Joe Biden: Pesawat Rusia Dilarang Terbang di Langit Amerika

Joe Biden Pesawat Rusia Dilarang Terbang di AS
Aleksey Lisitsyn / airliners.net | Associated Press via Sky News | The Social Shake-Up (dengan pengeditan)

Hari Selasa (1/3) malam waktu setempat, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pidato kenegaraannya di Washington DC menyebut bahwa akan melarang pesawat Rusia untuk melintas di langit negeri Paman Sam tersebut.

Sebelumnya, rencana AS untuk memblokir akses pesawat Rusia untuk masuk maupun keluar zona Amerika telah dilaporkan terlebih dahulu dalam laporan The Wall Street Journal.

Diungkapkan Joe Biden dalam State of The Union perdananya

Dalam pidato perdananya dalam State of The Union, presiden Amerika Serikat Joe Biden resmi bergabung bersama sejumlah negara di Eropa untuk melarang pesawat milik Moskow untuk berlalu-lalang.

“Malam ini saya mengumumkan bahwa kita akan bergabung dengan sekutu kita dalam menutup ruang udara Amerika bagi seluruh penerbangan Rusia,” ujar Biden, “yang mengisolasi Rusia lebih dalam serta menambah sejumlah tekanan terhadap ekonomi mereka.”

Selain AS, maskapai pesawat milik Rusia juga dilarang terbang di seluruh kawasan Uni Eropa, Inggris, serta Kanada.

Ancaman Rudal Terus Menghantui Ukraina

Kremlin, di waktu yang berlainan, telah memperingatkan warga Ukraina terutama yang berada di Kiev untuk segera meninggalkan kota tersebut, mengutip dari CNN Indonesia, dan dikabarkan akan mengubah taktik perang mereka dengan menargetkan area perumahan.

Parlemen Uni Eropa di sisi lain, di hari yang sama dengan pidato kenegaraan Joe Biden, dibuat tersentuh dengan pernyataan presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa masyarakat Ukraina akan tetap mempertahankan negerinya dari penjajah.

Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, menyebut bahwa “Perang telah kembali ke tanah Eropa.” Ini tentunya menjadi peringatan bagi seluruh negeri di Uni Eropa.

Ukraina, masih digempur oleh ragam serangan dari Kremlin. Kenyataan pahit dapat dilihat oleh banyak pasang mata di seluruh dunia. Nyawa korban sipil berterbangan disaat Rusia menargetkan rudalnya ke kawasan pemukiman warga.

Rumah sakit beroperasi di bawah tanah dengan listrik seadanya, anak-anak terpisah dari ayah maupun ibunya yang memutuskan untuk ikut membela negaranya.

Mungkin kita, warganet Indonesia, tidak dekat dengan Ukraina. Mungkin kita membenci sang presiden, Volodymyr Zelensky, akibat statement-nya dalam isu Palestina-Israel. Tapi dari semua itu, kita saat ini dihadapkan dengan krisis kemanusiaan teranyar.

Terlepas dari suku, agama, ras sekaligus, kita harus dapat memahami bahwa sebuah invasi suatu negara berdaulat terhadap negara berdaulat lainnya merupakan tindakan yang salah.


Artikel ini merupakan bagian dari Laporan Spesial “Invasi Rusia di Ukraina” garapan redaksi Nawala Karsa.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.