Film adaptasi game Mortal Kombat resmi mengumumkan pemain baru. Dan kali ini, aktor Indonesia Joe Taslim resmi didapuk untuk memerankan Sub-Zero, salah satu karakter ikonik dari reboot film berbasis waralaba gim fighting yang terkenal sadis dan brutal ini.
Dilansir dari The Hollywood Report, Joe Taslim menjadi aktor pertama yang diumumkan sebagai pemeran di film yang rencananya akan tayang 5 Maret 2021. James Wan dan rumah produksi New Line Cinemas akan memproduseri film ini. Film ini juga akan menjadi film debut bagi sutradara Simon McQuoid.
Sub-Zero sendiri adalah salah satu karakter asli yang telah muncul sejak gim pertama Mortal Kombat. Memiliki kekuatan serangan dengan elemen es, rival utamanya adalah Scorpion.
Film ini sendiri akan menjadi film Hollywood ke-3 bagi aktor kelahiran Palembang 39 tahun ini. Sebelumnya Joe telah ambil bagian di film Furious 6 pada 2013 dan Star Trek: Beyond pada 2016. Dengan latar belakang sebagai aktor laga dan mantan atlet judo, pemilihan Joe tentunya memiliki dasar yang kuat.
Belum banyak yang diketahui mengenai detail dari film yang akan menjadi adaptasi ke-3 dari seri gim buatan Ed Boon ini selain tempat syutingnya yang akan dilakukan di Australia.
Bukan Adaptasi Pertama!
Sebelumnya, gim yang berkisah tentang pertarungan para Kombatant untuk menjadi petarung terbaik di jagat raya telah dua kali diadaptasi menjadi film. Mortal Kombat (1995) dan sekuelnya, Annihilation (1997) dikritik karena cerita dan efeknya yang dianggap buruk ketika rilis. Namun kedua film ini tetap mampu menjadi box-office di masanya dan semakin mengukuhkannya sebagai ikon video game tahun 1990-an.
Gim ini sendiri merupakan salah satu waralaba gim fighting terbesar. Pertama rilis pada 1992, gim ini mampu mencatat penjualan sebesar 49 juta kopi. Waralaba ini juga telah menghasilkan berbagai sekuel, spin-off, dan berbagai expansion pack. Seri terbarunya yaitu Mortal Kombat 11 rilis April lalu dan menjadi gim Mortal Kombat dengan peluncuran tersukses dalam sejarah waralaba ini, walaupun gim ini ditarik peredarannya di Indonesia karena kontennya yang dianggap melawan hukum.