Tak hanya pameran, ICC X DG Con 2023 juga adakan talkshow terkait industri kreatif, salah satunya seperti board game pada Sabtu (4/11).
Talkshow tersebut menghadirkan komunitas pemainnya yaitu Archanum Hobbies, dan Asosiasi Penggiat Industri Board Gim Indonesia (APIBGI) sebagai narasumbernya.
Kedua komunitas tersebut, menyampaikan realita permaianan tersebut di Indonesia sebagai berikut.
Sudah Lama Dikenal di Indonesia

Galih Aristo, selaku perwakilan Archanum Hobbies, mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia sebenarnya sudah lama mengenal board game.
“Misalnya seperti ular tangga, halma, dan monopoli itu orang kita tentu sudah familiar”, ungkap Galih saat mengisi talkshow ICC X DG Con 2023 tersebut.
Hanya saja, tambah Galih karena sering dimainkan dan formatnya terlalu monoton, akhirnya model tersebut mulai jarang dimainkan.
Peminatnya Meningkat Di Indonesia

Meski begitu, keadaan tersebut tak membuat jumlah pemain board game di Indonesia menurun
Malahan ungkap Galih, jumlahnya perlahan meningkat dari tahun ke tahun.
Galih mengklaim, hal ini karena adanya model modern dengan format yang membuat pemainnya menjadi gemar memainkannya.
Misalnya seperti Yu Gi Oh hingga Pokemon Trading Card Game (TCG), yang mana terinspirasi dari anime tersohor.
Kreatornya Telah Mendunia

Selain pemainnya yang perlahan meningkat jumlah, hal menarik lainnya ialah kreatornya yang telah mendunia.
Mahawira Singh Dillon selaku perwakilan APIBGI, mengungkapkan bahwa kreator tersebut ialah Nomas Kurnia dan Yofiandhy Dwi.
Karya Nomas yaitu Hunch! melansir dari boardgame.id, dibeli lisensinya oleh Nice Game Publishing, salah satu penerbit di Eropa.
Sedangkan Yofiandhy, disebut telah bekerja sama dengan investor dari Jepang.
Industrinya Berkembang Akan Berikan Peluang Kerja

Meskipun telah mendunia, Dillon mengungkapkan bahwa sangat di Indonesia para kreator board game malah sulit mendapatkan investor.
Sehingga dirinya mengajak agar para pemainnya tak hanya memainkan yang buatan luar, tetapi juga buatan lokal guna mendukung jerih payah kreatornya.
Padahal timpal Galih, jika industri ini didukung oleh para investor akan memberikan peluang kerja.
Peluang kerja di sini, baik itu kepada desainer grafis, ilustrator, hingga mereka yang bekerja di bidang percetakan.