Bercengkerama tentang Puisi bersama Natasha Rizky di Semesta Buku: Jangan Ngoyo untuk Menjadi Berbeda

Aktris dan penulis puisi Natasha Rizky hadir dalam Semesta Buku, bagikan ilmu dan ajak menulis puisi bersama.

Natasha Rizky Semesta Buku
Natasha Rizky dalam "Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku" (kanan) dan poster mata acara "Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku" (kiri) | FOTO dan EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Pada Kamis (07/12) lalu, festival Semesta Buku menggandeng Natasha Rizky, aktris dan penulis dalam “Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku”.

Sosok yang menyebut dirinya Aca akan kecintaannya pada diksi indah dalam @diksiaca ini baru saja meluncurkan buku puisi pertamanya, Catatan Kronik.

Dalam acara tersebut, Aca membagikan wawasan mengenai penempatan majas hingga tips memilah puisi untuk dibukukan.

Seperti apa? Simak dalam artikel berikut!

Natasha Rizky Semesta Buku: Menulis itu Datang dari Hati

Natasha Rizky Semesta Buku
Natasha Rizky dalam sesi talkshow “Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku” | FOTO dan EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Acara “Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku” setidaknya dapat terbagi menjadi dua sesi: talkshow dan workshop.

Dalam sesi talkshow, Natasha Rizky membagikan pengalamannya dalam menulis puisi kepada hadirin.

Ia pun berulang kali menekankan bahwa jangan ngoyo ketika menulis. Saat menulis puisi, jangan tertekan. Lakukan dengan rileks dan tenang.

Bahkan saat dikejar tenggat waktu, jangan memaksa diri untuk cepat-cepat membuat puisi. Rileks dan ketika ada ide segera ditulis sebab,

“Menulis itu datang dari hati. Kebahagiaan itu datang dari hati.”

Selain itu, Aca juga bercerita ketika dia dilanda writer’s block, dirinya tidak akan melakukan apa-apa dan bukannya memburu-buru untuk segera mendapat ide.

“Kalau menulis itu jujur karena kejujuran adalah ungkapan hati yang tertahan,” tuturnya lagi.

Tentang Majas dan Menjadi Diri Sendiri

“Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku” bertempat di Coffeedential, sebuah kafe yang terletak di dalam gedung Kompas Gramedia Palmerah Barat | FOTO dan EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Masih berkaitan dengan ke-ngoyo-an. Jangan memaksakan diri untuk ikut menggunakan majas-majas yang rumit.

“Mengalir aja kalau nulis. Ikuti kata hati. Jangan ngoyo untuk menjadi berbeda,” ujar Aca.

Hal ini karena majas atau kata-kata yang berlebihan dapat menyebabkan puisi kita tidak nyambung. Selain itu, pesan yang ingin disampaikan bisa jadi tidak sampai.

Oleh karena itu, semisal pembaca salah tafsir karena pilihan kata kita yang ambigu, kita harus berbesar hati.

Tanpa majas pun, bukan berarti puisi kita jelek. “Kalau mau biasa aja enggak apa-apa, tetapi tatanan bahasanya bagus,” ucap Aca lagi.

Salah satu tips menambah majas menurut Acara adalah mula-mula kita menulis dulu, membiarkannya mengalir hingga selesai.

Setelah selesai kita cek untuk melihat adakah majas yang kira-kira bisa dimasukkan, adakah yang bisa diperbaiki. Dengan catatan kata tersebut tetap nyambung dengan puisi kita.

Meniatkan Puisi menjadi Buku

Catatan Kronik Natasha Rizky Semesta Buku
Buku Catatan Kronik karya Natasha Rizky yang dipampangkan selama “Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku” | FOTO dan EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Sebagai penulis buku kumpulan puisi Catatan Kronik, Natasha Rizky turut bercerita tentang proses terbitnya buku tersebut.

Akan tetapi, dirinya mula-mula mengingatkan kembali kepada hadirin mengenai niat mereka menulis puisi.

“Niatnya apa. Kalau sebatas diari, lepaskan aja. Jangan ngoyo. Jangan khawatir.”

Namun, jika memiliki tujuan berbeda untuk ditulis kepada diri sendiri dan pembaca, ada hal yang menurut Aca perlu dipertimbangkan. Salah satunya mengenai puisi yang dikurasi.

Buku Catatan Kronik sendiri haya berisi kurang lebih 62 puisi dari sekitar 150 puisi yang diambil.

Proses kurasi ini Aca dasarkan pada puisi-puisi yang menurutnya terlalu personal sehingga perlu dia urung terbitkan.

Dirinya turut mengingatkan bahwa semua orang belum tentu suka dengan puisi yang kita tulis.

Oleh karena itu, jika dirasa tidak akan membawa manfaat atau hanya membicarakan satu orang secara khusus, Aca memilih untuk mencoret puisinya dari daftar.

Selain itu, Aca juga mengingatkan bahwa, “Kita nggak mungkin meraih semua rida manusia.” Karenanya, kita harus siap pula dengan kritik pembaca.

Tentang Catatan Kronik

Catatan Kronik Natasha Rizky
Kover buku puisi Catatan Kronik karya Natasha Rizky | FOTO: @ gramedia | EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Buku Catatan Kronik karya Natasha Rizky merupakan buku puisi pertamanya sekaligus buku keduanya setelah Katanya Nikah Muda (2018).

Kini, buku tersebut telah mencapai cetakan kedua. Akan tetapi, Aca sendiri mengaku buku tersebut membutuhkan waktu dua tahun hingga dirinya merasa layak untuk diterbitkan.

Ketika salah seorang hadirin di Semesta Buku menanyakan alasan di balik judul buku puisi tersebut, Aca mengatakan ingin memberi kesan yang menarik karena merupakan buku puisi pertamanya.

