Apa Perbedaan Anime Adaptasi dan Live Action?

Perbedaan Adaptasi Anime dan Live Action One Piece
Perbedaan diantara dua adaptasi manga One Piece | FOTO: Amazon (Kiri) & Hardrock FM (Kanan)

Adaptasi merupakan hal yang sering terjadi dalam dunia hiburan, seperti film, serial televisi, bahkan termasuk anime.

Namun, sering kali sebagai penonton kita merasakan hal yang ganjil dalam versi adaptasi seperti jalan cerita, peralatan yang dipakai, tambahan tokoh dll, sehingga menimbulkan perbedaan dalam anime dengan sumber asilnya (novel ringan dan manga).

Mengapa sih perbedaan karya adaptasi sering berbeda dari sumbernya? Mari kita simak!

Satu Penulis versus Kelompok Kreatif

Tidak sedikit pembuat manga dan penulis novel ringan selalu bekerja sendirian. Oleh karena itu, mereka dapat dengan mudahnya menentukan akhir cerita (seperti Hajime Isayama yang menentukan akhir dari Attack on Titan). Para penulis ini hanya bergelut dengan pikiran dan membuat konsep cerita seorang diri.

Beda halnya dengan anime. Di balik layar pembuatan anime banyak orang terlibat, bahkan dua studio pun bisa bekerjasama untuk menggarap sebuah anime seperti Spy x Family yang digarap oleh Wit Studio dan CloverWorks.

Kalau kalian pernah menonton Shirobako, pasti paham bagaimana proses pembuatan anime yang begitu sulit. Bukan terletak pada memberikan efek atau menggambar, tetapi perseteruan karena perbedaan kreativitas. Tidak jarang sering kali kita mendengar media dari Amerika, bahwa seorang sutradara keluar dari proyek atau perombakan naskah dan lain-lain.

Hal tersebut sering terjadi di balik layar dan tidak menutup kemungkinan proses pembuatan anime juga sering terjadi masalah sebelum proses produksi.

Itulah yang membedakan satu penulis dengan kelompok kreatif. Satu penulis novel ringan atau manga bisa menentukan, mengonsep cerita dari awal hingga akhir, sedangkan kelompok kreatif sering terjadi perbedaan pandangan kreativitas. Tidak salah bila anime atau live action berbeda dari sumber aslinya.

Adanya Keterbatasan dalam Adaptasi Anime & Live Action

Dalam proses pengadaptasian, tidak mungkin seorang sutradara dan penulis skenario tidak membaca sumber aslinya. Tentu mereka membaca terlebih dahulu manga atau novel ringan yang ingin diadaptasi.

Perbedaan yang terjadi antara sumber asli seperti manga dan novel ringan dengan anime karena faktor penafsiran dan keterbatasan.

Walau anime digambar, tetapi untuk merealisasikan gambar tersebut menjadi gambar yang bergerak tidak mudah. Lalu faktor durasi bisa memengaruhi keterbatasan dalam mengeksplor sebuah cerita.

Anime televisi dan anime layar lebar memiliki waktu durasi tersendiri. Anime televisi rata-rata memiliki durasi sekitar 23 menit, sedangkan anime layar lebar memiliki durasi 90 menit atau 100 menit lebih.

Dengan durasi yang terbatas tersebut, sutradara dan penulis skenario harus melakukan penyeleksian unsur dalam novel dan manga.

Tidak mungkin semua unsur dalam manga dan novel ringan harus diadaptasi menjadi anime. Sutradara dan penulis skenario harus memilah bagian mana yang layak untuk diadaptasi.

Tidak lupa pula setelah memangkas, untuk menjaga cerita agar tetap konsisten tanpa plot hole, penulis skenario dan sutradara melakukan penambahan orisinil dan perubahan adegan.

Apakah Penulis Manga ataupun Light Novel Tak Terlibat dalam Produksi?

Kalau mempertanyakan apakah penulis manga dan novel ringan yang asli ikut terlibat apa tidak, sebagian proyek anime dan live action mendatangkan penulis asli. Sebagai contoh Echiiro Oda selaku kreator dari One Piece yang hadir dalam proses pembuatan live action One Piece.

Dengan kehadiran Echiiro Oda, tidak menutup kemungkinan bahwa live action One Piece mengalami perubahan dari versi manga.

Reki Kawahara selaku penulis novel ringan Sword Art Online turut terlibat dalam proses pembuatan layar lebar Sword Art Online Progressive. Namun, kenyataannya dengan hadirnya penulis asli juga tetap ada perubahan dari sumber aslinya.

Kalau mempertanyakan apakah penulis manga dan novel ringan yang asli ikut terlibat apa tidak, sebagian proyek anime dan live action mendatangkan penulis asli. Sebagai contoh Echiiro Oda selaku kreator dari One Piece yang hadir dalam proses pembuatan live action One Piece.

Dengan kehadiran Echiiro Oda, tidak menutup kemungkinan bahwa live action One Piece mengalami perubahan dari versi manga.

Reki Kawahara selaku penulis novel ringan Sword Art Online turut terlibat dalam proses pembuatan layar lebar Sword Art Online Progressive. Namun, kenyataannya dengan hadirnya penulis asli juga tetap ada perubahan dari sumber aslinya.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.