16 Orang Terpapar COVID-19 dalam Olimpiade Tokyo 2021

Olimpiade Tokyo 2020

Olimpiade Tokyo 2020 belum lama ini dimulai, namun salah satu aspek yang kerap menjadi perhatian adalah penangangan COVID-19, baik kepada atlet, maupun dalam lingkungan berlangsungnya olimpiade.

Sempat ditunda selama setahun dari musim panas 2020. Pemerintah Jepang harus bertindak ekstra agar perayaan Olimpiade tidak menjadi sumber penularan baru. Kenyataannya, hal tersebut sulit untuk dilakukan.

Dilansir dari Kyodo News pada Senin (26/7) lalu, dilaporkan terdapat 16 kasus baru infeksi Covid-19 dalam lingkup penyelenggaraan Olimpiade.

Berdasarkan penyelenggara, tiiga diantaranya, merupakan atlet Internasional yang tidak tinggal dalam athletes’ village. Sementara 13 lainnya tercatat sebagai anggota resmi penyelenggaraan Olimpiade yang salah satunya tinggal dalam wisma atlet.

Dengan bertambahnya 16 kasus tersebut, total infeksi yang sudah terjadi pada bulan Juli terhitung sebanyak 148 kasus.

Angka infeksi disekitar lingkup Olimpiade Tokyo 2020 dihitung terpisah dari penghitungan kasus COVID-19 di pusat.

Sebelumnya, kasus infeksi pasca-kompetisi yang terjadi pada atlet juga dilaporkan dialami oleh salah satu atlet kayuh bernama Finn Florijn pada 25 Juli.

Oleh karena itu, pengayuh asal Belanda tersebut memutuskan untuk mundur dari perlombaan hari sabtu, dan melakukan isolasi mandiri di tempat terpisah.

Aspek keamanan dari pandemi selama Olimpiade ini terus menjadi perhatian, terutama berkaitan dengan kasus infeksi harian di Tokyo yang mencapai lebih dari seribu pasien selama enam hari berturut-turut.

Bagaimana Upaya Penanganan Covid Dalam Olimpiade Tokyo?

Sejak Jepang resmi menjadi tuan rumah untuk Olimpiade 2020, berbagai pembaruan publik dan pembangunan venue dikeluarkan untuk memeriahkan ajang olahraga ini.

Dilansir dari Wall Street Journal, dana awal Olimpiade Tokyo diperkirakan mencapai 15 hingga 20 triliun USD sebelum pandemi. Dengan tambahan upaya penanganan ini Jepang harus menambah sekitar dua setengah triliun dollar lagi.

Setelah sempat ditunda selama setahun, Komite Olimpiade Internasional (IOC) bersama negara tuan rumah memutuskan tetap menyelenggarakan Olimpiade dengan protokol ketat.

Olimpiade Tokyo 2020

Protokol tersebut meliputi tes harian, social distancing selama dalam venue, menggunakan masker, pembatasan berpergian para atlet selain ke lokasi Olimpiade, serta pelarangan menggunakan transportasi publik.

Pihak penyelenggara tidak mewajibkan para atlit untuk divaksin, tetapi diperkarakan 80 persen peserta seharusnya telah mendapat dosis mereka.

Olimpiade Tokyo 2020, menjadi penyelenggaraan olimpiade pertama dalam sejarah yang ditunda, serta tidak memiliki penonton langung yang datang dalam pertandingan para atletnya.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.