Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditembak Saat Kampanye Politik

Dalam kegiatan kampanye di Prefektur Nara, mantan Perdana Menteri Jepang periode 2012-2020 tersebut ditembak dua kali dengan senjata api rakitan

Mantan Perdana Menteri Jepang PM Shinzo Abe Ditembak
Mantan PM Jepang Shinzo Abe terkapar di jalan raya (kiri) setelah ditembak oleh Yamagami Tetsuya (kanan) sebanyak dua kali menggunakan senjata api rakitan | FOTO: NHK / Kyodo

Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe tidak sadarkan diri setelah ditembak oleh orang tak dikenal pada hari Jumat (8/7). Hal tersebut terjadi saat ia melakukan kampanye di Prefektur Nara.

Shinzo Abe terluka dalam kegiatan kampanye untuk pemilihan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat di Jepang. Ia, sebagai tokoh politik kenamaan, mempromosikan salah satu anggota partainya yakni Partai Demokrat Liberal.

Kronologi Penembakan Shinzo Abe

Mantan Perdana Menteri Jepang PM Shinzo Abe Ditembak
Mantan PM Jepang Shinzo Abe jatuh dan mengalami pendarahan di dada setelah ditembak dengan senjata rakitan | FOTO: Kyodo News

Insiden penembakan yang terjadi didepan Stasiun Kereta Api Kintetsu Yamato-Saidaiji, Kota Nara tersebut terjadi saat Shinzo Abe melakukan kampanye atau pidato didepan publik.

Shinzo Abe melakukan pidato untuk membantu fraksi partai politiknya untuk mendapatkan tempat di Dewan Penasihat (setara dengan DPR dan/atau Senat di Indonesia) di Kota Nara sekitar pukul 11.30 Waktu Jepang.

Pelaku penembakan, yakni Yamagami Tetsuya, menembak mantan perdana menteri Jepang tersebut sebanyak dua kali pada bagian belakang Abe.

Mengutip laporan NHK, kepolisian Jepang telah menahan pelaku berusia 41 tahun tersebut dan juga menyita senjata yang ia gunakan saat melukai Shinzo Abe di lokasi.

NHK turut melaporkan bahwa sejumlah saksi menyebut bahwa pelaku sempat mundur setelah menembak pertama kali.

“Pelaku menembak lagi untuk kedua kalinya,” ujar saksi yang merupakan siswi SMA setempat, “kemudian banyak asap putih yang membumbung,” mengutip dari Japan Times.

Pelaku diduga membuat senjata api rakitan dengan model shotgun, yang menyebabkan suara ledakan yang cukup besar tersebut.

Dalam Posisi Kritis, Abe Alami Cardiac Arrest saat Dievakuasi

Mantan Perdana Menteri Jepang PM Shinzo Abe Ditembak
Mantan PM Shinzo Abe tiba di RS Universitas Nara Medical | SUMBER: Tokyo Broadcasting Service via YTN Korea

Setelah insiden tersebut, Shinzo Abe langsung dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Nara Medical di Kota Kashihara, Nara Tengah.

Mantan perdana menteri Jepang yang mengabdi sebanyak 4 (empat) periode tersebut dilarikan ke rumah sakit menggunakan helikopter ambulans, yang datang 15 menit setelah insiden terjadi.

Pada saat di evakuasi, petugas kesehatan yang mengevakuasi mantan perdana menteri tersebut menyebut bahwa Shinzo Abe sempat dalam kondisi sadar.

Meski demikian, ia mengalami Cardiac Arrest atau tidak berfungsinya Jantung saat dibawa ke helikopter menuju ke rumah sakit.

Pihak berwenang di sisi lain, mengutip NHK, menyebut bahwa Shinzo Abe tidak menunjukkan tanda-tanda vital saat dievakuasi.

Jadi Perdana Menteri Paling Berpengaruh dalam Kebijakan Jepang

Shinzo Abe, menjadi perdana menteri sebanyak 4 (empat) masa periode. Ia menjabat pada kuartal ketiga tahun 2006 dan berakhir singkat di tahun 2007.

Meski demikian, Abe kembali menjadi Perdana Menteri pada bulan Desember tahun 2012 hingga September 2020. Ia mengundurkan diri dari posisi penting di negeri sakura tersebut akibat sakit.

Mantan perdana menteri Jepang tersebut memiliki segudang kebijakan yang menurut dunia cukup sukses. Kebijakan tersebut salah satunya adalah Abenomics.

Dalam kebijakan Abenomics, ia berjanji untuk menambahkan anggaran infrastruktur publik hingga memastikan adanya devaluasi dari mata uang Yen Jepang, mengutip CNN Indonesia.

Di tahun 2020, Abe Shinzo bahkan membuat langkah baru dalam bidang militer. Ia mengubah kebijakan militer untuk dapat menangkis serangan Tiongkok, Korea Utara, dan bahkan Rusia.

Dalam kebijakan militer yang dirombak tersebut, militer Jepang nantinya diharapkan mampu melakukan serangan darat ke kawasan musuh. Itu dilakukan untuk mempertahankan negara tersebut dari ancaman senjata berbahaya, termasuk bom nuklir.

Meski kebanyakan warga Jepang menyatakan dukungannya, tak sedikit pula yang menentang kebijakan tersebut.

Para penentang umumnya merupakan warga Jepang yang lebih berorientasi pada “perdamaian” dan “anti perang”, yang berharap bahwa Jepang tidak turun kembali dalam medan pertempuran.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.