6 Bulan Menghilang, Vtuber Asal Cina Porin Ungkap Ia Jadi Korban Perdagangan Manusia

Kasus perdagangan manusia di Tiongkok ini memanglah menjadi masalah serius, tapi baguslah Porin bisa kembali dan mengungkapkan apa yang terjadi padanya selama ini

Vtuber Porin Human Trafficking

Kabar mencengangkan datang dari Tiongkok! Sempat menghilang cukup lama, VTuber bernama Porin baru-baru ini mengaku telah menjadi korban human trafficking.

Hal itu ia ungkapkan dalam video yang unggah di media sosial miliknya, setelah nyaris enam bulan tidak dapat mengunggah konten sama sekali.

Dalam terbarunya video, Porin mengklaim bahwa ketika dia sedang berjalan pulang, kemudian seorang pria asing mendekatinya dan mengaku sebagai polisi.

Ketika dia memasuki mobil van mereka, mereka mengambil teleponnya dan mengantarnya ke sebuah desa terpencil.

Di sana, Porin berada dalam tempat perbudakan seorang wanita paruh baya. Wanita itu, setelah membeli Porin dari penculik, kerap menyiksanya secara fisik dan verbal dan menggunakan lengannya sebagai asbak.

Porin mengatakan bahwa polisi akhirnya menyelamatkannya. Dia juga mengatakan bahwa dia mengalami cedera ringan dan sedang mencari bantuan medis dan bantuan lainnya.

Meski demikian, dia masih optimis dan tidak ingin pemirsa mengkhawatirkannya. VTuber Porin memulai debutnya pada September 2021, dan video terakhirnya diunggah pada Senin (18/10) lalu.

Mengenai Perdagangan Manusia yang Sempat Menjerat Porin

gambar: Canva

Mengutip dari Deutsche Welle China, perdagangan manusia seperti yang dialami Porin menjadi masalah serius di sana. Korbannya sendiri tidak selalu orang dalam negeri melainkan bisa sampai pada tahap dari luar Tiongkok.

Di tahun 2018 sendiri, polisi di Tiongkok menyelamatkan sebanyak 1.100 wanita asal Asia Tenggara setelah mengintai para pelaku selama setahun penuh.

Menurut Kementerian Keamanan Publik China, polisi menangkap 1.322 tersangka, termasuk 262 orang asing, atas tuduhan termasuk penculikan dan penjualan orang serta penipuan pernikahan.

Kebijakan satu anak selama beberapa dekade di Beijing—dan preferensi untuk bayi laki-laki—telah menciptakan ketidakseimbangan gender yang besar, membuat negara itu memiliki jauh lebih sedikit wanita daripada pria.

Kekurangan telah mendorong permintaan pengantin asing, dengan meningkatnya jumlah wanita dari negara-negara seperti Kamboja dan Vietnam yang dijual sebagai istri.

Perempuan dari keluarga miskin di Asia Tenggara sering didekati oleh calo yang menjanjikan pekerjaan di kota dan kemudian menjadi sasaran para pedagang.

Biarpun sudah ada biro jodoh yang legal tetapi tidak membuat berkurangnya perbudakan dan perdagangan manusia di sana.

Bahkan dalam salah satu dokumenter DW tersebut, diketahui bahwa perdagangan ini sudah sampai pada tahap penculikan anak kecil di bawah umur.

Tindak human trafficking ini tidak muluk-muluk tentang mencari pengantin dan sejenisnya, melainkan juga termasuk pada tahap perbudakan modern.

Berkaca dari kasus Porin ini, nampak perdagangan manusia ini sangatlah mengerikan, untungnya dia sudah kembali dalam aktivitas Vtuber seperti sediakala. Kami sendiri tidak bisa membayangkan betapa mengerikannya hal seperti ini.

Baca juga tentang Kizuna Ai yang hiatus pasca konser Hello, World 2022, lewat pranala berikut ini.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.