Penuh Aksi dan Tawa! Ini Review Kami Tentang City Hunter: Shinjuku Private Eyes

Dalam review kali ini, siapa yang tak kenal CIty Hunter? Manga karya Tsukasa Hojo yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1985 di majalah Weekly Shonen Jump ini kembali menyapa para otaku di Indonesia.

Setelah diterbitkan, serial pembasmi kejahatan itu diadaptasi menjadi anime pada tahun 1987 dan tetap eksis hingga akhir tahun ‘milenium’ 1999. 20 tahun berlalu sejak penayangan seri anime tersebut, Ryo Saeba, sang pembasmi kejahatan dari Shinjuku kembali hadir dalam film anime City Hunter: Shinjuku Private Eyes!

Film ini sendiri dibawa ke Indonesia oleh perusahaan Distributor FIlm Encore Films dan Moxienotion.

Sinopsis City Hunter : Shinjuku Private Eyes

Pembasmi kejahatan nomor satu Ryo Saeba dan rekan kerjanya Kaori Makimura menerima pekerjaan baru di Shinjuku. Klient mereka adalah seorang model, Ai Shindo, yang membutuhkan pengawal karena dia telah menjadi incaran dan diikuti para penjahat. Ryo menerima permintaan model tersebut dan begitu bersemangat ketika dia mengunjungi ruang ganti model di studio photo. 

Ai adalah seorang model untuk perusahaan IT milik CEO Shinji Mikuini, yang merupakan teman masa kecil Kaori. Mereka berdua kembali bertemu di studio foto dan Mikuni mengajak Kaori untuk makan malam bersama. Namun, Ryo terlihat biasa saja dan pergi berdua bersama Ai. 

Di sisi lain, Umibozu dan Miki mendapatkan kabar bahwa tentara bayaran berkumpul di Shinjuku dan target mereka adalah Ai. Saat mengejar tentara bayaran, Saeko dari departemen kepolisian menemukan rahasia besar. Bandar Senjata, Vince Ingrado,  berada di Jepang bersamaan dengan kedatangan senjata baru. Dapatkan City Hunter melindungi Ai dan Kota Shinjuku?

Informasi Film 

  • Judul : CITY HUNTER: SHINJUKU PRIVATE EYES 
  • Sutradara : Kenji Kodama
  • Penulis Naskah : Yoichi Kato
  • Pengisi Suara :
    • Akira Kamiya sebagai Ryo Saeba
    • Kazue Ikura sebagai Kaori Makimura
    • Marie Litoyo sebagai Ai Shindo 
    • Koichi Yamadera sebagai Shinji Mikuni
  • Bahasa : Jepang
  • Subtitle : English and Bahasa Indonesia
  • Durasi : 96 menit

Spoiler

Cerita diawali dengan sedikit hal misterius, dimana seorang pria nampak dibuntuti oleh orang asing. Naas, pria tersebut tewas dalam kecelakaan saat tengah menghindari orang asing tersebut dan membuat kejadian tersebut layaknya kecelakaan tunggal.

Disisi lain, Ai Shindo juga tengah dibuntuti sehingga mengikuti suatu saran dari warganet untuk mencoba memanggil seorang pembasmi kejahatan. Sempat tidak percaya, ia akhirnya bertemu dengan Ryo Saeba sang pembasmi kejahatan di Shinjuku, Tokyo.

Walaupun begitu, kesan pertama yang dimiliki Ai terhadap Ryo sedikit tercoreng karena kelakuan Ryo yang layaknya pria ‘playboy‘. Selain bertemu dengan sang City Hunter, ia bertemu dengan Kaori yang merupakan rekanan dari Ryo. Perjalanan mereka berdua untuk melindungi Ai dari segala macam bahaya dimulai.

Saat melakukan bodyguarding, secara tidak sengaja Kaori bertemu dengan teman lamanya yaitu Shinji Mikuni, yang kebetulan merupakan bos dari Ai di sebuah situs model. Sempat memancing romansa diantara keduanya, Mikuni ternyata memiliki rencana busuk guna menakhlukkan Kaori.

Mikuni ternyata bersekongkol dengan seorang bandar senjata Internasional guna membuat suatu senjata pemusnah massal bernama Mobius. Sayangnya, Mobius dalam keadaan ‘terkunci’, dan hanya Ai yang dapat membuka kunci itu.

