Belum lama setelah dialami PLN dan beberapa perusahaan asing, kali ini kebocoran data menimpa IndiHome.
Pada Sabtu (21/8) lalu, akun Bjorka pada situs breached.to, mengunggah sebuah data yang diyakini milik salah satu layanan Telkom Indonesia tersebut.
Bukan main, data tersebut ternyata merupakan History Browser (Riwayat pencarian) 26 juta pelanggan IndiHome sejak tahun 2018.
Rincian Data History Browser IndiHome yang Bocor

Berdasarkan hasil penelusuran, data tersebut memiliki dua ukuran file yang berbeda. File pertama ditaksir mencapai 5 GB dalam kondisi compressed dan 16 GB dalam kondisi uncompressed.
Secara rinci, data tersebut diklaim berisi email, nama, jenis kelamin, hingga nomor KTP pelanggan Indihome yang tengah mengakses Internet.
Bahkan data yang memiliki total 26,730,798 records ini, juga memuat keyword, domain, platform yang digunakan, browser, url, Google keyword, IP, resolusi layar, hingga geo location pelanggan.
Berawal dari Praktik IIegal IndiHome

Menanggapi hal tersebut, konsultan keamanan siber Teguh Aprianto melalui cuitannya lewat akun Twitter @secgron, mengklaim bahwa data tersebut berasal dari praktik Ilegal IndiHome.
Praktik ilegal yang dimaksud oleh Teguh, ialah IndiHome pernah mengaktifkan sebuah tracker yang bisa mencuri History Browser para pelanggannya.
Pendiri organisasi Ethical Hacker Indonesia itu menyatakan, bahwa tracker tersebut sebenarnya telah dimatikan pihak IndiHome sekitar tahun 2020 setelah ada tekanan dari warganet.
“Kebocoran Data yang Cukup Miris”

Teguh sendiri mengaku miris atas praktik tersebut, karena sebuah perusahaan milik negara dengan jahatnya mencuri History Browser seseorang.
Apalagi setelah bocor baru-baru ini, data tersebut bisa berpeluang untuk disalahgunakan oleh pihak lain yang dapat merugikan pengguna Indihome.
Contohnya pada spoiler data tersebut, ada pelanggan yang terdeteksi mengakases situs porno, dan riwayat browsing dari Indihome tersebut bisa digunakan untuk mempermalukan pelanggan tersebut.
Sampai saat ini, pihak IndiHome belum merilis pernyataan resmi terkait data riwayat browsing yang bocor tersebut.