Serangan Siber Disebut Anies, Beberapa Tipe Ini Lagi Marak!

Calon presiden Anies Baswedan menyebut ancaman keamanan Indonesia ialah serangan siber yang ternyata 4 di antaranya tren terjadi.

Serangan siber
Serangan Siber | Foto: iStock | Edit: M. D. Azani

Pada debat calon presiden (Capres) ketiga pada Minggu (7/1), serangan siber disebut menjadi ancaman terhadap keamanan Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh capres nomor urut 1 Anies Baswedan, terkait tema debat yang diangkat yaitu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

Melansir dari Check Point, ternyata terdapat 4 tipe serangan siber yang kerap tren terjadi dan perlu diwaspadai Indonesia sebagai berikut.

Virus Ransomware

Ransomware
Ransomware | Foto: Kaspersky | Edit: M. D. Azani

Secara pengertian, ransomware sebuah virus yang menghalangi akses komputer atau data lalu korbannya dimintai tebusan.

Melansir dari Antara, Fortinet sebuah penyedia solusi keamanan siber global merilis hasil survei mengenai insiden ransomware di Indonesia.

Hasilnya pada 2023, insiden dari tipe serangan siber jenis ini ternyata terjadi dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Melansir dari Bisnis.com, hal ini karena virus tersebut ternyata menyamar sebagai program atau sistem operasional resmi.

Hacktivism

Hacktivism
Hacktivism | Foto: IIR | Edit: M. D. Azani

Hacktivism menurut Ridi Ferdiana selaku pakar teknologi informasi UGM, adalah peretasan karena motif politis dan sosial.

Indonesia beberapa kali mengalami serangan siber jenis ini, salah satunya yang dilancarkan oleh hacker dengan nama Bjorka.

Hacker tersebut kerap menjual data-data penting mulai data aplikasi milik salah satu perusahaan BUMN, hingga data pribadi milik Presiden RI.

Melalui akun Twitternya, Bjorka mengaku melakukan ini sebagai bentuk perlawanan karena Indonesia menurutnya telah dijalankan secara sewenang-wenang.

Serangan Seluler

Serangan seluler
Serangan seluler | Foto: Calyptix Security | Edit: M. D. Azani

Semakin kesini pengembangan pada perangkat seluler seperti smartphone kian berkembang, baik dari fisiknya maupun aplikasinya.

Di satu sisi, hal ini membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu dan bergantung pada perangkat seluler.

Namun di satu sisi, hal ini juga membuat pihak tertentu mulai gencar melakukan serang siber ke perangkat seluler.

Misalnya virus malware jenis baru yang muncul di Android pada 2023, telah menimbulkan kerugian hingga 112 miliar rupiah.

Penyalahgunaan AI

AI
AI | Foto: Sari Teknologi | Edit: M. D. Azani

Penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), makin marak di tahun 2023 dalam berbagai bentuk serta fungsinya.

Keberadaannya dapat memberikan bantuan, tetapi di satu sisi juga ancaman.

Karena oleh pihak tertentu digunakan untuk  meningkatkan kualitas serangan rekayasa sosial, misalnya meminta orang membagikan informasi yang tak harusnya dibagikan.

Di samping itu, juga ada yang menggunakannya untuk mengembangkan virus malware baru hingga keylogger atau phishing.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.