Kekacauan tak dapat dielakkan ketika Ai dijebak oleh Mikuni untuk membuka Mobius. Beberapa tempat di kota Shinjuku nyaris porak-poranda akibat senjata tersebut. Sebenarnya seperti apa senjata pemusnah massal tersebut? Siapa dalang utama dalam kejadian ini? Mampukah Ryo menumpas kejahatan ‘kelas kakap’ tersebut? Saksikanlah di Bioskop-bioskop kesayangan anda mulai 2 Oktober 2019!

Review City Hunter: Shinjuku Private Eyes

Munculnya film City Hunter terbaru ini tentu saja menjadi obstacle baru bagi sutradara Kenji Kodama dan penulis naskah Yoichi Kato.

Pasalnya, sudah lebih dari 20 tahun seri ini tidak tampil lagi di stasiun televisi. Namun, hal itu nampaknya tidak menjadi masalah bagi mereka berdua, sebab isi cerita hingga jokes yang terdapat dalam seri tersebut dapat mereka angkat dengan luwes.

review shinjuku private eyes

City Hunter: Shinjuku Private Eyes berhasil mengangkat gaya animasi karakter yang terbilang klasik di masa kini, dimana animasi karakter bersifat realis dibanding rata-rata film anime pada umumnya, seperti Tenki no Ko.

Dan bagusnya, animasi karakter klasik tersebut dapat berbalut halus dengan desain animasi masa kini, yang dapat diartikan, bahwa animasi karakter klasik dapat digabungkan dengan yang modern asal ingredients yang digunakan tepat.

Jokes yang ‘Ngena’ dan Pace yang Sedikit Cepat

review shinjuku private eyes

Mengenai jokes City Hunter sendiri cukup mudah untuk dikonsumsi oleh publik. Namun, perlu diperhatikan bahwa sebagian besar jokes tersebut merupakan candaan dewasa yang bersifat sugestif seperti pada seri film lokal Warkop DKI. Tapi tenang, porsi jokes yang ada dalam film ini sendiri cukup sebanding dengan porsi aksi dan sebagainya.

 

Walaupun begitu, film ini lebih cocok sebagai tontonan nostalgia. Sebab, film ini hanya berpusat pada sisi Ryo Saeba si Pembasmi Kejahatan. Adanya Ryo-sentris tersebut, pada akhirnya menyebabkan beberapa karakter pendukung seperti Saeko kekurangan porsinya.

Pace atau tempo dalam film ini agak terlalu cepat, terutama pada jelang bagian akhir. Hal ini tentunya menurunkan kuantitas-kualitas cerita pada film anime City Hunter: Shinjuku Private Eyes tersebut. Misalnya, pada salah satu scene one-by-one antara Ryo Saeba dengan Shinji Mikuni.

Kemunculan Trio Pencuri Cat’s Eyes!

review shinjuku private eyes

Sepanjang penayangan, tak ada yang mengira bahwa Trio pencuri ‘kelas kakap’ Cat’s Eyes akan muncul membantu Ryo Saeba dan kawan-kawan. Kisugi bersaudara, yang terdiri atas Rui, Hitomi, dan Ai, muncul setelah kafe mereka diserang oleh tentara bayaran Mikuni.

Mereka bertiga memiliki porsi yang sedikit namun krusial dalam film anime tersebut, sebab, mereka seakan-akan menjadi ‘tangga’ bagi Kaori untuk memecahkan masalah huru-hara tersebut.

Lebih Cocok Jadi Film Nostalgia

Jujur saja, dalam review film City Hunter: Shinjuku Private Eyes kali ini. Penulis ingin menyatakan bahwa film ini sebaiknya menjadi film anime nostalgia. Apabila ingin dijadikan serial film anime, nampaknya Aniplex perlu memikirkan kembali ide-ide cerita yang lebih fresh.

Sepanjang credit roll, ditampilkan sedikit spoiler bagi penonton awam mengenai akhir-akhir beberapa episode di anime City Hunter. Dan pada aftercredit, muncul sosok seorang gadis berambut pirang yang tengah menuliskan huruf “XYZ” pada layar ponselnya.

 


Mungkinkah akan ada kelanjutan dari film anime tersebut? Kita tunggu saja, ya!


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.