Lewat Stiker Let’s Talk, Facebook Ajak Kamu Peduli Kesehatan Mental

Peduli kesehatan mental, Facebook luncurkan stiker Let's Talk
Source: Facebook

Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia pada 10 Oktober, Facebook meluncurkan paket stiker Let’s Talk. Hadirnya paket stiker ini merupakan upaya media sosial besutan Mark Zuckerberg itu dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.

Sebanyak 16 stiker dapat digunakan di aplikasi pesan pribadi Messenger. Untuk merancang stiker tersebut, World Health Organization (WHO) dilibatkan dalam menentukan pesan yang dimunculkan.

Tidak hanya berupa stiker, Facebook juga menyediakan filter khusus Let’s Talk untuk layanan Facebook Stories. Filter ini dapat menjadi ajakan bagi teman yang masih berjuang untuk mendapatkan dukungan.

Ide di balik inisiatif ini sederhana. Media sosial terutama layanan pesan instan sering menjadi tempat ternyaman untuk meluapkan perasaan. Hal ini diamini oleh 80% responden yang disurvei oleh Facebook di Inggris, Amerika Serikat dan Australia.

 

Kumpulan Stiker Let's Talk yang dihadirkan FacebookTidak hanya meluncurkan, Facebook juga akan mendonasikan US$ 1 untuk setiap stiker seri Let’s Talk yang digunakan. Facebook menargetkan penghimpunan dana sejumlah US$ 1 juta dari kampanye ini.

Nantinya, dana yang terkumpul akan disalurkan kepada 10 yayasan yang berkutat di bidang kesehatan mental. Kesepuluh yayasan tersebut tersebar di berbagai negara.

Kesehatan Mental di Indonesia: Mahal dan Minim Perhatian

Isu kesehatan mental terjadi di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Sayangnya, walaupun sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, isu ini nyaris luput dari perhatian masyarakat.

Faktor penyebab yang sering ditemui di masyarakat adalah rendahnya pemahaman mengenai kesehatan mental. Alih-alih mencari pengobatan medis, masyarakat sering terjebak dengan hal-hal adikodrati sebagai penyebab terganggunya psikis seseorang.

Faktor keluarga juga turut memengaruhi hal tersebut. Tak jarang gangguan mental terjadi pada anggota keluarga yang tidak terbuka satu dengan yang lain dalam mengutarakan perasaannya.

Lebih parah lagi, fasilitas untuk menanggulangi masalah ini juga terbatas. Dikutip dari KataData, Indonesia hanya memiliki 43 Rumah Sakit Jiwa dan 1.563 tenaga psikologi klinis. Selain itu, setiap 1 psikiater harus melayani 300-400 ribu jiwa.

Tak pelak hal ini membuat biaya pengobatan gangguan mental menjadi mahal. Dikutip dari detikcom, untuk biaya pengobatan saja bisa mencapai Rp 3 juta per bulan, di luar rawat inap dan hal tak terduga.

Walaupun demikian, masalah biaya saat ini bisa sedikit berkurang. Pemerintah melalui Perpres 82 tahun 2018 telah memasukkan perlindungan penyakit kejiwaan secara medis ke dalam layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS).


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.