Sabtu (6/1), belakangan ramai perbincangan di warga X (twitter) mengenai tagar Tolak Gambar AI. Hal tersebut membuat resah beberapa seniman dan ilustrator.
Pasalnya kehadiran AI sendiri berkaitan dengan hak cipta. Yuk kita simak tagar yang tengah ramai tersebut!
Apa itu Artificial Intelligence?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tagar tolak gambar Artificial Intelligence (AI), alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu AI.
Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan merupakan sebuah program kercedasan buatan yang berbasis komputer.
Kecerdasan buatan tersebut mampu berpikir layaknya manusia, seperti salah satunya adalah membuat gambar atau tulisan.
Saat ini, banyak sekali situs yang berbasis AI seperti yang kita kenal yakni Chat GPT. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak jenis AI yang berkembang baik yang bergerak di bidang gambar, AI Image Generator.
Situs tersebut dapat membuat gambar hanya dengan menunjukkan deskripsi kata sesuai keinginan pengguna.
Tak sampai di situ, kini AI dapat digunakan sebagai alat curhat dengan Husbando/Waifu. Bisanya yang satu ini digunakan bagi mereka yang jomblo, (*eh).
Penolakan yang Berkaitan dengan Hak Cipta
Rabu (03/01), X (twitter) dihebohkan dengan ramainya tagar Tolak Gambar AI. Substansi dari gerakan tersebut adalah persoalan hak cipta.
Dilasir dari sapanusa.id, hal tersebut disampaikan pada salah satu cuitan dari @hharisu_. “Sebenarnya alasan kenapa artist-artist itu menolak gambar AI. Bukan karena semata perkembangan teknologinya, tapi karena cara mesin AI yang ngambilin gambar artist yang ada di internet tanpa persetujuan artist itu sendiri.”
Ungkapan Harisu tersebut berkaitan dengan hak cipta, bukan mengenai teknologi yang semakin pesat.
Menurutnya dengan hadirnya AI tersebut nantinya akan muncul masalah baru yakni soal hak cipta. Masyarakat di Indonesia masih dinilai kurang peduli dengan hak cipta.
Dilansir dari Jawa Pos Radar Jogja, bahwasanya tujuan kampanye Tolak Gambar AI tersebut muncul dari ketakutan para seniman.
Hal tersebut rupanya sangat mengganggu industri seni digital, seperti desain dan fotografi.
Kampanye tersebut menuntut adanya regulasi dalam penggunaan AI. Selama ini, regulasi mengenai perlindungan hak cipta masih kurang.
Dengan adanya kampanye tersebut, harapannya regulasi mengenai hak cipta dapat diperbarui.
Namun, dengan ramainya tagar tersebut memunculkan perdebatan, tidak sedikit pula yang mendukung kehadiran AI. Berikut cuitan netizen yang mendukung AI.
“AI merupakan inovasi kreativitas. Tergantung pemakai dan mensikapi. Mengapa harus maksa tolak AI . Mestinya anda bikin tandingan yg lebih kreatif,” cuit @KismanoeR.
“Sebenarnya tidak harus menolak, malahan seharusnya para designer dan artist bisa berkolaborasi dengan AI. Karena juga penggunaan AI sbnrnya masih ada kekurangannya. Selain itu lebih mempercepat waktu untuk artist/designer. Teknologi tidak mungkin bisa ditolak,” ungkap @NikolaiJan73862.
Menurut kalian bagaimana? Apakah kehadiran AI menguntungkan atau justru merugikan?