Selepas beberapa bulan sejak kasus pertama varian teranyar untuk pandemi saat ini terkabar di Afrika Selatan, pertengahan Desember ini Omicron telah masuk ke Indonesia!
Bagaimana kronologi daripada masuknya varian tersebut, dan apa langkah pemerintah pusat untuk saat ini?
Varian Omicron Telah Tiba Di Indonesia
Kamis (16/12) melalui Keterangan Pers lewat YouTube resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa virus COVID-19 varian Omicron, sudah tiba di Indonesia.
Salah satu pengidapnya merupakan pekerja dari Wisma Atlet Kemayoran, yang saat ini sedang menjalani karantina meskipun yang bersangkutan terkabar tanpa gejala.
“Tiga orang pekerja di Wisma Atlet yang pada 8 Desember lalu melalui tes dan hasilnya positif (COVID-19). Kemudian pada 10 Desember mereka ke Balitbangkes untuk dilakukan genome sequencing,” ujar Budi, seperti dikutip Kompascom.
Kemenkes juga mendeteksi lima sampel lainnya yang terdeteksi varian serupa. Lima sampel tersebut terdiri dari dua WNI yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris, yang saat ini sedang jalani isolasi.
Sedangkan tiga lainnya merupakan warga negara Tiongkok yang datang melalui Manado, yang kini sedang melakukan karantina di ibukota Sulawesi Utara tersebut.
Kemenkes juga mengimbau agar tidak berpergian terlebih dahulu, termasuk melancong ke luar negeri. Pemerintah juga mengupayakan agar mereka terus berkoordinasi untuk mengadakan infrastruktur esensial memadai untuk akhir 2021 ini.
Satu Meninggal di Inggris
UK health agency on Omicron: "This is a big wave, it's coming straight at us, and if we see even half the severity that we saw with Delta, then we're facing a very large number of hospitalizations and potential deaths" – BBC
— BNO|Medriva Newsroom (@medriva) December 12, 2021
Sementara itu di Britania Raya, Perdana Menteri Boris Johnson menyampaikan lewat media nasional BBC bahwa ada satu orang telah berpulang akibat varian terbaru dari Afrika Selatan tersebut.
“Kami telah meyakini varian Omicron tersebar luas di seluruh wilayah. Di London sendiri kemungkinan sekitar 40% dari keseluruhan kasus COVID-19, dan akan menjadi kasus mayoritas serta tersebar kemana-mana,” katanya.
Lebih lanjut, menurut Boris, warga Inggris diimbau untuk mendapatkan vaksinasi booster agar mencegah penyebaran varian tersebut lebih luas.
“Varian Omicron ini menyebar jauh lebih cepat meski menyebabkan gejala lebih ringan berbanding dengan varian COVID-19 sebelumnya. Masyarakat harus sadar untuk dapatkan booster vaksinnya sedini mungkin,” jelasnya.