Satu Pekan Invasi Rusia di Ukraina, 2.000 Orang Jadi Korban

Serangan Rusia Tewaskan 2000 Orang
Serangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina menimbulkan ribuan korban jiwa

Sudah satu pekan berlalu sejak Rusia mulai menginvasi Ukraina. Dalam kurun waktu tersebut, Rusia terus menerus melakukan serangan militer pada Ukraina. Dampaknya pada Rabu (3/3), Ukraina mengungkapkan bahwa Lebih dari 2.000 rakyatnya tewas akibat serangan. Bukan hanya ribuan masyarakat yang menjadi korban jiwa atas serangan Rusia pada Ukraina. Menurut badan pengungsi PBB, serangan yang terjadi juga memaksa setidaknya 870.000 penduduk terpaksa harus meninggalkan Ukraina. Mereka akhirnya mengungsi pada beberapa negara sekitar.

Dilansir dari Kyodo News, pada Selasa (2/3), pasukan Rusia juga melakukan serangan pada menara televisi yang berada pada Ibu Kota Ukraina. Serangan tersebut menewaskan setidaknya lima orang.

Kemungkinan Terjadinya Genjatan Senjata Antara Rusia dan Ukraina

Setelah selama tujuh hari melakukan serangan pada Ukraina, pejabat kedua negara direncanakan akan melakukan pembicaraan pada Rabu malam. Dalam pembicaraan tersebut, ada beberapa hal yang dibahas, termasuk kemungkinan terjadinya genjatan senjata antara kedua negara.

Hingga saat ini, Rusia terus meningkatkan serangan yang mereka lakukan terjadap Ukraina. Bahkan beberapa gedung, seperti universitas hingga kantor polisi yang berlokasi pada wilayah Kharkiv juga hancur akibat serangan rudal.

Selain akibat rudal, pelbagai bangunan pada wilayah Kharkiv banyak juga yang terbakar dan akhirnya dirusak. Sebagai tambahan informasi, Kharkiv sendiri merupakan kota terbesar kedua Ukraina, yang berlokasi pada sisi timur negara ini.

Terkait serangan ini, pakar militer mengungkapkan bahwa Rusia mungkin memang menargetkan fasilitas infrastruktur dalam serangannya.

Hal ini akan meningkatkan tekanan terhadap Kyiv sehingga akan terjadi genjatan senjata yang nantinya akan memberikan keuntungan bagi Moskow.

Informasi yang Simpang Siur

Selain serangan Rusia terhadap Ukraina yang terus meningkat dan menimbulkan ribuan korban jiwa, konflik dua negara ini juga menimbulkan arus informasi yang simpang siur. Salah satu contohnya adalah informasi mengenai pengelolaan pembangkit listrik lenaga nuklir Zaporizhzhya.

Pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut merupakan yang terbesar di Ukraina. Menurut Bandan Energi Atom Internasional, Rusia mengungkapkan pada PBB, bahwa pembangkit listrik tersebut saat ini sudah berada dalam kendali mereka. Hal ini terungkap pada hari Rabu (3/3).

Namun, salah satu media Ukraina membantah klaim tersebut. Menurut media itu, hingga saat ini, pembangkit listrik Zaporizhzhya masih berada dalam kendali pihak berwenang Ukraina.


Artikel ini merupakan bagian dari Laporan Spesial “Invasi Rusia di Ukraina” garapan redaksi Nawala Karsa.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.