Review Film Disney’s Wish: Perjalanan Asha Melawan Kekuasaan Raja Magnifico

Animasi Musikal terbaru dari Disney, “Wish” resmi tayang pada 22/11 di seluruh bioskop Indonesia. Simak review film Disney’s Wish dari kami!

WISH Magnifico
RULER OF ROSAS - King Magnifico | FOTO: © 2023 Disney. All Rights Reserved. | EDIT: Nawala Karsa

Sebagai animasi yang diciptakan untuk merayakan 100 tahun Disney, Disney’s “Wish” menghadirkan petualangan melintasi pintu gerbang ke kota magis, Rosas, di mana kisah epik tentang perlawanan Asha melawan kekuasaan jahat Raja Magnifico diuraikan dengan keindahan visual dan naratif khas Disney.

Mengulas film ini rasanya seperti membuka lembaran baru dalam buku dongeng modern. Di bulan November ini, Nawala Karsa berkesempatan untuk menghadiri special screening Disney’s Wish yang diadakan di XXI Plaza Indonesia.

Berikut ini adalah review film Disney’s Wish dari saya, pecinta animasi Disney wajib baca dan nonton! 

Sinopsis Film Disney’s Wish

Disney Wish Asha
Asha dan Star | FOTO: Disney Indonesia | EDIT: Nawala Karsa

Dilansir dari official synopsis Disney Indonesia, Disney’s “Wish” berlatar belakang di sebuah pulau fantastis yang terletak di Semenanjung Iberia, bernama Rosas. Pulau ini dipimpin oleh Raja Magnifico. Memiliki raja yang dapat mengabulkan harapan dan menjaganya, orang-orang datang dari seluruh dunia agar impian mereka tetap aman. Dengan janji bahwa Raja Magnifico akan mengabulkan permintaan itu suatu hari nanti.

Namun, Magnifico tidak sepenuhnya altruistik. Dia tidak hanya menikmati perannya dalam mengabulkan permintaan—dia juga menikmati kendali. Dia sendiri yang memutuskan keinginan siapa yang akan dikabulkan dan siapa yang tidak.

Asha menyadari bahwa keinginan apa pun yang terlalu besar atau ambisius atau mengancam Magnifico tidak akan terkabul. Itu berarti ada sebagian besar orang di Rosas yang tidak akan pernah melihat impian mereka terwujud, dan yang paling menyedihkan adalah mereka bahkan tidak ingat apa yang membuat mereka bertahan.

Saat Asha mengetahui kebenaran pahit tentang Magnifico, dia tidak bisa hanya duduk diam dan tidak melakukan apa pun. Saat itulah dia menyampaikan permohonannya kepada seorang bintang. Keinginan luar biasa Asha secara tidak sengaja memanggil satu bintang yang dikenal sebagai Star.

Namun, Star tidak dapat mengabulkan permintaan. Ia bukanlah karakter yang turun tangan dan memecahkan masalah, melainkan menginspirasi Asha untuk berpikir berbeda. Star ada di sana untuk mengingatkan Asha agar tidak menyerah, dan membantunya sedemikian rupa sehingga berpegang pada harapan bisa membantu.

Bersama-sama dengan Star dan teman-teman dekatnya, bisakah Asha mewujudkan harapan dan menghentikan kekuasaan Raja Magnifico yang tidak adil?

Visual Animasi Khas Disney Klasik

Sesuai dengan tujuan diciptakannya karya ini, “Disney’s Wish” memukau penonton dengan sentuhan visual yang mengingatkan pada keajaiban animasi gaya klasik ala Disney. Gaya animasi yang disajikan memancarkan kehangatan yang khas dari film-film animasi legendaris Disney sebelumnya.

Magnifico Disney Wish
Raja Magnifico sang penguasa Rosas, diperankan oleh Chris Pine | FOTO: Disney Indonesia | EDIT: Nawala Karsa

Karakter-karakter yang dihidupkan, seperti Asha dan Raja Magnifico, memiliki desain karakter yang ikonik dan ekspresi wajah yang kaya akan emosi. Asha sebagai karakter protagonis perempuan pemberani khas Disney dipadukan dengan karakter antagonis pria, Magnifico yang memiliki raut kegilaan di wajahnya.

