Siap Lakukan Invasi? China Kembali Ancam Taiwan

Republik Rakyat China kembali ancam Taiwan. Ancaman tersebut kembali digaungkan setelah negara tersebut mengadakan lagi latihan militer.

Konflik China Taiwan Perang Ancam
Ilustrasi konflik di perairan Formosa antara China, Taiwan, dan Amerika Serikat | ILUSTRASI: Energy Intellegence

Sekali lagi, Republik Rakyat China kembali ancam negeri demokratis Taiwan. Ancaman tersebut kembali memperkeruh situasi konflik antara China dan Taiwan serta mampu memicu perang.

Ancaman yang dilayangkan pada negara yang terletak di kepulauan Formosa tersebut didasari atas latihan militer yang digelar baru-baru ini.

Taiwan Persiapkan Diri dari Serangan China

Latihan militer yang dilakukan oleh Taiwan baru-baru ini dilakukan kembali untuk mencegah adanya hal yang tak terduga, termasuk menangkal serangan dari China.

Dalam pekan ini saja, militer Taiwan kembali menggelar latihan militer untuk mencegah hal tersebut terjadi. Meski penuh tekanan dari China, Taipei tetap berniat untuk mempertahankan keamanan negara tersebut.

Ditemui wartawan di Pangkalan Udara Hsinchu, Taiwan, Letnan Kolonel Angkatan Udara Taiwan Wu Bong-Yeng menyebut bahwa hal yang paling penting (dari latihan militer ini) adalah untuk menjaga airspace dan keamanan nasional negara tersebut.

Beijing Peringatkan Negara Asing yang Dukung Taiwan

Kantor Urusan Taiwan di China Konferensi Pers Konflik
Ruangan konferensi pers Kantor Urusan Taiwan di China (Taiwan Affairs Office) di tahun 2019 | FOTO: CGTN, Media Pemerintah milik China

Sementara itu, Beijing melalui Kantor Urusan Taiwan China mereka menyebut bahwa mereka tetap berkomitmen dalam menjaga kedaulatan serta integritas negara Republik Rakyat Tiongkok.

Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di China menyebut jika negara yang dianggap Beijing sebagai separatis itu hendak memerdekakan diri, maka China tidak akan segan untuk menghancurkan mereka.

Melansir dari Associated Press, China juga memperingatkan sejumlah negara asing yang berani mengintervensi urusan tersebut, termasuk mendorong kemerdekaan Taiwan.

“Dukungan jahat untuk kemerdekaan Taiwan di antara elemen anti-China di beberapa negara asing merupakan bentuk provokasi yang disengaja,” ujar Ma Xiaoguang dalam konferensi pers pada hari Rabu (11/1).

“Kami menyerukan pada negara-negara yang dimaksud untuk menghentikan sinyal dukungan yang salah pada ‘pasukan separatis’ kemerdekaan Taiwan,” tambah Ma, “dan berhenti ‘bermain’ dengan konflik Taiwan.”

Konflik Panjang China dan Taiwan Terus Berlanjut

Sepanjang tahun 2022, konflik diantara kedua negara terus saja berkecamuk. Selain ancam Taiwan, China juga kerap kali mengirim sejumlah kapal perang serta jet tempur ke wilayah perairan Formosa.

Dalam sejumlah kesempatan, kapal dan pesawat tempur tersebut juga melewati garis tengah dari Selat Taiwan.

Bahkan pada Desember lalu, China mengirimkan sebanyak 71 pesawat tempur serta 7 kapal perang ke perairan Taiwan. Ini adalah pengerahan militer terbesar China sepanjang tahun 2022.

Hingga kini, China masih mengklaim bahwa kepulauan Formosa merupakan bagian dari negara tersebut. Disisi lain, Taiwan menyatakan secara berulang bahwa mereka adalah negara yang merdeka, dibawah nama Republik Cina.

Situasi ini terus menjadi pelik, konflik antara China dan Taiwan terus memanas dan sewaktu-waktu dapat memicu perang diantara keduanya. Dan dapat merugikan banyak pihak di masa yang akan datang.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.