Bukan ATM, Ini Cara Komikmu Sukses dan Antiplagiat dalam Workshop Gelar Jepang UI 29

Workshop Komik GJUI 29
Suasana workshop komik Gelar Jepang Universitas Indonesia 29 | Foto dan Edit: Fida Zalfa L.Y.

Pada Sabtu (12/08), Gelar Jepang Universitas Indonesia melaksanakan workshop komik sebagai salah satu rangkaian GJUI 29.

Hadir sebagai speaker adalah Julian Prieska dari IkuZo Japanese Education Center, tempat belajar (kursus) bahasa Jepang, manga, serta 3DCG Maya.

Dalam workshop komik tersebut Julian membagikan ilmu agar menciptakan komik yang sukses dan berkesan.

Seperti apa? Simak dalam artikel berikut!

Pentingnya ABG dan Observasi

Julian Prieska (kiri) selaku speaker workshop komik GJ UI 29 dan poster workshop komik GJ UI 29 (kanan) | Foto dan Edit: Fida Zalfa L.Y.

Sering mendengar istilah ATM (Amati Tiru Modifikasi?) Ini adalah salah satu metode yang populer untuk mencari atau menciptakan ide.

Cara kerjanya sama seperti sebutannya: 1) Amati, kreator mengamati sebuah karya; 2) Tiru, kreator meniru karya tersebut untuk diaplikasikan ke dalam karyanya dengan menerapkan 3) Modifikasi.

Sekilas memang terlihat menjanjikan terutama jika kita sedang tidak memiliki ide. Namun, ATM ini jadi jalan masuknya plagiat, lho! Waduh!

Oleh karena itu, Julian menekankan untuk alih-alih melakukan ATM, lakukanlah ABG (Amati Breakthrouh Modifikasi).

Dalam hal ini breakthrough berarti melakukan breakdown sehingga berbeda dengan ATM, modifikasi sudah tidak bisa dilakukan lagi.

Selain itu, ketika ide muncul jangan jangan langsung dieksekusi, ya, NawaReaders! “Ide kita observasi dulu,” tutur Julian.

Dalam hal ini kita mengobservasi ide kita. Apakah tema ide kita sudah pernah digunakan oleh orang lain sebelumnya? Jika ya, berapa banyak?

Jika banyak yang telah membuat cerita dengan tema ide serupa, artinya tingkat kesulitan untuk membuat cerita dengan ide tersebut mudah.

Selama melakukan observasi, cari tahu juga apakah ada yang memiliki ide sama dengan kita. Jangan sampai ide kita sama dengan karya yang telah ada.

Proses Kreatif Membuat Komik

Julian Prieska mencontohkan cara mencari referensi untuk gambaran visual komik bertema pasca-apokaliptik | Foto dan Edit: Fida Zalfa L.Y.

Dalam membuat komik terdapat sebuah proses kreatif yang dapat dilakukan untuk menghasilkan karya yang layak.

Julian mencontohkan, misal ingin membuat komik dengan tema cyberpunk. Nah, kita harus tahu dulu cyberpunk itu apa.

Cari juga gambaran visualnya. Cyberpunk tentu erat kaitannya dengan robot, manusia dengan ornamen mesin, hacker, kecerdasan buatan, dan sebagainya.

Buat pertanyaan-pertanyaan seperti kenapa cyberpunk terjadi, apa yang ingin diangkat dari cerita atau karakter cyberpunk, kenapa harus cyberpunk, dan kapan cyberpunk ini terjadi.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian dapat membantu untuk menciptakan world building.

“Mungkin nggak cyberpunk terjadi tahun 2023? Lah, kita baru sembuh COVID mau bikin cyberpunk.” Julian mencontohkan untuk tidak gegabah dalam penggambilan timeline cerita.

Terkait pencarian referensi, Julian juga mencontohkan jika ingin membuat cerita bertema post-apocalyptic mengenai air laut yang naik membutuhkan berbagai data.

Data-data tersebut termasuk data geologi mengenai bagaimana air masuk ke daratan dan data sosial mengenai bagaimana pengaruh sosial masyarakat jika terjadi bencana.

Terlihat serius banget, ya? Namun, memang begitulah jika ingin membuat komik.

“Kalau mau yang gampang carilah tema-tema yang fun.” Julian menyarankan alternatif kemudian melanjutkan mengenai tiga tema tersulit dalam hal riset.

“Fantasi, sci-fi, slice of life yang fokus tentang sesuatu seperti profesi guru, tentara, dan sebagainya.”

“Bocoran” Dunia Komik Jepang dalam Workshop GJUI 29

Workshop Komik GJUI 29 One Piece
Julian Prieska menunjukkan visual One Piece | Foto dan Edit: Fida Zalfa L.Y.

Tidak hanya membagikan ilmu mengenai proses produksi komik, Julian juga menceritakan kisah komikus Jepang.

