Setelah beberapa bulan lalu netizen dibuat ramai oleh algoritma Facebook yang mensensor gambar bunga, baru-baru ini algoritma pada sosial media tersebut kembali berulah.
Dikutip dari Futurism, Perusahaan bernama The Seed Company by E.W. Gaze melalui Fan Page Facebook-nya sempat mengunggah produk Bawang Walla Walla beserta bibitnya untuk dijual melalui sosial media tersebut.
Menariknya, iklan dari produk tersebut di-takedown oleh Facebook atas alasan yang terbilang unik, yaitu foto produk yang digunakan “terlalu seksi”, meski foto yang dipakai hanyalah tumpukkan bawang Walla Walla.
https://www.facebook.com/TheSeedCompanyNL/posts/2683168191946074
So we just got notified by Facebook that the photo used for our Walla Walla Onion seed is “Overtly Sexual” and therefore cannot be advertised to be sold on their platform… 😂 Can you see it?
Netizen yang melihat postingan tersebut langsung bertanya-tanya mengapa foto bawang bisa-bisanya disensor oleh algoritma Facebook dan berdalih bahwa foto tersebut “terlalu seksi” untuk diunggah.
Bahkan Fan Page tersebut menyinggung algoritma Facebook pada kolom komentar postingan tersebut dengan mengunggah foto seksi secara harfiah, namun ditambahkan foto bawang walla walla layaknya sensor.
“For anyone who can’t see it, we’re thinking this might be what facebook is picturing when they see our onion photo 😂 Bunch of dirty minds over there,” komentar Fan Page The Seed Company by E.W. Gaze.
Algoritma Facebook mensensor gambar bunga
Tidak sekali ini saja algoritma Facebook secara random mensensor gambar yang sebenarnya tidak perlu disensor. Beberapa bulan yang lalu saat sosial media tersebut kedapatan mensensor gambar bunga.
Seperti yang dilakukan oleh akun Facebook Monica Sinaga dengan mengunggah dua screenshot yang menampilkan gambar bunga berwarna putih yang bertuliskan “Aku kangen banget sama kamu” dalam kondisi disensor dan tidak.
https://www.facebook.com/monica.chenaga/posts/2975304795920459
Selidik punya selidik, ternyata gambar bunga yang dipakai adalah bunga dari tanaman Cerbera Odollam. Dikutip dari The Washington Post, tanaman tersebut umumnya tumbuh di negara-negara Asia Selatan seperti India, dan Asia Tenggara seperti Indonesia yang masih satu famili dengan pohon Bintaro (Cerbera Manghas).
Di India sendiri, tanaman tersebut memiliki julukan “Othalanga” atau diterjemahkan berarti “Pohon Bunuh Diri”.
Julukan tersebut muncul karena berbagai bagian dari tanaman tersebut seperti buah, daun, getah, hingga bijinya mengandung racun yang dapat mengakibatkan gangguan jantung hingga kematian jika dikonsumsi.
