Tegas! Jepang Ganjar Sanksi Lagi pada Korea Utara Atas Kiriman Rudalnya!

Hirokazu Matsuno, juru bicara kabinet Jepang
Hirokazu Matsuno, juru bicara kabinet Jepang | Sumber foto: Daily Advent

Jumat (1/4), Pemerintah Jepang memutuskan untuk melanjutkan serta menambah sanksi yang mereka berikan terhadap Korea Utara. Sanksi terbaru dari Jepang terhadap Korea Utara adalah pembekuan aset empat organisasi dan Sembilan individu. Hal ini merupakan hasil keterlibatan mereka dalam program pengembangan nuklir dan rudal Pyongyang.

Sanksi yang Mendapat Persetujuan Kabinet

Mengenai hal ini, juru bicara pemerintah Jepang, Hirokazu Matsuno, mengungkapkan bahwa tindakan tersebut sudah mendapat persetujuan dari kebinet. Selain itu, perluasan sanksi itu juga berlaku sejak pertemuan kabinet tersebut.

Tindakan dari Jepang ini, merupakan upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang melibatkan Korea Utara secara komprehensif.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Sekertaris Kabinet tersebut juga mengungkapkan bahwa tindakan Jepang ini merupakan upaya agar negara tetangganya tersebut segera menyelesaikan permasalahan yang mereka miliki.

Hal ini termasuk masalah dalam program pengembangan nuklir serta penculikan warga Jepang di masa lalu.

fumio kishida
Perdana Menteri Fumio Kishida. Foto: REUTERS, Sumber: BBC.com

Mengenai tambahan sanksi dari pemerintah Jepang, Perdana Menteri Fumio Kishida juga menyampaikan pendapatnya. “Kami akan terus melakukan segalanya untuk mengumpulkan informasi dan memantau situasi sambal memastikan perdamaian dan keamanan negara kami”, ungkap Kishida.

Rudal yang Jatuh dalam ZEE Jepang

rudal korea utara aomori
Seorang pejalan kaki melewati televisi besar yang menayangkan insiden uji coba rudal Korea Utara menuju ke perairan Jepang, 250km dari Aomori, pada 15 September 2017. | Gambar: AFP-JIJI via The Japan Times

Sebagai tambahan informasi, pada awal tahun ini, Korea Utara melakukan serangkaian peluncuran rudal. Bahkan, pada 24 Maret lalu, mereka juga meluncurkan sebuah rudal jenis baru yang merupakan jenis rudal balistik antar benua.

Sayangnya, peluncuran rudal “antar benua” tersebut jatuh dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.

Hal ini dan beberapa hal lain seperti pengembangan nuklir Pyongyang serta penculikan warga negara Jepang pada medio 70 hingga 80-an, oleh Korea Utara, menjadi sebuah penghalang.

Adanya beberapa peristiwa tersebut, menjadi sebuah batu sandungan yang menyulitkan Jepang dan Korea Utara menormalkan hubungan diplomatik mereka.

Peristiwa Penculikan 17 Warga Jepang

Terkait peristiwa penculikan pada masa lalu tersebut, setidaknya ada 17 warga negara Jepang yang tercatat sebagai korban penculikan. Dari jumlah tersebut, 5 diantaranya akhirnya bebas dan pulang pada kediamannya pada tahun 2002.

Namun, 12 orang lainnya yang menjadi korban penculikan tidak dapat menikmati kebebasan mereka. Terhentinya pembicaraan antara Jepang dan Korea Utara mengenai kepulangan sisa korban menjadi alasan.

Selain itu, negara tetangga Korea Selatan ini juga menyatakan 12 orang tersebut sudah meninggal atau tidak pernah memasuki negara mereka.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.