Salah satunya Julian membahas One Piece. “Kalau kita lihat gambarnya simpel banget.” Julian menunjuk layar proyektor. “Waktu One Piece hadir banyak yang ngecibir gambarnya. Gambar apaan ini jelek banget, nggak jelas.”

Namun, yang mencibir One Piece pada akhirnya hanya bisa menyaksikan One Piece yang terus bertahan hingga ini.

Sejak awal, Eiichiro Oda memang berencana untuk membuat komik hingga ribuan chapter sehingga karakternya sengaja dibuat simpel.

Selain itu, Julian juga membahas mengenai Attack on Titan. Bahwa manga tersebut “dibelokkan” dari konsep awalnya oleh sang mangaka.

Ending aslinya kotanya setengah hancur, titan ditemukan, selesai. Tiba-tiba di episode berapa keluar dari tembok, ngejar titan. Tim Kadokawa kaget.”

Akhirnya sebelum makin jauh, cerita Attack on Titan terpaksa “di-cut

Untuk itu, Julian mewanti-wanti peserta agar tidak keluar dari konsep cerita ketika proses pembuatan komik dimulai.

Tips Komik Laku di Pasaran

Suasana workshop komik Gelar Jepang Universitas Indonesia 29 | Foto dan Edit: Fida Zalfa L.Y.

Ada yang bisa menebak tiga besar cerita paling digemari di Indonesai?

Yap, di peringkat pertama ada horor. Berikutnya cerita yang berkaitan dengan komedi. Barulah di peringkat ketiga ada slice of life (drama).

Cerita dengan genre fantasi berada di urutan kelima sedangkan genre aksi sekitar peringkat sebelas.

Oleh karena itu, Julian menyarankan jika ingin komik kita laku keras di pasaran, pilihlah sesuai tema yang disukai pembaca Indonesia.

Atau NawaReaders juga dapat menggabungkan tema yang kurang laris dengan tema laris berat, misalnya menggabungkan fantasi dengan horor.

Namun, kalau NawaReaders tetap ingin mencoba membuat komik dengan tema fantasi, bisa dengan mencari partner untuk memudahkannya.

Julian juga mencontohkan strategi Si Juki agar dikenal masyarakat Indonesia, yakni dengan menempel stiker Juki di angkot Universitas Bina Nusantara.

“Pas ke Binus (sekitar tahun 2012) naik angkot kok lucu banget (ada karakter Juki). Ada Facebook-nya di cek, deh.” Julian bercerita.

Selain itu, terus meng-upload komik kita, mengikuti berbagai event dan lomba dapat membuat karya kita terkenal.

“Yang penting biar orang tahu karya itu,” tegas Julian.

Membuat Karakter di Workshop Komik GJUI 29

Workshop Komik GJUI 29
Julian Prieska menggambar contoh sebuah karakter secara langsung di workshop komik Gelar Jepang UI 29 | Foto dan Edit: Fida Zalfa L.Y.

Selain penyampaian materi, dalam workshop komik GJUI 29 ada praktek langsung membuat karakter, lho!

Dipandu langsung oleh Julian melalui layar proyektor, peserta workshop komik mencoba mendesain karakter untuk komik mereka.

Julian selaku speaker juga mengarahkan peserta untuk melakukan mulai dari sketsa, pendagingan, hingga penyesuaian.

Tak sembarang menggambar, Julian memaparkan diperlukan juga riset sesuai dengan keadaan karakter dalam cerita komik kita.

“Bayangin (di cerita) post-apocalyptic pakaiannya bersih.” Julian mencontohkan. “Kan nggak mungkin. Kita bikin sederhana aja, nggak neko-neko.”

Selain itu, kita juga harus mengetahui fungsi pakaian yang karakter kita gunakan.

Julian mencontohkan karakternya menggunakan selempang untuk menggambil barang-barang yang masih dapat dimanfaatkan karena berlatar di dunia pasca-apokaliptik.

Seorang peserta workshop komik Gelar Jepang UI 29 menggambar karakter di kertas yang dibawanya | Foto dan Edit: Fida Zalfa L.Y.

Tentunya, workshop komik Gelar Jepang Universitas Indonesia ke-29 ini dilengkapi dengan sesi tanya jawab.

Uniknya, tidak ada batas pertanyaan. Peserta bebas bertanya hingga akhirnya tidak ada pertanyaan lagi dan workshop ini pun resmi ditutup.

Julian Prieska mengaku dia tidak menyangka peminat workshop komik ini ramai.

Padahal menurutnya, topik yang diangkat bukan topik yang mudah mengingat dunia komik di Indonesia belum terlalu “maju”

Julian pun berharap industri kreatif Indonesia dapat maju seperti Jepang, Korea Selatan, bahkan India yang terkenal dengan industri Bollywood-nya.

Sayangnya, perlu menjadi bahan evaluasi bahwa pihak Gelar Jepang UI tidak mengumumkan siapa speaker untuk workshop ini sehinga penulis awalnya ragu akan bergabung atau tidak.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.