Oleh karena itu, dia memilih menggunakan istilah manis berupa kronik untuk menggambarkan inti buku tersebut yang merupakan catatan peristiwa.

“(Jadi buku ini adalah) catatan sehari-hari dari diriku untuk orang lain,” tuturnya.

Dalam buku tersebut pun ada bagian kosong yang bisa diisi sebagai satu-kesatuan yang saling bermanfaat sehingga buku tersebut dapat menjadi “Saksi bisu bagi perjalanan kalian semua.”

Aca mengaku banyak mendapat inspirasi dari orang lain dalam penulisan puisi tersebut. Akan tetapi, tetap, ada cerita pribadinya juga.

Bagian favoritnya dari Catatan Kronik adalah puisi berjudul “Beliau Berkata” yang menceritakan masa COVID-19 saat tidak bisa pergi ke mana pun.

Dirinya pun membacakan puisi favoritnya itu di hadapan seluru hadirin dalam “Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku”

Menulis Puisi Bersama, Hakikat Ujian

Seorang peserta membacakan puisinya (kiri) Natasha Rizky membacakan puisi salah satu peserta (kanan) dalam sesi workshop menulis puisi dalam “Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku”| FOTO dan EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Usai sesi talkshow, berikutnya adalah sesi workshop menulis puisi.

Dengan waktu 10-15 menit, peserta ditantang untuk menulis puisi dengan tema hakikat ujian.

Kemudian, peserta dipersilakan mengajukan diri untuk membacakan puisinya di depan.

Dua orang, kemudian dua orang berikutnya ditunjuk langsung oleh Aca dengan puisi terakhir dibacakan oleh Aca langsung.

Ini menarik, akan tetapi penulis agak menyayangkan karena–berkaca dari acara hampir serupa yang penulis ikuti–tidak ada apresiasi khusus bagi puisi terbaik.

Sehingga–utamanya bagi yang tidak membacakan puisi–rasanya seakan-akan kita hanya diminta menulis puisi lalu sudah (enggak, sih, sebenarnya ini penulis aja yang ngarep ada hadiah, hehe).

Dalam setiap pembacaan puisi, Aca turut memberikan ulasan sekilas yang berada di lingkupnya. Oleh karena itu, tentunya peserta jangan mengharapkan ulasan dari sosok bujangga.

Meski demikian, dari sesi pembacaan puisi, penulis menyadari gaya bahasa tiap orang berbeda-beda dan bahwa ada banyak pemintal diksi luar biasa di luar sana.

Puisi kita pun tidak harus panjang dengan majas-majas rumit.

Puisi yang pendek, sederhana, tetapi mampu mendekatkan diri dengan pembaca juga tidak kalah bagus.

Proyek Spesial Berikutnya?

Bocoran buku ketiga Natasha Rizky dalam unggahan Instagram akunnya, @diksiaca | FOTO: @ Instagram / diksiaca | EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Dalam acara di Semesta Buku itu pula, Aca tak lupa menginformasikan bahwa Januari mendatang, buku puisi keduanya akan diterbitkan oleh Elex Media Komputindo.

Akan ada open pre-order untuk edisi spesial sebanyak 100 buku yang menyertakan merchandise spesial.

Selain itu, Aca pun memberikan informasi lebih awal bahwa dirinya akan membentuk komuntias diksi Aca yang akan diumumkan segera via Instagram.

Komunitas itu sendiri akan mengadakan beragam kegiatan, salah satunya book talk rutin.

Secara keseluruhan, acara “Kumpul Hangat dengan Merangkai Puisi Bersama di Semesta Buku” menghadirkan tempat yang luar biasa nyaman di Coffedential dengan meja, kursi, aroma kopi, dan nuansa kafe.

Selain itu, jumlah peserta yang dibatasi membuat acara ini membuat suasana lebih tenang dan nyaman.

Tentunya, setelah acara ditutup, pengunjung dapat berfoto dan membawa buku Catatan Kronik kepada Natasha Rizky untuk mendapatkan tanda tangan.

Tentang Natasha Rizky

Natasha Rizky
Potret Natasha Rizky | FOTO: @ Instagram / natasharizkynew | EDIT: Fida Zalfa L.Y.

Natasha Rizky Pradita adalah seorang aktris, model, pembawa acara televisi, penulis, dan pengusaha Indonesia yang lahir di Padang, 23 November 1993.

Karier Natasha yang akrab disapa Caca ini dimulai ketika mengikuti pemilihan GADIS Sampul 2008 dan berhasil menyabet juara kedua.

Di dunia hiburan, dirinya pertama kali muncul dalam sinetron Cinta Cenat Cenut.

Sejak saat itu, Caca telah membintangi berbagai film, serial televisi, acara televisi, hingga video musik antara lain Assalamualaikum Calon Imam dan Kupinang Kau dengan Bismillah.

Melalui sinetron Si Biang Kerok, Caca pertama kali bertemu dengan Deddy Mahendra Desta.

Keduanya kemudian menikah pada April 2013 dan dikaruniai tiga orang anak. Pada 19 Juni 2023 Desta dan Natasha resmi bercerai.

Pada Oktober 2019, Natasha membuat unggahan pertamanya dalam akun Instagram @diksiaca yang menjadi tempatnya khusus untuk mencurahan kencintaannya pada diksi-diksi indah.

Sebagai sosok yang kecintaan tersebut telah dia rasakan sejak SMP, Natasha mengungkapkan bahwa dalam akun tersebut dia ingin,

“berbagi kisah, tapi dengan caraku sendiri / Siapa tahu kalian punya kisah yang sama denganku / Ini nyata bukan sekadar retorika hanya saja sulit untuk dimaknai ..”


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.