perusahaan dan lembaga di berbagai sektor di Indonesia, di antaranya sektor keuangan, perbankan, oil & gas, telekomunikasi, otomotif, dan pemerintahan.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.