Belum selesai polemik TikTok soal dicurigai merekam data pengguna dan diblokir India, kali ini aplikasi terindikasi spyware dan mengancam keselamatan anak-anak!
Terindikasi Spyware, ‘Peretas’ Menyarankan untuk Hapus Aplikasi TikTok!
A guy on reddit reversed engineered #TikTok
Here’s what he found on the data it collects on you
It’s far worse than just stealing what’s on your clipboard: pic.twitter.com/oqaQyYDXT2
— Dan 🇺🇦 (@d1rtydan) June 28, 2020
Mengutip Forbes dan netizen Twitter atas nama Yogi Natakusuma , sebuah utas dari forum teknologi mengungkapkan satu fakta dibalik aplikasi TikTok yang dibuat oleh perusahaan ByteDance asal China.
Salah satu penggunanya dalam forum tersebut, mengaku bahwa Ia meneliti pemograman dari aplikasi tersebut dengan metode reverse engineering, memungkinkan untuk membuka skrip kode yang membangun program tersebut. Dalam penemuannya, Ia ungkapkan beberapa detil yang TikTok ambil informasinya. Diantaranya:
- Hardware ponsel, termasuk prosesor, nomor telepon, nomor perangkat, dimensi layar, ukuran DPI, penggunaan memori, penyimpanan storage, dan lain sebagainya.
- Informasi tentang aplikasi yang terpasang dalam ponsel dan data tersimpan di dalamnya.
- Informasi jaringan (alamat IP, router, titik akses WiFi)
- Status ponsel jika telah di-root atau jailbreak
- Beberapa versi sebelumnya memiliki GPS ping, yang memungkinkan sistem menentukan lokasi persis pengguna kemudian mengirim kembali datanya ke server
- Memiliki proxy server tempatan di ponsel untuk konversi data secara online, namun dapat disalahgunakan karena tidak memakai enkripsi otentikasi.
Bocornya Akses Pengguna ke Publik
Lebih lanjut lagi oleh peretas analis di forum tersebut, aplikasi yang digandrungi kaum muda tersebut memiliki sistem proteksi khusus agar tidak dapat diutak-atik oleh para peretas. Perilaku aplikasi pun akan berubah jika beberapa kali dimodifikasi tanpa izin.
Selain itu, bagi pengguna Android pun ada sebuah file berformat zip yang diunduh secara berkala sebagai komponen pemograman dari aplikasi TikTok. Data dari file tersebut tidak diketahui persis apa fungsinya, namun ditengarai metode tersebut berfungsi selain dari sistem aplikasi TikTok sendiri.
Akses data yang masuk ke aplikasi tersebut pun tidak melewati enkripsi keamanan khusus berbasis HTTPS. Aplikasi tersebut membocorkan email pengguna via sistem pemograman antar muka dari aplikasi tersebut, begitu juga menyimpan informasi tentang data diri asli.
Kesemuanya bisa diakses secara umum beberapa bulan lalu jika diakses melalui program dan metode khusus melibatkan hacking.
Analis: “TikTok itu spyware, terindikasi mengancam anak-anak!”
Terakhir, aplikasi pun mengajak penggunanya untuk tetap menggunakan platformnya, memberikan sensasi ‘viralitas’ postingan. Postingan pertama pengguna TikTok akan kumpulkan sejumlah like, tidak peduli seberapa bagus isi konten yang diunggahkan. Kebanyakan pengguna pun lebih cenderung memposting unggahan susulan agar akunnya lebih terangkat viral di aplikasi tersebut.
Hal ini akan memancing segelintir predator kriminal yang “mengajak” pengguna anak-anak berduet dengan menyanyikan lagu tidak senonoh di dalam platformnya. Ini dikarenakan sekali pengguna tersebut namanya viral di TikTok, banyak pengguna kriminal yang berusia 40-50an manfaatkan momen tersebut untuk melancarkan aksi pedofilianya.
Dilema Akses TikTok di IPhone Hingga Kena Banned!
Sebelumnya, aplikasi terpopuler di Google Play Store dan Apple App Store tersebut mendapati protes atas metodenya “menangkap” perilaku penggunanya di iPhone.
Aplikasi tersebut “mencuri” setiap kata-kata yang dia ketik ketika sedang dipakai, kala sistemnya beroperasi dalam versi iOS 14 beta. Pihak resmi mengatakan masalah sudah dimitigasi dengan menghapus fitur anti-spam untuk mencegah kekeliruan berkepanjangan.
Tidak hanya masalah diatas, pemerintah India putuskan melalui parlemennya untuk memblokir akses keluar masuk TikTok ke internet negara tersebut. Hal ini menyusul kecurigaan pencurian data pribadi sekaligus respons atas konflik India-China di perbatasan bagian utara.
