Bagaimana Budaya Pop Jepang Membentuk Identitas Jepang?

Pada tanggal 28 April 2018, Japan Foundation Jakarta kembali mengadakan Japanscope. Acara ini di navigatori oleh Susy Ong, sementara itu, Presenter pada Japanscope kali ini adalah Hendy Reginald dan Citra Rindu Prameswari.

Acara kali ini membahas mengenai Budaya Pop Jepang yang menjadi pembangun di dalam identitas Jepang. Sebagai pengantar, presenter Citra membeberkan tentang Ko-Produksi antara Jepang-Indonesia serta Jepang-Korea.

Citra Rindu Prameswati membahas tentang Ko-Produksi Jepang-Indonesia

Sebelum membuka materi, Citra membahas mengenai “Mise en Scene”, yang pada dasarnya adalah semua yang diatur dalam shot video, dalam sebuah video pasti memiliki sebuah pesan dalam satu shot. Tiap adegan yang masuk kedalam sebuah shot video memiliki arti-arti tertentu.

Dalam materi yang disebutkan, Citra menyinggung beberapa proyek hasil kerjasama antar Korea dan Jepang yaitu Friends (2002)  dan Proyek Indonesia dan Jepang yaitu Aishiteru (2013) . Friends merupak

an hasil kerjasam dari MBC Korea dan TBS Jepang. Sementara Aishiteru merupakan kerjasama antara DNA Production yang ditayangkan di KompasTV dan Fuji TV.

Dalam kedua produksi tersebut, dijelaskan mengenai penyampaian sebuah pesan dalam potongan video. Memiliki “subliminal message” seperti dalam High Angle Shot di video pembuka/pengenalan karakter di Friends.

Kali ini, Hendy Reginald akan mempresentasikan mengenai “Kyaragobi” satu akhir yang di tempatkan dalam akhir ucapan sebuah karakter dalam beberapa karakter yang dicuapkan secara intens. Materi kali ini membahas mengenai ciri khas dari Karakter-Karakter, itu disebut dengan “Kyara” atau arti simpel-nya adalah “Ciri Khas”.

Hendy Reginald sedang membahas mengenai Kyaragobi dengan Susi Ong disampingnya.

Output dari Kyaragobi dalam sebuah karakter adalah Literatur, Anime, Manga, Translasi, Fandom dalam Kapitalisme, serta Ciri Khas yang Memorable.

Apabila kita ingin mentranslasi Kyaragobi kedalam bahasa yang lain, kita harus melihat aspek yang ingin disampaikan, apakah kita ingin mengenalkan ciri khas dari sebuah karakter tersebut atau tidak. Biasanya hal tersebut harus dikonsultasikan kepada Editor.

Untuk membuat karakter yang memiliki ciri khas yang dapat diingat, karakter tersebut haruslah memiliki kombinasi dari Dialek, desain karakter, efek suara, Yakuwarigo (Bahasa dalam Peran mereka), catchprase (misalkan ekhem), Seiyuu (Pengisi suara yang setingkat dengan Aktor/Aktris), Theme song, Similiarity (antara karakter dan pembaca), dan terakhir adalah Kyaragobi. Semua aspek tersebut dibutuhkan sekali untuk membangunkan sebuah ciri khas yang dapat kita ingat dalam sebuah karakter.

Acara diakhiri dengan diskusi serta komentar antar audiens. Ada yang menanyakan tentang Industri musik, kemudian pembahasan tentang keberadaan Kyaragobi di karakter FTV di Indonesia, dan lain-lain.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.