KPI Minta Rajawali Televisi Perbanyak Konten Acara Lokal

Rajawali Televisi KPI RTV

Baru-baru ini, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta stasiun televisi Rajawali Televisi atau RTV untuk melaksanakan sistem stasiun jaringan (SSJ) secara optimal dengan menyiarkan lebih banyak konten acara lokal.

Apakah ini berita baik atau buruk? Daripada bingung dan salah paham, yuk kita cari tahu bersama!

Siaran Konten Lokal Belum Mencukupi

Permintaan KPI tersebut dinyatakan berdasarkan data yang dikumpulkan oleh KPI Pusat dan hasil pengawasan SSJ oleh KPID terhadap stasiun-stasiun televisi di Indonesia. Berdasarkan data tersebut, konten acara lokal yang ditayangkan oleh RTV di 33 provinsi belum mencapai angka 10%.

Hal ini juga didasari oleh kunjungan Komisioner KPI Pusat, Mohamad Reza, ke RTV Gorontalo pada beberapa waktu lalu. Reza menemukan bahwa siaran RTV minim program lokal. Jika dijumlahkan, total waktu siaran lokal dari RTV berada di bawah satu jam setengah, yang berarti tidak menyentuh angka 10% seperti yang telah diminta dalam UU Penyiaran.

Dilansir dari situs resmi, KPI segera menghimbau Rajawali Televisi untuk segera memperbanyak konten siaran lokal di seluruh wilayah jaringan mereka sehingga dapat mencapai angka 10%.

“Data ini kami jadikan catatan untuk RTV agar segera memenuhi porsi tersebut,” kata Reza saat ditemui dalam proses Evaluasi Dengar Pendapat (EDP) permohonan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran (IPP) dari PT Metropolitan Televisindo pada hari Sabtu (19/9).

Konten Lokal RTV Tidak Up to Date

Selain itu, Reza juga mengatakan bahwa banyak program lokal Rajawali Terlevisi yang tidak up to date.

“Hal ini harus menjadi catatan RTV pusat untuk memberi perhatian pada jaringan televisinya di daerah supaya dapat memaksimalkan potensi lokalnya. Siaran lokal ini penting, karenanya saya meminta komitmen dari RTV untuk perbaikan,” ujar Reza kepada pimpinan dan direksi RTV yang hadir dalam acara EDP tersebut.

Pendapat tersebut didukung oleh salah satu Komisioner KPI Pusat lainnya, Aswar Hasan. Setelah melihat kurangnya siaran lokal RTV di wilayah Sulawesi Selatan, Anwar mendukung hal tersebut. Setelah berkoordinasi dengan KPID Sulsel, ia menyatakan bahwa siaran konten lokal RTV belum maksimal. Ia meminta RTV untuk segera memperbanyak konten lokal karena angka 10% untuk siaran lokal dari stasiun-stasiun televisi Indonesia merupakan kewajiban yang sudah diatur dalam UU Penyiaran.

Tanggapan dari RTV

Menanggapi permintaan KPI, Ananto, perwakilan dari RTV, mengungkapkan bahwa mereka berjanji untuk segera memperbanyak siaran lokal.

“Kami akan coba ke depan untuk ditingkatkan. Ini PR kami berikutnya,” kata Ananto dalam jawabannya yang disampaikan secara daring.

Odi Solahudin, panelis EDP dari komunitas Pegiat Anak Indonesia, juga memberi saran kepada RTV untuk bekerja sama dengan komunitas-komunitas di Indonesia untuk membuat konten lokal. Menurutnya, jika komunitas ikut serta dalam konten-konten lokal, mereka akan menambah variasi acara dan meningkatkan kreativitas.

Selain komunitas, RTV juga dapat bekerja sama dengan instansi yang dapat membantu untuk menciptakan acara-acara ramah anak yang berkualitas. Salah satunya dengan mengembangkan acara talk show tentang anak, namun yang ditekankan adalah sisi potensi anak dan bukan permasalahannya.

“Contohnya seperti kasus bullying, bukan adegannya yang dibahas, tetapi lebih kepada edukasi bahwa bullying tidak boleh dilakukan,” kata Odi.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.