Novel Ringan dan Novel Populer: Sama Atau Berbeda?

Novel Ringan dan Novel Populer

Mendengar kata light novel atau novel ringan mungkin sudah tidak asing lagi. Bahkan di kalangan para otaku sendiri, keberadaan novel ringan begitu populer.

Hampir semua novel ringan yang berasal dari Jepang diadaptasi menjadi anime, seperti Sword Art Online, Classroom of the Elite, Wandering Witch, dan masih banyak lagi.

Namun, tahukah kalian perbedaan novel ringan dan novel populer?

Perbedaan ini sudah sering dibahas bahkan pernah menjadi perdebatan. Sebagian mengatakan bahwa novel ringan merupakan karya fiktif yang dihiasi ilustrasi sedangkan novel merupakan karangan yang berisikan naratif.

Padahal novel ringan dan novel populer itu tidak ada bedanya. Yuk kita simak!

Novel Ringan dan Novel Populer

Novel Ringan dan Novel Populer: Sama Atau Berbeda?
Kiri Novel Alamanda karya Nellaneva, Kanan Novel Ringan Fate Strange Fake 3 karya Ryohgo Narita | FOTO: Gramedia.com

Menurut Nurgiyantoro (2019: 21) novel populer merupakan novel yang populer di kalangan masyarakat dan pada masanya. Target pembaca novel populer adalah remaja.

Akan tetapi, novel populer memiliki kecenderungan dapat dilupakan dengan cepat seiring dengan munculnya novel-novel baru.

Dilansir dari Gramedia Blog, novel ringan merupakan subkultur sastra Jepang yang memiliki format seperti novel dan disertai ilustrasi ala anime dan memiliki target pembaca pembaca usia remaja sekolah menengah.

Kata novel ringan sendiri berasal dari light novel yang meminjam kosakata bahasa Inggris yaitu raito noberu.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan jika novel ringan dan novel populer sama-sama memiliki target pembaca yaitu remaja.

Jika berbicara genre, novel ringan dan novel populer sama-sama memiliki genre yang bervariasi.

Novel populer memiliki genre misteri seperti novel Sherlock Holmes karya Conan Doyle, genre fantasi seperti Serial Bumi karya Tere Liye dan Tujuh Kelana karya Nellaneva dan masih bayak lagi.

Sama halnya dengan novel ringan yang memiliki genre yang bervariasi seperti Wandering Witch karya Jougi Shiraishi yang memiliki genre fantasi, genre fiksi ilmiah seperti Sword Art Online karya Reki Kawahara.

Perbedaannya Ada Pada Ilustrasi Saja?

Novel Ringan dan Novel Populer: Sama Atau Berbeda?
Cuplikan Novel Ringan Sword Art Online: Fairy Dance | FOTO: Penerbit Clover/Reki Kawahara

“Tapi kan, novel ringan ada ilustrasinya”. Tidak salah dengan pernyataan tersebut, tetapi ada beberapa novel populer yang diselipkan ilustrasi di dalamnya seperti Now Us karya Aiu Ahra atau Ther Melian karya Shienny.

Kedua karya tersebut memiliki gaya ilustrasi anime, tetapi mereka masuk dalam katagori novel populer.

Jika istilah novel ringan hanya untuk novel yang memiliki ilustrasi, lalu mengapa masih banyak yang mengatakan bahwa Hyouka karya Yonezawa Honobu dan Your Name karya Makoto Shinkai disebut novel ringan?

Padahal kedua novel tersebut tidak memiliki ilustrasi di dalamnya. Contoh satu lagi, novel I Want To Eat Your Pancreas karya Sumino Yoru juga tidak memiliki ilustrasi di dalamnya. Namun, banyak yang beranggapan bahwa karya tersebut merupakan novel ringan.

Hal tersebut terjadi karena banyak yang mengira bahwa novel yang diangkat menjadi anime sudah pasti merupakan adaptasi novel ringan, padahal aslinya tidak demikian.

Tidak semua novel yang diangkat menjadi anime merupakan novel ringan, bahkan novel populer sekalipun bisa diangkat menjadi anime seperti I Want To Eat Your Pancreas karya Sumino Yoru atau Hyouka karya Yonezawa Honobu.

Mengapa Light Novel Disebut Demikian?

Novel Ringan dan Novel Populer: Sama Atau Berbeda?
Sastrawan Jepang, Haruki Murakami | FOTO: Gramedia Blog

Mengapa di Jepang ada istilah novel ringan atau light novel? Hal itu dikarenakan novel tersebut memiliki pembawaannya yang sangat-sangat ringan.

Kita tahu bahwa Bahasa Jepang itu sulit (bukan berarti tidak bisa dipelajari), bahkan ada beberapa huruf kanji yang sama sehingga pembaca perlu dua kali berpikir apa makna dari tulisan tersebut.

Selain itu, novel sastra juga memiliki gaya bahasa yang lebih tinggi alias mendayu-dayu karena memang gaya bahasa tersebutlah yang menjadi salah nilai seninya. Seperti karya Haruki Murakami atau Pramoedya Ananta Toer.

Beda halnya dengan novel ringan yang menggunakan bahasa ringan atau mendekati bahasa sehari-hari yang digunakan di Jepang.

Namun, ketika novel ringan tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia atau bahasa lainnya, akhirnya sebutan “novel ringan” tidak berlaku lagi.

Karena ketika novel ringan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, terjemahan tersebut menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Salah satunya adalah novel ringan Sword Art Online karya Reki Kawahara yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia justru menggunakan bahasa yang mudah dipahami.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.