Dmitry Medvedev: Rusia Tetap Lanjutkan Perang di Ukraina

Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengungkapkan Rusia akan terus melanjutkan kampanye militer mereka terhadap Ukraina, apa penyebabnya?

Dmitri Medvedev: Rusia Lanjutkan kampanye militer terhadap Ukraina

Rusia tetap berpegang teguh pada keputusannya dalam lanskap perang antar negara menghadapi Ukraina.

Yang terbaru, pada Jumat (26/8) lalu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, mengungkapkan bahwa Rusia tidak akan menghentikan kampanye militer mereka pada Ukraina.

Bahkan, Rusia tetap akan menggempur pertahanan Kyiv meskipun Ukraina mengurungkan niatnya untuk bergabung dengan NATO.

Apa alasan Dmitry Medvedev mengungkapkan hal ini? Apakah ini artinya Rusia akan terus melanjutkan kampanye militer mereka terhadap Ukraina apa pun kondisinya?

Batal Bergabung dengan NATO Tidak Cukup

Dmitry Medvedev

Dalam wawancara yang dilakukan Dmitry Medvedev dengan televisi Prancis pada Jumat (26/8) lalu, mantan Presiden Rusia ini mengungkapkan beberapa hal.

Salah satunya adalah pembatalan aliansi Ukraina dengan Atlantik Utara merupakan hal yang penting saat ini. Namun, sayangnya hal itu belum cukup untuk menciptakan perdamaian.

Mengenai hal ini, Dmitry mengungkapkan bahwa Rusia memiliki tujuan untuk “denazifikasi” Ukraina.

Mereka tidak akan berhenti melanjutkan kampanye militer hingga tujuan tersebut tercapai. Hal ini, menurut Kyiv dan negara-negara barat, adalah hal tak berdasar untuk melakukan serangan militer terhadap Ukraina.

Meskipun demikian, Dmitry juga mengungkapkan bahwa pihaknya siap untuk melangsungkap diskusi dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy.

Namun, dia mengungkapkan ada syarat-syarat tertentu yang harus mereka penuhi.

Bantuan Amerika Serikat terhadap Ukraina Bukan Ancaman Bagi Rusia

Rudal peluncur ganda, Himars

Sejak serangan militer Rusia alias perang langsung dengan tetangganya yakni Ukraina, kedua negara ini sudah beberapa kali melakukan negosiasi dan diskusi.

Namun, upaya tersebut tidak memberikan dampak positif untuk mengakhiri serangan yang dilakukan oleh Rusia.

Serangan militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina membuat banyak pihak mengecam tindakan tersebut.

Namun, Rusia tetap melanjutkan serangan yang mereka lakukan. Bukan hanya itu, Dmitry juga mengungkapkan bahwa meskipun Ukraina mendapat dukungan serta bantuan dari negara lain, hal itu bukanlah ancaman substansial bagi Rusia.

Terkait bantuan, Dmitry mengacu pada senjata dari Amerika Serikat yang dikirimkan pada Ukraina, salah satunya adalah peluncur roket ganda HIMARS.

Namun, kondisi bisa merubah menjadi ancaman apabila pasokan senjata Amerika Serikat terhadap Rusia bisa digunakan untuk target dalam jarak jangkauan yang lebih jauh.

Jadi, dalam peluncur roket ganda pasokan dari Amerika, dapat mengenai target dengan jarak sekitar 70 Km bukanlah ancaman serius bagi Rusia.

Namun, apabila jangkauannya bisa mencapai 300-400 Km, Rusia menganggapnya sebagai ancaman, karena akan mencapai wilayah mereka.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.