Belum lama ini, Facebook mengalami diboikot oleh beberapa merek dan produk ternama di Amerika Serikat. Kebanyakan dari mereka pun menguasai pasar global dan banyak dikenal oleh konsumen di seluruh dunia.
Rencana Facebook perketat konten sensitif jelang Pemilu Amerika
https://www.facebook.com/zuck/videos/10112048862145471/
Mengutip Antara dan The Verge, Facebook berencana akan memutakhirkan sistemnya agar dapat menyaring konten-konten penggunanya. Pada sistem tersebut, pengembangnya akan membatasi beberapa iklan yang mengandung kekerasan, rasisme dan berbau SARA dari berbagai pihak.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengatakan hal tersebut pada siniar balai kota virtual di profilnya 26 Juni lalu waktu California. Zuckerberg dalam siniar tersebut menyebutkan langkah ini diambil seiring dengan pemilihan umum Amerika Serikat yang akan digelar pada November nanti.
Ia mendeskripsikan beberapa kebijakan baru yang akan diambil timnya termasuk menyaring ujaran kebencian, SARA dan lain sebagainya terkait dengan isu politik. Menurutnya, konten dan iklan yang sarat akan unsur tersebut menyalahi visi daripada platformnya sendiri, yaitu menciptakan media sosial yang aman bagi masyarakat untuk berbagi opini dan gagasan.
Kebijakan baru mengenai pengetatan konten akan berlaku selama kampanye Pemilu Amerika berlangsung hingga hari-H pemilihan.
Facebook akan diboikot dari merek terkenal Amerika?
Beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat menanggapi program platform media sosial tersebut. Salah satunya adalah Unilever, perusahaan multinasional yang Kita kenal sekali dengan banyak produk mereka seperti Wall’s Ice Cream.
Unilever Amerika menilai tindakan Facebook melabeli konten postingan di platformnya tidak sesuai dengan kebebasan berpendapat di Amerika Serikat. Menurut pernyataan resmi di situsnya, mereka putuskan bahwa akan tidak memasang iklan mereka lagi di media sosial terpopuler tersebut.
Mereka anggap Facebook sama sekali belum serius dalam mencegah konten-konten kebencian dan politis, begitu juga dengan platform aggregator-nya. Oleh karena itu, mereka hentikan iklan-iklannya hingga akhir 2020 mendatang sampai situasinya mereda.
Selain Facebook, Unilever pun menghentikan kampanye pemasaran mereka di media sosial lainnya, seperti Twitter dan Instagram.
Bahkan Coca Cola pun ikut boikot?
Selain Unilever, berbagai merek pun turut ikut andil dalam kampanye yang mereka dirikan, yaitu Stop Hate for Profit. Termasuk diantaranya, Coca Cola, Starbucks, Verizon, Microsoft, PlayStation, The North Face, dan masih banyak lagi.
Masing-masing produk global tersebut menyatakan dalam media sosialnya bahwa akan mencabut kampanye iklan di platform berbasis di Amerika tersebut dengan nada serupa.
Kejadian ini membuat saham Facebook langsung anjlok. Pasca pengumuman virtual yang diutarakan Zuckerberg, saham di Facebook terjun bebas sebanyak 8.3%. Hal ini membuat CEO rugi sebanyak 103 triliun Rupiah mengetahui bahwa platformnya lebih bergantung kepada iklan-iklan yang terpasang oleh para investornya.