Eksekutif Studio Orange Buka Rahasia Beastar dan Houseki no Kuni

Bagaimana animasi 3D buatan Studio Orange bisa sangat menarik? Dalam panel Anime Expo 2022, produser Houseki no Kuni menjelaskan Orange sebagai sebuah Studio!

Anime dengan grafik komupter tiga dimensi (3DCG) masih berada antara ‘surga’ dan ‘neraka’ bagi penggemar anime. Beberapa judul terbukti tampil cantik dengan metode ini, tapi mimpi buruk seperti Ex-Arm selalu ada sebagai bahan olok-olokan. Untungnya, Studio Orange selalu membuat judul yang mendulang banyak pujian.

Adaptasi manga Houseki no Kuni dan Beastars yang padat dengan animasi tiga dimensi misalnya, masing-masing punya ciri khas sakuga-nya tersendiri.

Orange mengetahui kapan mereka harus mengerjakan 2D dan 3D, kemudian menggabungkannya dalam transisi yang seamless, sehingga terasa kalau anime ini hanya memiliki satu metode saja.

Tahun ini, Studio Orange kembali untuk mengerjakan anime Trigun Stampede. Setelah menunjukan trailer anime terbaru mereka, salah satu produser Studio Orange, memilih untuk menceritakan studio tersebut dengan agak panjang lebar.

Jadi, bagaimanakah kisah dari studio animasi berkaliber di Jepang tersebut?

Studio Orange, Bermula dari Misi Solo, Berkembang jadi Perusahaan Besar

Studio Orange
Gambar: Legoshi & Haru dari Beastars (Studio Orange)

Dalam event Anime Expo 2022 pada Minggu (3/7) lalu, Studio Orange kebagian panel untuk mempromosikan judul terbaru mereka, Trigun Stampede.

Setelahnya, mereka tidak memiliki hal lain untuk mereka umumkan, kecuali pembicaraan untuk mengenal Studio Orange dengan lebih dekat.

Dalam panel ini, Waki Kiyotaka, ingin menjelaskan proses kerja yang mereka lalui dalam proses produksi, serta sejarah singkat studio tersebut.

Orange bermula dari CEO-nya yang bernama Inomoto Eiji. Inomoto memulai karirnya dengan menjadi staff dalam anime Zoids, dan juga pernah bekerja sebagai asisten salah satu judul Shonen Jump.

Setelah menonton Toy Story buatan Pixar, Inomoto tertarik untuk membeli program animasi tiga dimensi seharga 30 ribu dollar (Sekitar 400 juta Rupiah) dengan tabungannya sendiri.

Beberapa orang yang mengenal Eiji tertarik untuk bekerja dengannya, sehingga terbentuk Studio Orange saat ini.

Walaupun sebagai CEO, Inomoto Eiji masih banyak berkontribusi dalam proyek-proyek yang studio kerjakan.

Waki Kiyotaka menyanggahkan, dalam produksi Houseki no Kuni seluruh gerakan dari 22 karakter merupakan peragaan dari Inomoto seorang.

Produser Kiyotaka sendiri, tertarik dengan potensi dari teknologi 3DCG, dan ikut terjun dalam perusahaan pimpinan Eiji tersebut.

Membawa Aspek Terbaik Dari Dua Dunia

Studio Orange
Gambar: Cinnabar dari Houseki no Kuni (Studio Orange)

Selain animasi tiga dimensi, Orange punya banyak pengalaman dalam illustrasi dua dimensi.

Mereka mengerjakan Black Bullet serta Dimension W, terproduksi bersama masing-masing studio utama, sebelum Houseki no Kuni dan Beastars.

Ditambah dengan pengalaman bekerja untuk studio dengan gambar tangan, Orange menggabungkan kedua aspek tersebut dalam proyek mereka.

Studio Orange menggabungkan gambar dua dimensi dengan grafik komputer, kemudian disesuaikan dengan gaya khas mereka.

Macam-macam peran dalam studio tersebut memilik tanggung jawab masing-masing. Modeller dan rigger, bertanggung jawab untuk gerakan detail model. Sementara background merupakan hasil dari gambar tangan.

Untuk menyatukan kedua aspek tersebut, perlu ada perhatian khusus terhadap detail, terutama dalam aspek bayangan.

Hal tersebut mereka lakukan karena masing-masing departemen memiliki perspektif berbeda terkait bagaimana membuat karakter tersebut hidup, maka komunikasi intens antar role menjadi penting.

Kiyotaka menjelaskan contoh tantangan menganimasikan karakter melalui model Cinnabar dari Houseki no Kuni.

Untuk menggerakan rambut karakter tersebut, terdapat empat alternatif animasi yang tersedia.

Beberapa hal yang jadi pertimbangan adalah kecepatan gerak, hingga tingkat realistis dari animasi yang ada. Orange akan terus mengulang proses ini hingga menemukan hal mana yang benar-benar sesuai dengan visi mereka.

Bulan lalu, Studio Orange merilis film pendek berjudul HOME!  Film pendek dengan latar planet Mars ini merupakan eksperimen mereka terhadap model manusia, serta environment gersang yang juga akan muncul dalam Trigun Stampede.

Membuat gambar bergerak bukanlah hal yang mudah, dan lebih sulit lagi ketika gambar tersebut harus terasa hidup.

Kiyotaka menjelaskan bahwa langkah-langkah basic seperti storyboarding dan pembagian role merupakan hal penting dalam proses produksi, tapi lebih penting lagi adalah adanya komunikasi efektif untuk saling menyatukan visi atas hasil akhir dari karya tersebut.

Dan begitulah kisah di balik produksi anime besutan Studio Orange! Bagaimana kesan NawaReaders tentang produksi mereka, dan apa anime favoritmu dari studionya?

Jangan lupa untuk lempar komentarmu di media sosial, atau diskusikan bersama kami di Discord resmi kami ini, ya!


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.