Kota Rosas, yang diilustrasikan dengan indah, menghadirkan pesona kota dongeng dengan detail dan palet warna yang mencolok. Mulai dari jalanan yang berkelok-kelok hingga menara tinggi yang bersinar. Visual langit yang dipenuhi bintang juga memanjakan mata penontonnya.

Dapat dikatakan bahwa Disney’s Wish ini tidak hanya menceritakan kisah, tetapi juga merayakan warisan Disney Animation Studios, menunjukkan bahwa keindahan gaya animasi klasik tetap relevan bahkan sampai setelah 100 tahun berlalu.

Pesan Moral Khas Disney Yang Mudah Ditebak

Tidak perlu menjadi Sherlock Holmes untuk memecahkan teka-teki terkait alur cerita dari “Disney’s Wish” ini. Alur ceritanya cukup sederhana. Ada Asha, si pahlawan, yang harus menghadapi Raja Magnifico yang jahat. Kota Rosas yang dulunya penuh harapan tiba-tiba diserang oleh kejahatan, dan kita semua udah bisa nebak siapa yang bakal berdiri di ujung keberanian.

Disney Wish Valentino
Valentino dalam Disney’s Wish | FOTO: © 2023 Disney. All Rights Reserved. | EDIT: Nawala Karsa

Alurnya? Well, kita bisa tebak dari awal sampe akhir, nggak terlalu bikin otak kita berputar keras. “Disney’s Wish” tetap punya daya tariknya sendiri. Di tengah kebocoran alur cerita, film ini tetap berhasil membuat kita tersenyum hangat.

Semua plot twist kayaknya udah keliatan dari jauh. Jelas, keajaiban visualnya dan soundtrack yang catchy bikin kita tetap terhibur. Jadi, meski sudah tahu endingnya, “Disney’s Wish” masih layak jadi pilihan buat yang ingin santai sambil menyelamatkan kota magis dari kejahatan klise.

Ketika kita nonton “Disney’s Wish“, rasanya kayak kita lagi melihat ulang dongeng zaman dulu yang jelasinnya kayak yang sudah kita hafalkan dari kecil. Kita mungkin tahu siapa yang bakal menang dan gimana kisahnya bakal berakhir, tapi film ini tetep bisa bikin kita geleng-geleng kepala sambil mikir, “Ya gitu deh, namanya juga dongeng.” Meskipun nggak ada kejutan besar, kita tetep dapet dosis keceriaan yang bikin kita bilang, “Oke lah, kita nostalgia sebentar sama dongeng klasik Disney zaman dulu.”

Pernyataan Kreator Film Disney’s Wish

Sepanjang perjalanan 100 tahun Walt Disney, sudah begitu banyak karakter favorit Disney yang melakukan petualangan karena impian mereka. “Wish” merayakan cerita tentang mimpi-mimpi itu. Jennifer Lee, sebagai produser eksekutif dan penulis dari film ini, berkata: “Inti dari film kami adalah, “Tidak ada kekuatan yang lebih besar di alam semesta selain seseorang yang memiliki keinginan sejati di hatinya,” ujar Jennifer

Untuk menutup review film Disney’s Wish ini, dapat saya katakan bahwa kisah ini cukup berhasil menciptakan pengalaman sinematik untuk bernostalgia. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton merenung tentang keberanian, persahabatan, dan kekuatan harapan.

Dari visual yang klasik hingga soundtrack yang menghantarkan emosi, Disney’s “Wish” bisa mengukir tempat istimewa dalam jajaran dunia animasi, meskipun menurut pendapat pribadi saya, film ini masih belum bisa mengalahkan memori sebaik pendahulunya seperti Coco dan Encanto.

Sebagai sebuah karya peringatan untuk 100 tahun Disney Animation Studios, film ini tidak hanya menyampaikan keindahan visual, tetapi juga memupuk semangat magis yang ditanamkan oleh studio ikonik ini.

Nah, kira-kira setelah baca review film Disney’s Wish ini, ada tidak NawaReaders yang sudah nonton filmnya? Jangan lupa berikan kesanmu di kolom komentar lewat medsos kita maupun Discord, ya!


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.