Indonesia TV Roundup Maret 2020: Gara-Gara Corona

Indonesia TV Roundup Maret 2020 Ngobrolin TV, Indonesia TV Roundup , TV COVID-19, TVRI Covid-19, tvri, rcti, konferensi pers satgas covid-19

Halo. Saatnya kembali, kita Ngobrolin TV. Kali ini kita membahas rekap singkat dunia pertelevisian kita pada Maret 2020 dalam Indonesia TV Roundup.

Maret, Penyiaran Mulai Terhempas Perlahan

Berbeda dengan isu penyiaran tanah air Februari lalu yang panas karena persaingan, di bulan Maret, seperti yang sudah dikhawatirkan di podcast sebelumnya, isunya mengarah ke hal yang cukup mengkhawatirkan sebenarnya. Tapi sebelum itu, kita akan bahas beberapa isu menarik yang terjadi.

Kita mulai dengan grup Emtek terlebih dahulu, dimana mereka memperkuat cengkeramannya di pasar luar negeri, secara khusus di Singapura. Emtek melalui Indonesia Entertaainment Group berhasil memperkuat kerjasama dengan Starhub dalam menambah konten Indonesia di sana. Terhitung mulai 12 Maret, terdapat 3 saluran baru di TV berbayar tersebut, yaitu Citra Entertainment, Karisma dan Pawagam Indonesia.

Sebelumnya, IEG hadir di Singapura melalui Starhub dengan jalur yang berbeda. Ketika itu IEG sebatas menyediakan acara tertentu untuk saluran Hub Sensasi. Selain di StarHub, IEG juga hadir melalui Singtel, yaitu dengan saluran Citra Drama dan Pesona HD sejak 2018.

Bagaimana dengan MNC Group? Saluran andalan mereka, MNC Channel, ternyata telah undur diri dari layar StarHub TV. Bisa jadi, ini yang menjadi penyebab saluran ini berganti nama menjadi OKTV. Walaupun demikian, MNC masih memiliki Drama Channel di Singtel TV.

Harus diakui, konten Indonesia tergolong susah dijual di negara-negara bukan serumpun. Dalam catatan saya, ada Ala Chef with Farah Quinn yang pernah mengudara di Asian Food Channel serta Just Duet dari NET yang lisensinya pernah dibeli SIC Portugal.

Topas ePlus, Identitas Baru Topas TV

Masih dari industri TV berbayar, kali ini ada Topas TV yang berganti nama menjadi Topas eplus. Perubahan identitas ini bertepatan dengan 8 tahun mengudaranya Topas TV.

Perubahan ini tentunya bukan sekadar ganti nama. Nampak jelas bahwa Topas eplus ingin mengubah strategi dalam menjual layanannya. Sebagaimana diketahui, sebelumnya Topas TV mengandalkan layanan bertarif murah, bahkan paketnya dapat dibeli untuk hitungan tahun dengan harga jauh lebih murah dibandingkan kompetitornya. Kenapa bisa murah? Karena Topas TV memangkas habis biaya iklannya, bahkan menawarkan jasa iklan baris di layanannya.

Strategi ini memang bagus untuk meraih pelanggan, namun tidak untuk keberlangsungan jangka panjang, karena bagaimanapun, menguangkan pelanggan jauh lebih sulit ketimbang mendapatkan pelanggan.

Alhasil, Topas TV menggunakan pendekatan berbeda dengan nama barunya. Sebagai Topas plus, ia menawarkan layanan dengan tariff setara TV berbayar competitor, di harga 60 ribu untuk paket regular dan 90 ribu untuk paket premium, walaupun jumlah saluran yang tersedia tergolong sedikit yakni hanya 30 saluran, itupun sebagiannya saluran gratis.

Tak hanya dari segi harga, segi layanan pun dirombak. Tahun ini mereka resmi meninggalkan satelit Palapa D menuju Chinasat 10, berdekatan dengan Skynindo. Selain itu, Topas eplus juga berencana memasuki ranah TV streaming lewat aplikasi yang akan diluncurkan di masa mendatang.

