Mengenal Muse Asia, Distributor Anime Resmi di Asia dan Gratis di YouTube!

Di platform YouTube belakangan ini, sejumlah konten video anime muncul di laman utama situs web berbagi video tersebut. Konten anime tersebut dihadirkan oleh Muse Asia. Konten yang ada juga up-to-date mulai dari anime musim semi tahun 2019 seperti Hitoribocchi, No Guns Life, hingga Welcome to Demon School! Iruma-kun.

Konten anime tersebut juga hadir dalam dua subtitle yang berbeda, yaitu dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Cina (Simplified). Kendati demikian, konten-konten tersebut bukanlah konten ilegal atau yang sering kita sebut dengan bajakan. 

Mengapa seperti itu? Hal itu dikarenakan Muse Communication Singapore Pte Ltd (perusahaan yang mengurusi kanal YouTube tersebut) merupakan perusahaan cabang dari Muse Communication Taiwan yang telah lama mengurusi distribusi konten anime di kawasan Asia Pasifik sejak tahun 1992 dan memiliki berbagai cabang di sejumlah tempat, salah satunya di Shanghai, Hongkong, dan Jepang . Ekspansi Muse ke Asia Tenggara dimulai sejak Maret 2019 silam, dengan kantor cabang yang terbaru terletak di Singapura.

[letsinfoup]

Pada gelaran Creators Super Fest AFA Jakarta bulan Oktober lalu, kami berkesempatan untuk mewawancarai General Manager dari Muse Communication Singapore Pte Ltd Jeff Lee Chien-fu, untuk mengenal Muse lebih lanjut.

“Apa yang kami lakukan adalah kami menargetkan market di Asia Tenggara, dan kami membawa konsep baru ke komunitas penggemar anime -tak hanya di event dan merchandise– dengan demikianlah kami membuat kanal YouTube tersebut,” ujar Jeff, “Kami ingin membangun intellectual property, karena kami paham bahwa di Indonesia sulit mendapatkan konten anime yang baik, jadi kami memberikan kepada para penggemar [konten tersebut] secara gratis, dan kami dapat melawan pembajakan dengan cara tersebut.”

Alasan lain yang membuat Muse untuk mengunggah konten-konten tersebut di YouTube sendiri, selain gratis untuk disaksikan, adalah untuk memberantas konten anime bajakan atau ilegal yang telah tersebar di platform tersebut. “Audiens pada umumnya membayar lebih untuk menyaksikan anime secara legal, sebut saja melalui Animax atau Aniplus,” jelas Jeff saat kami temui di CSF AFA Jakarta, “Tetapi saat ini kami berikan secara gratis [konten anime tersebut], kamu suka anime-nya, kamu suka merchandise-nya, dan disitu revenue-nya akan muncul.”

Muse pada dasarnya melakukan marketing pada Intellectual Property yang mereka miliki, dan kami tidak meminta sepeserpun biaya dari para penonton. Walaupun begitu, ada sejumlah kendala yang harus Muse Communication hadapi ketika menjalankan konsep dan prinsip ‘yang cukup radikal’ tersebut, sejumlah perusahaan Jepang tidak menyukai prinsip license holder dan membuka kanal YouTube untuk konten anime tersebut.

“Konten anime yang Jepang produksi tidak sepenuhnya menjangkau Asia Tenggara,” tutur Jeff, “Dan kami tahu bahwa banyak penonton kami yang menggunakan situs bajakan seperti Kissanime dan situs tersebut mengambil video tersebut secara cuma-cuma dan akan menguntungkan mereka sendiri sementara keuntungan tersebut tidak masuk kepada pemegang lisensi sama sekali.” Dengan demikian, Muse Communication memutuskan untuk mengunggah konten-konten tersebut secara gratis melalui YouTube agar nantinya dapat melawan pembajakan konten anime.

