Antisipasi Serangan Harimau, Warga Diimbau Menggunakan Topi Terbalik

Antisipasi serangan harimau
Nawala Karsa - Squidward memakai topi terbalik

Serangan harimau belakangan ini membuat warga kota Pagaralam, Sumatera Selatan resah dan khawatir diserang saat melakukan aktivitas di luar rumah. Hingga muncullah himbauan untuk memakai topi terbalik.

Dikutip dari Kompas, Kepolisian setempat mengimbau warganya untuk memakai topi terbalik dan topeng untuk meminimalisir serangan harimau.

Tindakan tersebut dilakukan karena umumnya Harimau selalu menerkam mangsanya dari arah belakang, sehingga jika memakai topi dan topeng terbalik akan mengecoh harimau tersebut.

“Warga juga diimbau pakai topi terbalik ketika di kebun untuk mengelabui harimau. Karena harimau biasanya akan menyerang dari belakang. Harimau tidak akan menyerang kalau melihat wajah kita, “kata Kapolsek Dempo Selatan, Kota Pagaralam Iptu Zaldi Jaya.

Topi Terbalik, dibalik Tewasnya Dua Warga

Terhitung sejak dua minggu yang lalu, warga kota Pagaralam, Sumatera Selatan diresahkan dengan kemunculan harimau di kebun mereka, sehingga warga pun waswas saat berkebun.

Terlebih sebelumnya, tercatat ada dua warga tewas setelah diserang harimau. Zaldi menjelaskan bahwa kedua warga yang berprofesi sebagai petani kopi tersebut diserang harimau saat berkebun di kebun kopi mereka, terlebih lokasi tewasnya dua warga tersebut berdekatan.

Diduga harimau tersebut kelaparan sehingga menyasar ke perkebunan warga. “Kalau untuk perburuan sejauh ini belum ada. Dugaannya harimau itu lapar sehingga berkeliaran di dekat kebun warga. Di sini dugaannya ada tiga ekor harimau, itu didapatkan dari keterangan warga yang melihat,”. Tambah Zaldi.

Saat ini petugas sedang mengolah Tempat Kejadian Perkara untuk memastikan kabar tentang serangan harimau yang meneror warga sekitar yang diduga telah masuk perkebunan milik warga.

Sementara itu Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Genman Suhefti Hasibuan sebelumnya telah mengimbau warga sekitar untuk tidak berkebun sementara waktu karena lokasi kebun milik warga berada di kawasan hutan lindung dan habitat harimau sumatera.

Korban kemungkinan menggarap di dalam hutan lindung, padahal Muspida Pagaralam beberapa hari lalu, sudah mengimbau agar menghentikan aktivitas di dalam Kawasan hutan lindung yang dapat mengganggu keberdaan harimau,” ujar Genman.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.