TVRI Kacau Lagi?

Bukan Nawala Karsa kalau tidak membahas TVRI. Jika selama ini kita menganggap isu pemecatan Dirut TVRI sudah cukup, ternyata belum. Pada 27 Maret 2020, Dewas TVRI kembali memberhentikan 3 direktur TVRI, yaitu Apni Jaya Putra (Direktur Program dan Berita), Isnan Rahmanto (Direktur Keuangan) dan Tumpak Pasaribu (Direktur Umum).

Dewas menyebut alasan pemberhentian ketiga dirut tersebut karena mereka dianggap memicu ketidakharmonisan internal TVRI, selain tentunya, lagi-lagi, persoalan tunda bayar hak siar Liga Inggris.

Sebenarnya sulit untuk menanggapi lebih jauh mengenai hal ini, karena persoalannya terjadi dari dua sisi. Di bulan sebelumnya kita telah bahas jika Dewas melakukan seleksi dirut tanpa sepengetahuan DPR RI, yang kemudian berpotensi merugikan negara karena mengakibatkan bertambahnya pengeluaran di luar anggaran.

Yah, sepertinya kisruh ini akan sulit berakhir, mengingat potensi cuci gudang di kedua belah pihak sangat mungkin terjadi. Jika sudah begini, siapa yang rugi? Ya tentu saja TVRI.

Penyiaran Terdampak COVID-19

Nah, barulah kita masuk ke bahasan utama kita, yaitu penyebab industri penyiaran kita tiba-tiba terempas. Tentu saja, ini berkaitan dengan pandemic COVID-19 yang resmi menyerang Indonesia pada akhir februari. Saat podcast ini direkam, sudah 1528 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi, dengan 81 kasus sudah dinyatakan sembuh dan 136 kasus meninggal dunia.

Akibat dari pandemic ini terhadap industry penyiaran tentu dapat kita lihat di layar kaca kita. Dimulai dengan dibatalkannya acara konser music di NET, diliburkannya sejumlah ajang olahraga – termasuk liga 1 dan liga 2 yang baru saja mulai, sinetron kita yang berhenti syuting, acara hiburan dan talkshow tanpa penonton di studio, dan masih banyak lagi.

Belum lagi, pandemic ini membuat informasi di sejumlah TV berita menjadi sewarna: coklat keemasan, alias goreng terus! Isu ini dikupas sedemikian rupa, kadang juga dihadirkan dalam wawancara yang nyaris tanpa solusi. Mau gimana lagi, banyak pihak yang ingin bersuara, cari panggung, di tengah kondisi yang mencemaskan seperti ini.

Bagi stasiun TV, ini jelas keuntungan, karena semakin banyak orang yang ingin mengikuti kasus ini setiap detiknya, semakin tergoreng emosinya, semakin tinggi pula angka ratingnya. Ujung-ujungnya, iklan, profit.

Kalau sudah begini, saya hanya bisa menyarankan kepadda siapapun yang mendengar podcast ini, yuk kita sama-sama diet informasi. Cari informasi soal COVID-19 tidak perlu setiap detik, cukup atur waktu tertentu saja. Untuk kasus ini, TVRI sudah cukup baik dengan menyiapkan jam-jam khusus untuk informasi COVID-19, termasuk konferensi pers dari satgas COVID-19 sekira pukul 15.00 WIB. Sisanya, manfaatkan untuk berkegiatan yang positif, mencari sesuatu yang bisa menenangkan batin.

Oh ya, Selama COVID-19 jangan lupa istirahat yang cukup, jaga kesehatan, jaga jarak dulu dengan sesama, kurangi aktifitas yang nggak penting-penting amat. Dan pastinya baca informasi yang menarik dan bermanfaat di nawalakarsa.id.

Sekian untuk Indonesia TV Roundup bulan Maret 2020, dan sampai ketemu di bulan April.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.