Review Anime Zom 100, Bukan Sekadar Anime Zombie Biasa

Hidup di tengah pandemi zombie bukanlah hal yang menyenangkan, tetapi berbeda dengan Akira yang justru malah bahagia.

Review Zom 100, Bukan Sekadar Anime Distopia Zombie Biasa

Perilisan anime Zom 100: Bucket List of the Dead season pertama telah berakhir pada (25/12). Anime tersebut bisa dikatakan tetap mempertahankan kualitas meski di balik layar banyak permasalahan.

Walau banyak terjadi penundaan dalam penayangannya, anime Zom 100 berhasil mengakhiri musim pertama dengan epik. Penundaan menuju episode terakhir sangat lama, hampir sebulan, lebih tepatnya.

Mari kita simak review anime Zom 100: Bucket List of the Dead!

Bukan Sekadar Anime Bertema Zombie

Review Anime Zom 100, Bukan Sekadar Anime Zombie Biasa
Cuplikan Zom 100 Episode 11 | FOTO: BUG FILMS | EDIT: Nawalakarsa

Kebanyakan film atau anime bertema zombie pasti menghadirkan ketegangan dan tokoh-tokoh serius serta menghadirkan kisah bertahan hidup.

Akan tetapi, berbeda dengan anime Zom 100 yang berhasil memberikan banyak makna di setiap kisahnya.

Secara garis besar anime tersebut mengisahkan tentang Akira Tendo, budak korporat yang terus menerus bekerja tiada hentinya.

Tanpa disadari pandemi zombie menyerang Jepang, hal tersebut membuat Akira justru senang karena dia tidak harus kembali bekerja.

Dari ringkasan tersebut, menunjukkan bahwa Akira Tendo merasa tertekan dengan pekerjaannya. Namun, pandemi zombie mengubah segalanya.

Kehidupan Akira yang semula hanya berfokus pada kerja kini telah hidup dengan penuh senyum mengelilingi Jepang.

Sangat berkebalikan dengan film zombie pada umumnya yang lebih cenderung mengandalkan ketegangan, justru anime Zom 100 malah menawarkan cerita yang santai, tetapi tidak melupakan unsur-usur survival.

Anime tersebut memberikan lebih banyak komedi yang membuat kita tertawa terbahak-bahak. Di sisi lain, memberikan banyak pesan yang membuat kita sebagai penonton kembali merenungkan maksud dari pesan yang disampaikan.

Anime Zom 100 Penuh dengan Makna dan Pesan

Review Anime Zom 100, Bukan Sekadar Anime Zombie Biasa
Cuplikan Zom 100 Episode 9 | FOTO: BUG FILMS | EDIT: Nawalakarsa

“Meski hidup kita tinggal sehari lagi, enam puluh tahun lagi, waktu untuk melakukan hal yang diinginkan sangat sedikit.” (Zom 100 Episode 2; 13:15 – 13:26)

Dari monolog Akira memiliki makna bahwa setiap manusia memiliki waktu yang sedikit, suatu saat mereka akan meninggal.

Oleh karena itu, dengan hidup yang singkat terkadang manusia harus menikmati hidup dengan hal yang diinginkan. Namun, hal tersebut tidak boleh mengganggu orang lain, seperti yang diungkapkan Akira pada tiga episode terakhir.

Makna yang hadir dalam Zom 100 bukan sekadar makna yang berkutat pada persahabatan saja, melainkan keinginan yang disukai dan mengenai kehidupan, salah satunya adalah soal pekerjaan yang sering disinggung dalam anime ini.

Ada yang mencintai pekerjaan dengan sepenuh hati. Ada yang muak dan memilih memasang topeng ketika bertemu dengan teman lama sehingga terlihat lebih unggul dalam memamerkan pekerjaan seperti Ryuzaki Kenichiro atau Kenchou.

Keinginan dan keberanian pun dihadirkan dalam anime tersebut, termasuk keinginan Shizuka Mikazuki yang ingin menjadi dokter dan menolong banyak orang. Namun, keinginannya tersebut ditolak oleh sang ayah. Hal tersebut membuat Shizuka cukup tertekan.

Selain itu, terdapat Beatrix yang baru saja tiba di Jepang malah terkena musibah karena pandemi zombie langsung menyerang. Namun, dia tetap konsisten terhadap keinginannya makan sushi.

Setiap karakter yang hadir memiliki masalah yang membuat mereka tertekan, tetapi mereka berusaha untuk keluar dari zona tersebut agar bisa menikmati hidup di tengah kehancuran dunia.

Masih banyak lagi makna dan pesan yang dipetik dari anime tersebut, seperti soal impian dan persahabatan.