“Kami terus berusaha mengajak mereka guna meng-approve konten video anime tersebut untuk dapat diunggah di YouTube,” jelasnya, “Mungkin nanti kami juga akan menawarkan langganan untuk anime yang sekiranya tak dapat ditayangkan secara ‘cuma-cuma’ sekurang-kurangnya seharga 2 Dolar AS.” YouTube sendiri dipilih oleh Muse Communication lantaran platform tersebut memiliki engagement yang paling tinggi, dan dapat menjangkau semua orang. Saat ini, 3 negara yang menjadi penonton setia di kanal Muse Asia adalah Filipina, Malaysia, serta India.

muse asia Jeff Lee Chien-fu General Manager Muse Communication Singapore Pte Ltd
Jeff Lee Chien-fu, General Manager dari Muse Communication Singapore Pte Ltd, saat kami temui di CSF Jakarta

Muse Communication di Taiwan sendiri berfokus pada manufactoring product, pengelolaan IP yang telah ada, serta melakukan sejumlah ekspansi judul-judul anime yang ada. Salah satu anime dibuat co-production dengan Muse Communication adalah ‘If It’s For My Daughter, I’d Even Defeat a Demon Lord‘ serta ‘The Ones Within’.

“Di Muse Singapore sendiri kami meluncurkan toko online kami yang bernama Hakken, yang merupakan sub-branch dari Muse yang berfokus ke online retailing merchandise,” ujar Jeff, “Jadi kami juga dapat merilis merchandise yang tidak kami license, misalnya Fate Grand Order.”

Tentu saja selain Hakken adalah kanal YouTube Muse Asia, yang telah memiliki 269 Ribu pelanggan serta banyak playlist seri anime yang tersedia dalam subtitle bahasa Inggris dan China. Selain itu, Muse Communication Singapore tengah membawa film Bang Dream ke Singapura. “Dan kami harapkan dapat memboyongnya juga ke negara-negara di Asia Tenggara lainnya,” tuturnya.

Lantas bagaimana Muse mendapatkan keuntungan dibalik konten-konten Anime yang telah mereka unggah di kanal YouTube tersebut? Sebenarnya tidak ada keuntungan yang didapat dari mengunggah konten anime tersebut di kanal tersebut. Namun, Jeff menyebut, bahwa mereka mengambil keuntungan dari penjualan serta video unboxing merchandise yang dijual di Hakken.

Selain itu, Muse Asia memiliki keuntungannya sendiri dengan menggunakan platform YouTube. Dengan kehadiran mereka secara resmi di platform tersebut, mereka dapat meminta YouTube untuk melakukan takedown pada konten-konten anime ilegal yang ada disana dengan lebih cepat. “Sebelumnya kami harus membuat surel kepada YouTube, memberikan banyak detil informasi untuk melakukan takedown pada video-video itu,” jelasnya, “Dengan ini kami cukup memberikan link [konten] YouTube kami dan mereka akan memprosesnya dalam waktu 24 jam.”

Saat ini belum ada rencana kedepannya mengenai kanal Muse Asia tersebut. “Kecuali untuk urusan Subscription kedepannya, apabila pihak dari Jepang setuju,” jawab Jeff, “Karena saat ini mereka belum sepakat mengenai hal [kanal YouTube] tersebut.” Walau begitu, apabila layanan subcription itu memang telah dilaksanakan, tidak semua konten anime tersebut akan di-set sebagai berbayar.

“Kalau dari pihak Jepang meminta untuk jangan dibuat gratis maka akan kami akan atur sebagai berbayar, namun apabila ada yang bisa kami rilis secara gratis maka kamu dapat menyaksikannya secara gratis,” jelas Jeff.

Dari semua hal tersebut, bagaimana nantinya apabila ada yang sengaja mengunduh konten anime gratis tersebut di komputer mereka? Jeff sendiri menyarankan agar tidak melakukan hal tersebut, hal tersebut akan memakan banyak space pada hard disk dan akan terlihat sangat pointless karena konten tersebut dapat disaksikan langsung dan gratis di YouTube.

“Dan terlebih, jangan mengunduhnya untuk profit,” tuturnya, “Karena pada akhirnya, semua orang hanya akan menonton anime untuk kepentingannya sendiri.” Tak perlu lagi menggunakan Torrent, sudah ada YouTube, fast!

 


Bagi kalian yang ingin tahu mengenai Muse Asia bisa cek di link berikut. Jangan lupa klik “Subscribe” dan nyalakan notifikasinya, ya!


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.