Melansir dari Kyodo News, para menteri luar negeri dari negara-negara yang tergabung dalam Group of Seven (G7) berjanji pada (27/2) untuk bekerja sama dalam sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.
Mereka juga akan memberikan dukungan kepada Ukraina dalam invasi yang Rusia lakukan.
Mengutuk keras agresi Kremlin, Kepala Kebijakan Luar Negeri G7 juga menggarisbawahi dukungan mereka untuk kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial pada pertemuan daring mereka.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba sempat ikut dalam pertemuan tersebut. Dia mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan dari negara-negara G7.
Mengumumkan keputusan untuk mengeluarkan berbagai bank Rusia dari sistem SWIFT, para pemimpin kelompok tersebut mengeluarkan pernyataan bersama bahwa, “Perang Rusia merupakan sebuah serangan terhadap aturan dan norma internasional mendasar yang telah berlaku sejak perang dunia kedua.”
Peran Jepang sebagai Negara Anggota
Menteri Luar Negeri, Yoshimasa Hayashi mengatakan pada pertemuan daring G7 bahwa Jepang akan bergabung dalam upaya untuk mengecualikan beberapa bank Rusia dari SWIFT.
Kebijakan tersebut telah diumumkan oleh Perdana Menteri Fumio Kishida beberapa jam sebelumnya.
Menteri Hayashi juga mengatakan Jepang akan membekukan aset yang Presiden Rusia Vladimir Putin miliki dan pejabat pemerintah Rusia lainnya. Serta memberikan bantuan kemanusiaan darurat senilai $100 juta kepada Ukraina.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken menyambut baik sanksi keuangan tambahan Jepang terhadap Rusia.
Mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut menunjukkan persatuan dan tekad Amerika Serikat, Jepang, dan mitra G7 lainnya untuk menghentikan agresi Rusia di Ukraina.
“Negara-negara G7 tidak pernah lebih selaras di seluruh dunia daripada untuk membela dan melestarikan kebebasan dan kedaulatan Ukraina.” Pernyataan dari Menteri Blinken.
Dia juga menambahkan bahwa langkah kuat dan tegas Jepang akan membantu membebankan biaya besar pada Rusia. Serta menggagalkan kemampuan mereka untuk mengobarkan perang di Ukraina.
Artikel ini merupakan bagian dari Laporan Spesial “Invasi Rusia di Ukraina” garapan redaksi Nawala Karsa.