Lagu Pembuka dan Penutup yang Sesuai dengan tema Zom 100

Review Anime Zom 100, Bukan Sekadar Anime Zombie Biasa
Opening Scene Zom 100 | FOTO: BUG FILMS | EDIT: Nawalakarsa

Lagu pembuka berjudul Song of the Dead memiliki tema yang sesuai dengan anime Zom 100: Bucket List of the Dead. Lagu tersebut dibawakan langsung oleh Kana-Boon.

Isi dari lagu Song of the Dead tidak jauh dengan cerita anime-nya. Pasalnya lirik yang dibawakan cukup menggambarkan apa yang terjadi dalam anime. Soal kebahagiaan di tengah dunia yang hancur dipenuhi oleh zombie.

Selain lagu pembuka terdapat lagu penutup yang menjadi favorit penulis yakni Happines of the Dead, yang dibawakan oleh Shiyui. Sama halnya dengan lagu pembuka, lagu penutup pun mengangkat tema dari anime-nya.

Akan tetapi pada lagu penutup yang dibawakan oleh Shiyui memiliki kesan lebih manis dan cenderung mengisahkan petualangan empat sahabat di dunia penuh zombie.

Sering Mengalami Penundaan, Tetapi Kualitas Tetap Bertahan

Review Anime Zom 100, Bukan Sekadar Anime Zombie Biasa
Cuplikan Zom 100 Episode 8 | FOTO: BUG FILMS | EDIT: Nawalakarsa

Salah satu yang menjadi kritikan untuk anime Zom 100: Bucket List of the Dead adalah seringnya mengalami berbagai penundaan. Hal ini telah disampaikan oleh penulis di artikel sebelumnya.

Akan tetapi, meski mengalami penundaan, anime tersebut tetap mempertahankan kualitas grafis yang indah dan detail dengan berbagai warna. Untuk standar studio baru, kualitas anime Zom 100 patut diacungi jempol.

Scene lagu pembuka pun seiring berjalannya waktu mengalami peningkatan seperti yang semula hanya menampilkan zombie berjalan hingga terbaru menampilkan zombi berjoget dan berpesta.

Trilogi Hometown of the Dead jadi Penutup Zom 100

Cuplikan Zom 100 Episode 9 | FOTO: BUG FILMS | EDIT: Nawalakarsa

Trilogi Hometown of the Dead merupakan judul episode yang akan menjadi penutup dari Zom 100: Bucket List of the Dead.

Mengapa demikian? Karena tiga episode terakhir ditayangkan secara beruntun pada 25 Desember lalu. Tanpa menunggu rasa penasaran, penonton dibuat puas dengan tiga episode beruntun tersebut.

Pertarungan antara empat pemuda melawan saingannya pun terjadi dengan seru. Adu mulut lebih dominan di tengah kacaunya kampung halaman Akira.

Tiga episode terakhir patut diancungi jempol karena kualitas anime tersebut bisa dipertahankan. Dari segi cerita, visual, pertarungan yang ada begitu terasa dan membuat penulis sebagai penonton hanyut dalam cerita.

Memiliki Versi Live Action

Poster Live Action Zom 100 | FOTO: Netflix | EDIT: Nawalakarsa

Selain anime, Zom 100 Bucket List of the Dead memiliki versi live action. Versi tersebut telah tayang di netflix bersamaan dengan tayangnya versi anime.

Walau berbentuk film, cerita dalam versi live action hanya mengadaptasi sampai pertarungan melawan bos lama Akira dengan banyak perubahan.

Tokoh Beatrix dalam versi live action tidak ditampilkan, mengingat saat perilisan versi anime, tokoh Beatrix baru muncul pada episode delapan.

Cerita yang ditampilkan jauh berbeda dengan anime, kesan dalam live action lebih cenderung membawa cerita manis dan sedikit komedi. Lebih banyak cerita di perjalanan dalam versi live action.

Tidak ada salahnya kalian mencoba menonton versi live action.

Kesimpulan Review Anime Zom 100

Lewat review ini, kesimpulan yang penulis ambil dari anime Zom 100: Bucket List of the Dead adalah anime tersebut layak untuk ditonton sebagai hiburan. Walau penuh dengan komedi, tetapi anime tersebut tetap diselipkan pesan moral yang bisa dipetik mengenai kehidupan.

Meski mengalami penundaan dalam produksi, kualitas pada anime tersebut tetap terjaga dengan baik. Scene lagu pembuka mengalami peningkatan dan perubahan.

Sangat direkomendasikan untuk kalian yang ingin mencari anime unik.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.